NovelToon NovelToon
Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Siapa Aku ? Fresha/ Sha Legenda Sang Idola

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Reinkarnasi / Sistem
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: Lingga Mn

Fresha seorang gadis lugu, kurang percaya diri yang viral mirip Sha Artis legend yang telah meninggal 20 tahun.
Setelah kacamata Fresha terlepas maka tanpa sadar Fresha jadi Sha, yang percayadiri , aura bintang dia mulai muncul.
Fresha bisa tahu masa lalu Sha Sangat Legenda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lingga Mn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Peringatan hari meninggalnya Sha

Masa liburan sekolah telah tiba. Ruang keluarga di rumah Fresha dipenuhi cahaya mentari sore yang keemasan, namun suasana terasa sedikit sendu. Zheshe, dengan tas ransel besar di sampingnya, berbicara rencananya untuk pulang kampung ke desa C esok hari. Fresha, yang duduk di sampingnya di sofa panjang, memasang raut wajah kecewa. Lidia, yang duduk di sofa kecil seberang mereka, memperhatikan kedua gadis itu dengan senyum penuh arti.

"Gue beneran nggak nyangka lo bakal pergi secepat ini," keluh Fresha, suaranya terdengar lirih. "Liburan baru mulai, masa lo udah mau cabut aja?"

Zheshe menghela napas. "Gue juga nggak mau ninggalin lo, Fres. Tapi gue udah janji sama keluarga. Udah lama banget gue nggak ketemu mereka. Lo ngerti kan?"

Fresha membuang muka, tampak enggan menerima alasan Zheshe. "Ya, tapi kan... kita bisa liburan bareng di sini. Nonton film, pergi ke mall, ngapain kek gitu."

Zheshe meraih tangan Fresha dan menggenggamnya erat. "Maafin gue ya, Fres. Tapi gue beneran kangen banget sama suasana desa. Lo tahu sendiri kan, gue emang anak kampung."

Lidia, yang sedari tadi diam, akhirnya angkat bicara. "Kenapa kita nggak ikut saja?" usulnya, memecah keheningan yang mulai terasa menyesakkan. Fresha dan Zheshe menoleh serentak, menatap Lidia dengan ekspresi terkejut yang perlahan berubah menjadi antusiasme. Usulan itu bagaikan oase di tengah gurun kekecewaan. "Kita bisa sekalian liburan di desa C," lanjut Lidia, matanya berbinar-binar. "Dan ini kesempatan yang sempurna untuk Mama bertemu dengan Akbar dan membahas kerjasama antara perusahaan Mama dan 'Sahabat Sha'. Kita bisa merencanakan masa depan manajemen artis untuk Fresha!"

Mata Fresha langsung berbinar. "Serius, Ma? Mama mau ikut ke desa?" tanyanya dengan nada tak percaya.

Lidia mengangguk mantap. "Tentu saja! Mama butuh refreshing, dan ini kesempatan bagus untuk mendukung karier kamu."

Zheshe berseru senang, "Asyik! Tante pasti suka deh sama desa gue. Udaranya sejuk, makanannya enak, pokoknya beda banget sama kota J!"

Fresha menatap Zheshe dengan senyum lega. "Nah, kan! Jadi kita nggak jadi pisah deh," ujarnya sambil merangkul sahabatnya itu.

Malam itu, suasana rumah Fresha berubah menjadi riuh dan penuh semangat. Mereka bertiga sibuk mempersiapkan segala keperluan untuk perjalanan ke desa. Fresha membayangkan dirinya menikmati udara segar pedesaan dan bertemu dengan Keluarga Sha, Fresha merasa kalau dia adalah Sha, ketemu dengan keluarga Sha, maka akan ketemu dengan keluarga kandungnya, Zheshe tak sabar karena bagi dia mungkin ini momen mengharukan, karena keluarganya akan ketemu Fresha yang diyakini dia dan keluarganya bahwa Fresha adalah Sha sudah dinyatakan meninggal 20 tahun lalu tapi ternyata masih hidup.

Namun, di balik antusiasme itu, Fresha yang kini di kamarnya, merenungkan tentang kebingungan yang berkecamuk di benaknya. Di satu sisi, ia merasa senang dengan akan ketemu keluarga Sha, tapi di sisi lain, ia masih belum yakin sepenuhnya dengan identitasnya sebagai Sha. Kenangan masa kecilnya dan kehidupan sebagai Fresha terasa begitu kuat, sementara kilasan-kilasan ingatan tentang kehidupan Sha masih terasa asing dan seperti mimpi. Siapa sebenarnya gue? Fresha atau Sha? batinnya bertanya-tanya, dihantui keraguan yang mendalam.

Sementara itu, suasana Desa C tampak lebih ramai dari biasanya. Spanduk-spanduk bertuliskan "Peringatan 21 Tahun Wafatnya Sha" terpasang di sepanjang jalan utama. Beberapa penggemar Sha dari luar desa mulai berdatangan, memenuhi penginapan dan rumah-rumah penduduk yang menyewakan kamar. Aroma makanan dari warung-warung dadakan yang menjajakan dagangan juga menambah semarak suasana.

Namun, di balik keramaian itu, ketegangan justru terasa di rumah Bunda Fatma. Akbar dan Gea terlibat dalam perdebatan sengit di ruang tamu.

Di ruang tamu rumah Bunda Fatma, aroma dupa dan kopi bercampur, menciptakan suasana kontras dengan ketegangan yang memenuhi ruangan. Bang Akbar berdiri di dekat jendela, menatap keramaian Desa C yang mulai dipadati para peziarah untuk acara peringatan 21 tahun wafatnya Sha. Gea, dengan tangan terlipat di dada, menatap punggung Bang Akbar dengan tatapan tidak setuju.

"Bang, aku masih nggak habis pikir," ucap Gea, memecah keheningan. "Kenapa acara ini tetap dilanjutkan?"

Bang Akbar menghela napas, lalu berbalik menghadap Gea. "Ge, kita sudah bahas ini berkali-kali. Acara ini penting untuk menghormati Sha dan menjaga tradisi desa."

"Tapi, Bang," Gea mengerutkan kening. "Kita berdua sama-sama yakin kalau Fresha itu Sha. Kalau Sha masih hidup, kenapa kita malah merayakan kematiannya? Ini aneh, Bang!"

Bang Akbar mengusap wajahnya dengan kasar. "Aku tahu, Ge. Aku juga merasa aneh. Tapi acara ini sudah direncanakan jauh-jauh hari. Para penggemar Sha dari berbagai daerah sudah datang. Nggak mungkin kita batalkan begitu saja."

"Terus, gimana dengan perasaan Fresha? Kalau dia benar-benar Sha, pasti dia sedih melihat acara ini," balas Gea dengan nada khawatir.

"Justru itu, Ge," Bang Akbar mendekat dan memegang kedua bahu Gea. "Dengan adanya acara ini, kita bisa melihat reaksinya. Kalau dia memang Sha, pasti ada sesuatu yang terjadi. Mungkin dia akan mengungkapkan identitasnya."

"Tapi, Bang, ini terlalu berisiko. Kalau Fresha bukan Sha, kita akan menyakitinya dengan acara ini. Dia akan merasa aneh dan tidak nyaman," Gea mencoba meyakinkan Bang Akbar.

"Ge, aku tahu kamu khawatir. Tapi kita juga harus memikirkan kepentingan desa. Acara ini bisa meningkatkan perekonomian kita. Para pedagang bisa mendapatkan penghasilan tambahan, rumah-rumah warga bisa disewakan untuk penginapan. Ini kesempatan bagus untuk desa kita," Bang Akbar berusaha menjelaskan.

"Jadi, ini semua tentang uang?" tanya Gea dengan nada kecewa. "Apa kamu nggak peduli sama perasaan Sha? Apa kamu nggak peduli sama kebenaran?"

Bang Akbar melepaskan tangannya dari bahu Gea dan berjalan kembali ke arah jendela. "Ge, jangan bicara seperti itu. Aku peduli sama Sha, aku peduli sama kebenaran. Tapi aku juga punya tanggung jawab terhadap desa ini. Aku harus memikirkan kepentingan semua orang."

"Tapi, Bang, apa kamu yakin ini cara yang benar? Apa kamu yakin Sha akan senang melihat kita memanfaatkan kematiannya untuk keuntungan ekonomi?" Gea terus mendesak.

Bang Akbar terdiam sejenak, tampak ragu dengan keputusannya. "Aku... aku nggak tahu, Ge. Aku benar-benar nggak tahu. Tapi aku sudah terlanjur mengambil keputusan ini. Aku nggak bisa membatalkannya begitu saja."

"Lalu, apa yang akan kita lakukan?" tanya Gea dengan nada putus asa. "Apa kita akan terus berpura-pura seolah-olah Sha sudah meninggal? Apa kita akan terus menyembunyikan kebenaran dari Fresha?"

Bang Akbar menghela napas panjang dan menatap Gea dengan tatapan penuh harap. "Ge, aku mohon bantu aku. Bantu aku mencari cara terbaik untuk menghadapi situasi ini. Kita harus melindungi Fresha, kita harus melindungi desa, dan kita harus menghormati Sha."

Tiba-tiba, suara roda berderit memecah ketegangan. Bunda Fatma, yang selama ini diam di kamarnya, muncul di ambang pintu dengan kursi rodanya. Wajahnya tampak lelah, namun tatapannya tetap tajam dan penuh wibawa.

"Ada apa ini? Kenapa ribut-ribut?" tanya Bunda Fatma dengan suara yang meski pelan, namun terdengar tegas. "Akbar, Gea, apa yang sedang kalian perdebatkan?"

Akbar dan Gea terkejut dengan kedatangan Bunda Fatma. Mereka saling berpandangan, lalu menundukkan kepala.

1
Johana Guarneros
❤️Karakter-karakter dalam cerita ini begitu hidup dan membuatku empati padanya.
Layla
Luar biasa!
Gái đảm
Terima kasih Thor, karena ceritamu aku jadi bisa mimpi indah malam ini!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!