"tuan , maaf kan saya, jangan lakukan itu kepada saya"! ucap seorang gadis yang saat ini telah berada di dalam dekapan tuan muda saka. Amira gadis 21 tahun yang kini sedang bekerja di sebuah mansion mewah milik tuan muda saka. laki laki berdarah dingin yang memilik pesona luar biasa .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon giyonk17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
jatuh
Malam semakin larut, jam pun menunjukan angka 1 dini hari, Amira terjaga perutnya serasa mual secara mendadak, namun tenggorokan nya serasa mengering malam itu.
"apa tidak apa apa aku turun untuk mengambil minum, atau aku minum air kran saja di kamar mandi ,tapi apa tidak kasian anak ku jika aku minum air mentah"! gumam Amira ragu ,ingin turun tapi takut nanti di kira lancang ,tidak turun tapi tenggorokannya sangat haus .Amira akhinya melangkahkan kakinya mendekat ke arah pintu dan perlahan membuka pintu yang tertutup itu.
"bismillah,semoga aku tidak membangunkan para penghuni mansion ini"! Kata Amira lirih , kakinya mulai melangkah keluar kamar ,langkahnya pelan,seakan seperti maling ayam yang takut ketahuan warga.
hanya lampu temaram yang menghiasi setiap sudut pada isi mansion tersebut .
"kenapa horor sekali "! Gumam Amira bulu kuduknya berdiri saat sudah berada di lantai atas, suasana sunyi dan sepi.
"dimana dapurnya"!! Gumam Amira celingukan. Sambil terus berjalan menuju arah yang dia yakini itu adalah arah belakang menuju dapur.saat melewati ruang tengah ,Amira mendengar dengkuran halus yang berasal sofa ruang tengah.
"apa itu taun besar ,tapi kenapa tidur disini"! Gumam Amira, langkahnya terhenti sesaat ,ingin rasanya dia melihat sosok yang ada di atas sofa tersebut ,namun rasa haus dalam tenggorokan nya seakan menolak untuk berjalan ke arah sofa.
Amira pun memutuskan untuk menuju meja makan yang sudah bisa dia lihat dari ekor matanya, dengan gerakan sangat Pela Amira menuangkan segelas air putih dan detik itu juga Amira pun meneguknya hingga tandas.
"lebih baik aku segera kembali ke kamar saja"! gumamnya ,yang tak ingin ketahuan mengendap mengendap hanya karena ingin mengambil air minum saja.
namun lagi lagi langkahnya terhenti saat mendengar dengkuran halus dari ruang tengah , bukan nya cepat Melangka menuju anak tangga ,Amira malah berjalan mendekati sofa matanya menatap sesosok laki laki yang sedang terlelap itu, lampu yang temaram membuat Amira semakin penasaran dengan sosok tersebut. Langkah nya semakin dekat dan berhenti tepat di depan laki laki yang sedang terlelap itu.
Deg"!!
Amira terpaku saat menyadari jika wajah yang sedang terlelap itu ada wajah yang masih enggan dia temui"! Bagaimana bisa, kenapa tuan saka tidur disini, ini tidak mungkin"! Gumam Amira sambil mengucek matanya memastikan apa yang di lihatnya itu salah. Namun saat kembali menatap wajah tersebut , ternyata masih wajah yang sama ,yaitu wajah saka.
"ugh"!! Saka menggeliat pelan, sesaat Amira pun menahan nafasnya ,takut ketahuan Jika dirinya sedang berdiri dan menatap wajah terabut .
"aku harus segera pergi dari sini ,jangan sampai tuan saka melihatku ,aku belum siap"! kata Amira lirih, perlahan Amira melangkahkan Kakinya mundur,menjauh dari tubuh yang masih terlihat terlelap itu, membalikan badan dan bersiap untuk pergi kembali naik ke lantai atas.
bruk"!!
tanpa sengaja amira yang terburu buru malah tersandung kakinya sendiri dan terjatuh begitu saja,lututnya menghantam lantai keramik ,membuatnya meringis kesakitan. suara benda jatuh itu pun mampu membuat sak terjaga dari tidurnya ,laki laki tampan tersebut sontak duduk dan mencari sumber suara yang sudah mengusiknya .matanya menyapu kesekeliling dengan kepala yang mulai berdenyut denyut karena mendadak bangun.
tatapnya mengernyit saat mendapati seorang wanita berjongkok sambil memegangi lututnya .
Deg"!! Mata saka membulat sempurna saat melihat sosok yang masih membelakangi nya .
"Amira"!! Kata saka lirih namun masih bisa di dengar oleh Amira, mata Amira membulat sempurna, tubuhnya pun mendadak kaku seketika , dan jantungnya pun seakan mendadak berhenti detik itu juga.
"tu-tuan saka"! gumam Amira lirih namun tidak berani menoleh ke arah samping , saka beranjak dari duduknya ,dan berjalan perlahan mendekat ke arah tubuh yang masih berjongkok itu.
"Amira"!! panggil saka lagi, Amira semakin bergetar tubuhnya, takut menyerang dirinya saat ini, seakan suara itu adalah sesuatu yang begitu mengerikan saat ini.
"apa kamu baik baik saja,Amira "!! Tanya saka tanganya sudah terulur ingin menyentuh bahu Amira . Namun belum sempat tangan tersebut menempel pada tahun buh Amira, lampu tiba tiba menyala ,bik Sri bergegas berjalan cepat mendekat ke arah Amira sejak tadi hanya diam tak bergeming.
"nona Amira ,apa anda baik baik saja"! Tanya bik Sri yang sudah berjongkok ke disamping Amira, gadis itu menoleh pelan kearah bik Sri, wajahnya pucat Pasif saat itu juga.
"bik"!! panggil nya lirih hampir tidak terdengar .
"ayo bibik bantu kembali ke kamar"! Kata bik Sri seakan tahu jika gadis di sampingnya ini sedang ketakutan dan kesakitan bercampur jadi satu. Amira hanya mengangguk ,lalu perlahan bangkit dari tempatnya terjatuh di bantu oleh bik Sri.
Saka masih terdiam di tempat tatapnya pun masih tertuju pada Amira yang perlahan berjalan menjauh menaiki anak tangga, jalannya sedikit pincang, mungkin menahan sakit akibat lututnya beradu dengan lantai barusan ,ingin sekali rasanya saka menggendong gadis kecil itu, tapi takut jika itu malah membuat Amira semakin takut kepadanya .
Bik Sri menoleh pelan ke arah taun mudanya dan menggelengkan kepalanya pelan ,me meminta agar saka tidak ikut naik ke lantai atas.
"CK, kenapa juga dia jadi ketakutan seperti melihat hantu saja, memang di dunia ini ada hantu setampan aku , aarg,"! Saka mendengus kesal dengan situasi yang tidak dia inginkan sama sekali, perlahan laki laki tersebut pun berjalan menuju sofa kembali, seketika itu ras pusing di kepanya kembali terasa.
"bik, apa tadi itu tuan saka"! tanya Amira setalah berada di dalam kamar dan duduk di sofa .
"iya nona,"!! Kata bik Sri sambil membantu mengobati lutut Amira yang luka. Amira hanya diam, tapi pikiranya juga penasaran, kenapa tuan saka bisa berada di mansion ini, dan kenapa tidur di sofa apa mungkin dia sudah tahu jika di kamarnya ada dirinya saat ini, ya begitulah isi pikiran Amira dalam diamnya. Hingga --
."aau"!! Amira sedikit meringis saat lututnya sedikit perih ketika beradu dengan obat merah yang di berikan bik Sri.
"maaf nona"! Kata bik Sri lirih"! Amira hanya mengangguk.
"sebaiknya nona kembali istirahat ini masih jam 1 lewat "! Kata bik Sri setalah selesai ngobati Amira, Amira pun mengangguk dengan bantu bik Sri gadis tersebut kembali melangkah menuju ranjang untuk kembali istirahat.
"bagaimana keadaan Amira bik"! Tanya saka saat melihat bik Sri menuruni anak tangga.
"sudah tidak apa apa tuan, mungkin nona Amira hanya kaget tiba tiba melihat anda disini, tapi nona Amira sudah istirahat kembali ,saya juga sudah mengobati lukanya tadi. Saka hanya mengangguk mendengarkan penjelasan bik Sri.
"sampai kapan aku ketakutan melihatnya, bukankah cepat atau lambat anak dalam kandungannya ku akan lahir dan---"!! Ucapan Amira terhenti,dirinya masih belum yakin Jiak saka akan bertanggung jawab atas kehamilannya saat ini.