NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI TERNYATA HACKER

PENGANTIN PENGGANTI TERNYATA HACKER

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / CEO / Pengantin Pengganti / Pengantin Pengganti Konglomerat / Identitas Tersembunyi / Bullying dan Balas Dendam
Popularitas:11k
Nilai: 5
Nama Author: Archiemorarty

Rubiana Adams, seorang perempuan jenius teknologi dan hacker anonim dengan nama samaran Cipher, terjebak dalam pernikahan palsu setelah dipaksa menggantikan saudari kembarnya, Vivian Adams, di altar.

Pernikahan itu dijodohkan dengan Elias Spencer, CEO muda perusahaan teknologi terbesar di kota, pria berusia 34 tahun yang dikenal dingin, cerdas, dan tak kenal ampun. Vivian menolak menikah karena mengira Elias adalah pria tua dan membosankan, lalu kabur di hari pernikahan. Demi menyelamatkan reputasi keluarga, Rubiana dipaksa menggantikannya tanpa sepengetahuan Elias.

Namun Elias berniat menikahi Vivian Adams untuk membalas luka masa lalu karena Vivian telah menghancurkan hidup adik Elias saat kuliah. Tapi siapa sangka, pengantin yang ia nikahi bukan Vivian melainkan saudari kembarnya.

Dalam kehidupan nyata, Elias memandang istrinya dengan kebencian.
Namun dalam dunia maya, ia mempercayai Cipher sepenuhnya.

Apa yang terjadi jika Elias mengetahui kebenaran dari Rubiana sebenarnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Archiemorarty, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 15. KABAR BAIK DAN BURUK

Langit sore itu tampak mendung, seolah ikut menanggung berat di dada Elias. Dua bulan berlalu sejak ia dan Raven melayangkan tuntutan resmi terhadap Edward Adams atas kekerasan brutal terhadap Rubiana, dan hari ini, keputusan akhir telah dijatuhkan.

Tidak berpihak.

Tidak adil.

Tidak masuk akal.

Di ruang tamu rumahnya yang luas namun sunyi, Elias berdiri membelakangi jendela besar, kedua tangannya terkepal di belakang punggung. Jemarinya bergetar halus, bukan karena takut, tapi karena amarah yang sudah tak lagi bisa ia sembunyikan.

Di meja marmer di depannya, berlembar-lembar dokumen hasil investigasi dan putusan pengadilan tergeletak. Di bagian atasnya, stempel merah menyala bertuliskan 'GUGUR' seperti sebuah lelucon murahan.

Raven yang sejak tadi berdiri di sisi lain ruangan menatap layar laptop dengan rahang menegang.

"Tidak ada alasan hukum yang jelas," ucap Raven pelan, memecah keheningan. "Mereka menolak bukti visum, menolak rekaman CCTV rumah Edward, bahkan menolak kesaksian dokter yang menangani Rubiana. Semua dianggap tidak relevan."

Elias mengembuskan napas berat, suaranya rendah namun bergetar oleh emosi yang ditekan.

"Tidak relevan, katanya?" cibir Elias. Ia berbalik perlahan, menatap Raven dengan tatapan yang dingin dan dalam. "Ketika seorang ayah menghantam anaknya hingga hampir kehilangan nyawa, mereka bilang itu tidak relevan?"

Raven menutup laptop, menatap bos sekaligus sahabat lamanya itu dengan wajah suram.

"Aku sudah menduga mereka akan melakukan ini. Edward punya koneksi lama di dewan bisnis dan beberapa orang di kepolisian. Tapi kupikir ... aku pikir kali ini hukum akan berpihak pada kebenaran," kata Raven penuh kekecewaan.

Elias tertawa kecil, getir. "Hukum? Di negara ini? Hukum hanya berpihak pada siapa yang paling banyak membayar, Raven."

Sunyi kembali menyelimuti ruangan. Di luar, suara hujan pertama mulai turun, mengetuk lembut kaca jendela. Tapi ketenangan itu justru memertegas badai yang bergejolak di dalam dada Elias.

Elias melangkah mendekati meja, meraih salah satu berkas. Di sana tertulis nama Rubiana Adams sebagai korban dugaan penganiayaan berat. Namun kata 'dugaan' itu seperti menampar wajahnya. Ia tahu luka-luka di tubuh Rubiana bukan sekadar dugaan. Ia melihatnya sendiri. Ia merawatnya sendiri.

"Raven," kata Elias akhirnya, suaranya menurun tapi tajam. "Aku tidak peduli berapa jauh koneksi Edward menjalar. Aku ingin tahu siapa saja yang bermain di balik ini. Jaksa, hakim, atau polisi ... seseorang telah dibayar. Temukan mereka. Kita akan bongkar mereka sekalian."

Raven mengangguk tanpa ragu. "Aku sudah menyiapkan daftar nama. Tapi ada sesuatu yang lebih gila lagi, Elias."

Elias mengangkat alis. "Apa?"

Raven membuka kembali laptopnya, menampilkan sebuah dokumen digital berlogo firma hukum terkenal di layar lalu berkata dengan nada pahit, "Pagi ini aku menerima surat resmi. Mereka ... Edward dan kuasa hukumnya menuntut balik kau atas pencemaran nama baik."

Elias mematung sejenak. Lalu tawa dingin keluar dari bibirnya.

"Pencemaran nama baik?" Elias mengulang dengan nada yang setengah tidak percaya. "Mereka memukuli anak mereka sendiri, lalu aku yang difitnah karena membela korban?"

"Ya," jawab Raven, tidak senang akan hal ini. "Dan yang lebih parah, kasus ini sudah menyebar ke media bisnis. Investor mulai mempertanyakan kredibilitasmu. Saham perusahaan mulai bergerak turun sejak pagi."

Kertas di tangan Elias terlipat remuk di genggamannya.

"Jadi ini permainan mereka. Mereka tidak hanya ingin lepas dari hukuman. Mereka ingin menjatuhkanku juga. Sepertinya aku terlalu lama bersikap lembut pada orang," kata Elias dengan senyum yang jelas kalau itu bukan senyum ramah, melainkan sebuah ancaman dari serigala yang lama tertidur.

Beberapa jam kemudian, ruang kerja Elias dipenuhi aroma kopi hitam pekat. Di meja kayu mahoni itu, laptop, dokumen, dan catatan Raven bertumpuk dalam kekacauan yang mencerminkan suasana batin mereka.

Hujan di luar belum berhenti. Petir sesekali menyambar, menyinari wajah tegang Elias yang diterangi layar komputer.

Raven duduk di sisi lain meja, menatap grafik saham di layar tabletnya. Masih mencari cara untuk mengimbangi permainan Edward Adams.

"Investor utama dari Singapura dan Kanada menunda pendanaan. Mereka bilang ingin menunggu kepastian hukum. Sialnya, media menulis artikel seolah-olah kau yang memfitnah keluarga Adams demi urusan pribadi," lapor Raven yang masih fokus pada layar tabletnya.

Elias mengusap wajahnya kasar, lalu bangkit. Ia berjalan ke arah rak minuman di pojok ruangan, menuangkan wiski ke dalam gelas kristal, tapi tak meminumnya. Ia hanya menatap cairan itu dalam diam.

"Rubiana tahu soal ini?" tanya Elias setelah hening panjang.

Raven menggeleng. "Tidak. Aku pikir kita tidak perlu menambah bebannya. Dia baru saja mulai pulih. Kau tahu betapa keras dia berjuang melupakan masa lalunya. Kulihat akhir-akhir ini dia mulai terbiasa tinggal di rumah ini dan menikmati hidupnya. Aku tidak mau sampai mengganggu kesenangan kecilnya itu."

Elias mengangguk pelan. Di balik ketegasan dan amarahnya, ada rasa melindungi yang tak bisa ia sembunyikan. Rubiana bukan sekadar korban di matanya, ia adalah seseorang yang berhasil memantik sisi kemanusiaan yang sudah lama mati di dalam diri Elias.

Namun hari ini, sisi itu kembali diuji. Dan Elias tidak akan diam.

"Aku akan gugat balik," kata Elias tiba-tiba. "Aku akan buka semua bukti, semua data, bahkan hubungan kotor Edward dengan dewan bisnis. Kalau mereka mau perang, aku beri mereka perang yang sesungguhnya."

"Tunggu dulu, Elias," potong Raven hati-hati. "Langkah itu berisiko besar. Tanpa dasar kuat, mereka bisa balik menuduhmu menyalahgunakan data privasi. Lagi pula aku punya firasat kita sedang menghadapi sesuatu yang lebih besar dari sekadar koneksi bisnis."

Elias berbalik. "Maksudmu?"

"Beberapa dokumen yang seharusnya ada di catatan publik tiba-tiba menghilang," ujar Raven pelan. "Data properti Edward, laporan pajak, dan rekening luar negerinya. Semuanya seperti dihapus bersih. Bahkan server pengadilan sempat down selama dua jam sebelum putusan keluar. Bukankah ini aneh, terlebih ketika para penegak hukum seakan tutup mata atas kasus yang menyangkut Edward Adams, padahal pria itu hanya seorang pebisnis kelas menengah."

Hening. Elias menatap Raven tanpa berkedip.

"Itu bukan kebetulan. Ada hal lain yang kita tidak tahu tentang Edward Adams ini," kata Elias.

Raven mengangguk. "Aku juga berpikir begitu. Ada seseorang di dalam sistem yang memastikan Edward tetap aman. Dan aku rasa orang itu punya kuasa lebih besar dari yang kita kira."

Elias berjalan mondar-mandir. "Kita perlu bukti digital. Sesuatu yang tidak bisa dimanipulasi. Chiper bisa melacak jejak digital itu ... kalau saja dia mau menjawab pesanku. Entah kemana bocah itu menghilang tiba-tiba."

Nama itu meluncur begitu saja. Chiper, hacker pribadi Elias yang sudah tiga bulan tak memberikan kabar setelah Elias memintanya menembus jaringan administratif untuk mencari informasi tentang keluarga Adams.

Selama tiga bulan itu, setiap pesan dan kode sandi yang dikirim Elias hanya dijawab dengan sunyi. Seolah hacker misterius itu menghilang dari jaringan dunia maya.

Malam semakin larut.

Raven sudah tertidur di sofa dengan laptop masih terbuka di pangkuannya. Elias, yang masih duduk di kursinya, menatap layar komputer di depan meja. Lampu meja menerangi wajahnya yang kini tampak lelah.

Elias membuka e-mail, sekadar berharap. Kotak masuknya kosong. Lagi.

Namun tepat ketika ia akan mematikan komputer, layar berkedip. Sebuah jendela kecil muncul di pojok kanan bawah pada notifikasi e-mail.

[Encrypted Message Incoming - Source: Unknown (Level Omega)]

Detak jantung Elias naik. Ia menegakkan tubuhnya. Hanya ada satu orang yang menggunakan enkripsi level Omega: Chiper.

Elias mengetik kode verifikasi setelah meng-klik link yang dikirimkan. Butuh waktu lima detik sampai jendela itu terbuka, menampilkan latar hitam dengan teks hijau yang bergerak cepat.

'Mr. Spencer. Aku tahu kau menunggu lama. Maaf tidak memberimu kabar apa pun. Aku harus bersembunyi setelah sistem pemerintah melacak IP-ku beberapa bulan lalu karena sepertinya ada yang mengawasi pergerakanku di dunia maya. Tapi aku berhasil menemukan sesuatu, dan kau tidak akan menyukainya.'

Elias membaca cepat, matanya tajam.

Raven yang terbangun oleh suara notifikasi langsung mendekat dengan cepat, ikut menatap layar.

'Saat aku mencari informasi tentang Edward Adams tanpa sengaja akh menemukan sesuatu yang mencurigakan. Edward Adams tergabung dalam sebuah kelompok yang berisi orang-orang dari instansi pemerintah. Aku menelusuri server kepolisian, catatan peradilan, dan rekening digital yang terhubung. Semua mengarah pada satu kode internal: 'Death Eater Group', sebuah kelompok internal rahasia yang melibatkan pejabat tinggi dan jaringan korporasi swasta.'

Raven mengerutkan kening. "Deat Eater Group?"

Elias mengetik cepat: "Siapa dalang di baliknya? Dan tujuan kelompok itu?"

Balasan datang hampir seketika.

'Nama-nama yang muncul mencakup beberapa pejabat dan pemilik perusahaan besar. Tapi ada satu hal yang lebih penting, Edward Adams bukan pelaku tunggal. Dia hanya pion. Ada seseorang di atasnya, seseorang yang punya kepentingan langsung denganmu, Elias.'

Elias menegang. "Siapa?"

'Aku masih mengurai koneksi. Tapi ada indikasi kuat bahwa orang ini terhubung dengan pembunuhan kakakmu enam tahun lalu.'

Raven menatap Elias dengan terkejut. "Elias?"

Namun Elias tak menjawab. Matanya terpaku pada layar, napasnya tertahan. Kata-kata itu seolah mengoyak luka lama yang selama ini ia tutup rapat.

'Aku akan mengirimkan paket datanya dalam dua puluh empat jam. Pastikan kau siap. Setelah ini, tidak akan ada jalan mundur. Kurasa orang itu mencari sesuatu, mungkin alasan kenapa kakakmu terbunuh dulu ada kaitannya dengan hal itu. Berhati-hatilah. Sepertinya mereka mengincarmu juga, dan bisa jadi mereka menggunakan Edward Adams sebagai lompatan.'

Pesan itu berhenti di sana. Layar kembali hitam, hanya menyisakan pantulan wajah Elias yang tampak lebih kelam dari sebelumnya.

Raven menelan ludah. "Kau pikir Chiper benar?"

Elias bersandar ke kursinya, menatap langit-langit yang temaram.

"Chiper tidak pernah bicara tanpa dasar. Jika dia bilang ada hubungannya dengan kematian Darian, maka ini bukan lagi soal Edward Adams," kata Elias dengan wajah tegang.

Raven menatap Elias dengan waspada. "Lalu ini tentang apa?"

Elias menatapnya kembali, matanya tajam, dingin, tapi juga menyala oleh sesuatu yang baru, tekad.

"Para penjahat sesungguhnya. Setelah enam tahun akhirnya aku menemukan kembali jalan untuk membuka kasus kematian Darian. Aku tidak akan melewatkannya lagi kali ini," ujar Elias.

Keesokan paginya, dunia bisnis diguncang oleh berita baru. Beberapa portal menulis artikel berjudul:

'CEO Spencer Dynamic Digugat atas Pencemaran Nama Baik oleh Edward Adams.'

'Skandal Bisnis atau Perseteruan Pribadi?'

'Investor Global Mulai Ragu pada Integritas Spencer.'

Namun Elias hanya diam membaca semua itu dari ruang makannya. Di seberangnya, Rubiana duduk dengan wajah murung, mencuri pandang ke arah Elias. Ia belum tahu semua detail, tapi ia tahu sesuatu yang besar sedang terjadi.

"Elias?" panggil Rubiana pelan. "Apakah ini karena aku?"

Elias mendongak, menatap mata gadis itu. Tatapannya lembut, bertolak belakang dengan kerasnya dunia yang sedang ia hadapi.

"Tidak, Ruby. Ini bukan salahmu. Jangan pernah berpikir begitu. Semua ini hanya menunjukkan satu hal, betapa kotor dunia yang pernah menelantarkanmu. Bahkan kepolisian dan hakim pun busa dibungkam dengan uang sekarang ini apalagi media," kata Elias santai, tak ingin gadis itu sampai khawatir dan panik.

Rubiana menunduk, jemarinya meremas ujung baju tidur yang ia kenakan. "Aku hanya takut kau terluka karena aku."

Elias menggeleng, tersenyum tipis. "Aku sudah terluka jauh sebelum kau datang. Tapi untuk pertama kalinya, aku merasa luka itu memberiku alasan untuk melawan. Justru karena aku membelamu, hal yang aku cari sejak bertahun-tahun lalu kembali menemukan jalan."

"Hal yang kau cari? Apa itu?" tanya Rubiana.

"Tentang-"

Ucapan Elias terpotong ketika mendengar suara lari dari luar.

Raven masuk dengan ekspresi tegang, membawa laptop terbuka. "Elias, kita punya masalah baru."

Elias menatapnya. "Apa?"

Raven menoleh ke layar. "Server keamanan perusahaan kita diretas malam tadi. Ada pesan anonim yang masuk ke sistem internal. Aku pikir kau harus lihat sendiri."

Elias berdiri, berjalan ke meja, dan membaca pesan itu. Pesan itu pendek, hanya satu baris:

'Kebenaran tidak bisa kau lindungi dengan hukum yang buta, Elias. Tapi aku bisa membukanya untukmu. Tenang ada tikus yang mencoba menyusup semalam, aku hanya mengusirnya sebelum mengambil makanan yang bukan miliknya.' - Chiper.

Rubiana menatap pesan itu dalam diam, sementara Elias dan Raven saling bertukar pandang.

Chiper telah memulai langkah pertamanya.

Dan itu berarti, perang di balik layar baru saja dimulai.

1
Mineaa
tanggung jawab Thooorr....ikutan nangis nich....😭
Ma Em
Akhirnya mulai terbuka satu persatu tentang keterlibatan Darian juga di Death Eater , semoga Elias dan Raven bisa membuka semua orang yg terlibat dgn Death Eater dan segera diadili .
Pawon Ana
dimanapun yang bernama nafsu keserakahan dan obsesi yang tidak dikendalikan dengan bijak akan membawa korban
Archiemorarty: Pastinya, dan nggak semua korban bisa dapet happy ending kayak di cerita, hampir jarang malah /Cry/
total 1 replies
Pawon Ana
manusia semakin gila,obsesi melebihi iblis😑
Archiemorarty: Asli, dan di Real Life banyak udah manusia kelakuan iblis, cuman ketutup media aja /Smug/
total 1 replies
PengGeng EN SifHa
Kegelapan yang terbungkus rapat
Pencarian dengan berbagai mode
Keserakahan yang diambang batas akal manusia
Semua hanyalah mataforgana di dunia novel maupun dunia nyata

Hidup adalah pilihan
Impian adalah tujuan manusia

SEMANGAT THOOOORRR✊️✊️
Deyuni12: iyooooooooo 😄😄😄🤭
total 3 replies
Miss Typo
selalu ada kejutan di setiap bab nya, dan selalu aku yg cengeng bacanya sambil berderai air mataku 😭
Deyuni12
y Alloh Rubi 🥺
untung kamu bertemu n menikah sebagai pengganti kakakmu dengan Elias,setidaknya ada seseorang yg akan n selalu melindungi mu,setelah tau apa yg sebenarnya terjadi..
Deyuni12: iya betul
semoga kebahagiaan segera datang buat Rubi,meski harus menyelesaikan kasus terlebih dahulu
total 2 replies
PengGeng EN SifHa
Benar² mencenungkan juga menghermankan... DARIAN ada dibagian mereka
Archiemorarty: Tergantung apa yang lewat di otak othor /Slight/
total 3 replies
Jelita S
malang sekali dulu nasibmu Ruby,,,,
Miss Typo
ternyata hidup Ruby lebih sulit lebih menyakitkan, ayahnya bkn hanya menyiksanya tapi juga menyerahkan Ruby untuk eksperimen, bacanya sambil nangis 😭
jadi ini kejutan nya thor
Miss Typo: penasaran gmn nanti ending nya saat bapaknya Ruby hancur
total 2 replies
Ir
ternyata hidup nya mba Ruby sama kaya Cammy tapi bedanya Cammy mengalami kebutaan dalam eksperimen itu, beruntung banget Ruby ga mengalami kecacatan cuma trauma yg di Terima dari bapaknya yg dajjal itu
Archiemorarty: Kita susun rencana untuk menyiksa bapak laknat satu itu
total 1 replies
dini Risayatmi
luar biasa ⭐⭐⭐⭐⭐
Archiemorarty: Terima kasih udah baca ceritanya semoga bisa menghibur waktu senggangnya ya kak 🥰
total 1 replies
Jelita S
akhirnya ketahuan jga,,,tpi GK PP lh
Deyuni12
hahaha
antara kasian n seneng liat ekspresi Rubi.
kasian karena d bohongin kondisi Elias,seneng karena akhirnya Elias tau siapa Rubi sebenarnya.
😄
Deyuni12: iya,campur aduk rasanya..
mau tau juga ekspresi Rubi setelahnya kaya gimana 😊😊
total 2 replies
Mineaa
wuaaaahhh.... Ruby......hayo lho ketauan....
hemmmm....kira kira Ruby mo di kasih
" HADIAH ' apa ya sama Elias....😁🔥
Archiemorarty: Hadiah nggak tuh /Facepalm/
total 1 replies
Miss Typo
sudah ku dugong, Ruby hanya di bohongin karna mau membongkar, kalau dia dah ketahuan seorang Chiper, dari bolak balik Revan dan Elies tlpn ke dua kontak Ruby, sebagai Ruby dan Chiper 😁.
tapi tak kirain tadi Elies pura² terluka ternyata enggak 😁
Miss Typo: eh setelah aku buka ig, ternyata udah follow 😁
total 5 replies
Ma Em
Akhirnya Elias dan Raven tau bahwa Ruby adalah Chiper yg selalu membantu Elias .
Pawon Ana
aku jadi ingat novel pertamamu Thor (Lily dan Rion) tapi yang paling menguras emosi tentang novel Rosetta ( chapter2 akhir tentang pembalasan Rion) 😍
Pawon Ana: iya aku bacanya juga lebih banyak nangisnya, tapi keren banget novelnya
dulu aku bacanya di apk noveltoon💪
total 2 replies
Miss Typo
akhirnya Elias tau kalau Ruby tuh Chiper orang yg selama ini membantunya
PengGeng EN SifHa
PECAH GENTONG juga akhirnya...ELIAS mengetahui siapa CHIPER...POINT PENTING yang q tunggu dr awal cerita.
Archiemorarty: Ehmm...gimana ya /Chuckle/
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!