Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8 LAKI LAKI DENGAN AURA GELAP
Setelah itu Sena pulang dengan banyak tanda tanya dikepalanya.
"Sensen aku pulang" Sena melepas sepatunya dan langsung pergi untuk mandi.
Sesudah berganti baju menggunakan kaos dan celana pendek, Sena langsung menuju tempat sensen yang sedang bersantai didepan tv.
"Ini, pesananmu." Sena memberikan kue beras yang sensen inginkan.
"Akhirnya datang juga! Kenapa hari ini kau sangat lama?!" Balas sensen seraya mulai memakan kue beras itu menggunakan cakarnya.
"Tadi pagi aku bertemu dengan mahluk lemah yang menempeli tubuh Yerin." Jawab Sena sembari duduk disebelah sensen.
"bocah bandana itu?... sahabatmu yang tau bahwa kau Hunter?...." Tanya sensen sambil mengunyah kue berasnya.
"Ya, aku berhasil melenyapkannya tapi ia sempat memanggil namaku." Ucap Sena dengan serius.
Sensen ternganga mendengar apa yang dikatakan oleh Sena itu, hingga menjatuhkan kue beras yang ia kunyah dari mulutnya.
"Dasar bodoh! Melawan mahluk lemah saja tidak bisa! Dan kau malah membiarkannya mahluk rendahan itu menyebutkan namamu dengan mudah?! Sebenarnya apa yang sedang kau pikirkan saat itu hah?! Apa kau mau perjanjian kita dibatalkan?!" Sensen langsung memukulinya dengan tangannya yang empuk seraya penuh emosi.
"Sensen! Apa sensen tidak mendengarkan aku?! Aku bilang aku sudah mengusirnya dan mahluk itu lenyap menjadi debu! Lagipula Yerin tidak sengaja memanggil namaku saat ada mahluk itu!" Sena menghalangi tangan sensen yang memukulinya.
BUAK!
Sensen meninju tepat didahi Sena, ini membuatnya jatuh kebelakang.
"Argh! Sensen....tidak perlu sampai seperti ini kan...." Ucap Sena yang sudah telentang di dahinya terdapat jejak kaki sensen.
"Dasar! Untunglah mahluk itu tidak agresif, biasanya setelah tau nama dari seorang Hunter mereka akan cepat cepat melarikan diri. Nasib mu sangat beruntung saat ini!" Ketus sensen seraya menghela nafas.
"Benar! Aku pikir juga aku sedang beruntung saat itu! Tapi sensen ada satu hal lagi yang aneh dari mahluk itu." Sena duduk seraya melipat kedua kakinya.
"Aneh seperti apa? Nyaa~" tanya sensen melanjutkan makannya
"Mahluk itu entah bagaimana bisa berbicara, padahal aku tidak merasakan aura bahwa dia telah memakan jiwa manusia. Bukankah itu aneh kalau dia bisa bicara?!" Ungkap Sena dengan wajah bingung.
"Dari ceritamu.....dia sudah pernah memakan jiwa manusia. Namun, karena manusia itu sudah dalam keadaan hampir mati, ia hanya berhasil mencicipi sangat sedikit jiwa dari manusia itu."
"Maka dari itu, dia bisa berbicara meskipun perkataannya terbatas" jelas sensen sembari membersihkan bulunya yang kotor karena makanan yang ia makan.
"Hmmm begitu ya? Oh iya! Saat aku dalam perjalanan pulang, aku tidak sengaja melihat seorang anak laki laki dengan aura hitam yang sangat pekat didepanku. Aura hitamnya hampir tinggi seperti pohon yang ada digunungmu sensen!" Ucap Sena mempraktikkan dengan tangannya.
"Tidak mungkin ada manusia dengan aura gelap setinggi itu, kau mungkin salah lihat Nyaa~." Sangkal sensen tidak percaya
"Aku tidak mungkin salah lihat! Karena aku mengejarnya dan aku melihatnya menaiki sebuah taksi, lalu taksi itu berubah menjadi gelap karena aura hitam itu!" Tegas Sena
"Kalau begitu kalian dalam bahaya saat ini." Simpul sensen dengan wajah serius
"Dalam bahaya?!" Sena sedikit terkejut mendengarnya.
"Seperti perkataan mu barusan, aura gelap itu sama dengan tinggi pohon yang ada digunungku, jika anak laki laki itu bersekolah ditempatmu bukankah akan jadi bahaya nantinya? Kau pun melihatnya sendiri saat kegelapan itu menelan taksi yang ia naiki lalu bagaimana jadinya jika setelah itu yang ia telan adalah sekolahmu beserta seluruh isinya?" Ungkap sensen dengan wajah yang serius.
"jika itu sampai terjadi maka akan bahaya sekali, jadi sebenarnya mahluk apa itu? Mengapa ia menempeli anak itu?" Sena menelan ludah dengan sedikit cemas.
"Ada dua kemungkinan yang ada, antara mahluk yang sudah sangat lama hidup disisi anak itu, atau anak itu memiliki perjanjian dengan iblis" balas sensen
"Iblis ya...? Sejauh ini aku masih belum pernah bertarung dengan seorang iblis, tapi kata bibi Jun mahluk itu adalah yang paling sulit dilenyapkan diantara mahluk mahluk lainnya" Sena lalu menjatuhkan tubuhnya dilantai dan menjadikan tangannya sebagai bantal.
bibi Jun mengatakan bahwa ada dua mahluk yang sulit untuk dilenyapkan yang pertama adalah monster, karena mereka mempunyai tubuh besar serta berwujud hewan yang mengerikan mereka juga tidak bisa berbicara dan hanya akan membuat kekacauan. Yang kedua adalah iblis, mereka bisa berbicara namun terkenal dengan sifat yang keras kepala dan hasrat yang besar. Ini membuat kedua mahluk tersebut sulit dilenyapkan dan menjadi tantangan besar bagi seorang Hunter.
Melihat wajah Sena yang sedikit muram, sensen pun naik ke atas perut Sena.
"Tenang saja, kau bisa melakukan apapun yang kau mau selama kau yakin dengan dirimu. Nyaa~ " sensen memberi semangat Sena sambil menepuk nepuk perutnya.
Sena tersenyum kecil pada sensen.
"Sensen.... sepertinya kau harus diet, aku hampir mati dibawah sini...." Ucap Sena dengan tubuh yang gemetar menahan tubuh sensen diperutnya.
"Dasar tidak sopan!! percuma saja aku memberimu semangat!" Sensen tetap di perut Sena sambil melompat lompat dengan kesal.
Malam pun semakin larut, setelah mengobrol cukup lama mereka pun akhirnya tertidur pulas diruang tamu.
Keesokan paginya Sena bersiap siap untuk berangkat ke sekolah seperti biasa, ia sedang duduk diteras rumahnya sambil memikirkan sesuatu.
Lalu Sena melihat sensen sedang melakukan pemanasan di halaman rumahnya.
"Sensen? Apa yang sensen lakukan sepagi ini?" Tanya sena yang heran
"Hari ini aku akan ikut ke sekolah denganmu." Jawab sensen seraya melakukan peregangan
"Tapi untuk apa? jika ada yang melihatku membawa hewan ke lingkungan sekolah, tamatlah aku!" Tolak Sena
"Aku sedikit penasaran dengan anak laki laki yang kau ceritakan itu dan tidak mungkin kucing yang sangat imut sepertiku ini ditolak mentah mentah disana, jadi kau tidak perlu khawatir." Sahut sensen dengan percaya diri.
"Tapi tetap saja....." Balas Sena sedikit cemas.
"Aku bilang tenang saja! Ayo kita segera berangkat! Nyaa~!" sensen naik ke pundak Sena.