Tidak seperti namanya yang berarti Ratu, Queen selalu menjadi wanita yang tidak pernah diratukan oleh pria yang dicintainya. Daniel, cinta pertamanya yang sudah empat tahun ia perjuangkan cintanya tidak pernah membalas cintanya. Begitu pun dengan Kevin yang sudah berstatus sebagai suaminya. Bahkan Kevin dengan teganya merencanakan pernikahan di saat dirinya masih mengandung anak mereka walau status pernikahan mereka hanyalah sementara.
Tak ingin hatinya semakin terluka akibat pernikahan mereka yang akan berujung perpisahan membuat Queen memilih pergi meninggalkan Kevin sebelum melahirkan. Kepergian Queen dari hidup Kevin berhasil membuat Kevin menyadari arti hadirnya Queen dalam hidupnya selama ini dan membuat Kevin menyesal karena terlambat menyadari perasaannya.
Penyesalan Kevin pun tiada guna karena Queen telah pergi dari hidupnya bersama pria yang siap memberikan seluruh hati dan hidupnya hanya untuk Queen.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SHy, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa yang kau harapkan?
"Queen..."
"Kak Mirza..." Ucap Mirza dan Queen hampir bersamaan.
"Perutku sakit, Kak... sangat sakit..." adu Queen sambil menangis.
Mirza tak menanggapi ucapan Queen dan lebih memilih mengangkat tubuh Queen dan menggendongnya. "Tenanglah, Kakak akan segera membawamu ke rumah sakit." Ucap Mirza lalu berjalan dengan langkah lebar keluar dari dalam rumah diikuti Bi Sarni di belakangnya sambil menenteng tas yang berisi perlengkapan persalinan Queen.
"Bibi temani Queen di belakang. Saya akan menyetir mobilnya sendiri." Ucap Mirza setelah membantu Queen masuk ke dalam mobil.
Bi Sarni mengangguk patuh dan segera masuk ke dalam mobil. Pun dengan Mirza yang segera masuk ke dalam mobil dan segera melajukan mobil menuju rumah sakit.
Selama dalam perjalanan menuju rumah sakit Queen tak hentinya merintih kesakitan karena merasa bayinya yang terus mendesak ingin keluar. "Akh, sakit sekali..." rintih Queen seraya mencengkram erat lengan Bi Sarni untuk menyalurkan rasa sakitnya. Bi Sarni yang sejak dari rumah tadi selalu menjadi sasaran kesakitan Queen hanya bisa pasrah dan meminta Queen menghela nafasnya agar tetap tenang.
"Sabarlah sebentar lagi kita akan sampai." Ucap Mirza yang masih berusaha untuk tetap fokus pada kemudinya.
"Perutku sakit sekali..." Queen kembali merintih dengan lebih kuat. Queen pun hanya bisa menangis merasakan sakit yang teramat dalam perutnya. Rasa sakit yang kini ia rasakan pun semakin bertambah saat ingatannya tiba-tiba tertuju pada sosok ayah dari anaknya. Kevin... Ucap Queen dalam hati dan semakin merintih dengan kencang.
Lima menit kemudian mobil pun akhirnya sampai di depan rumah sakit. Mirza menghela nafas lega saat seorang Dokter dan beberapa perawat nampak sudah menunggu kedatangan mereka setelah tadi ia sempat memberitahukan jika Queen akan melahirkan pada Dokter yang telah ia dan Queen pilih untuk membantu persalinan Queen.
Mirza dan Bi Sarni pun nampak berjalan tergesa-gesa mengikuti langkah Dokter dan perawat yang kini sedang membawa Queen menuju ruangan persalinan.
"Sakit sekali..." suara kesakitan Queen terus terdengar hingga sampai di depan ruangan persalinan.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja." Ucap Mirza pada Queen sebelum perawat membawa Queen masuk ke dalam ruangan persalinan.
Queen hanya bisa mengangguk seraya merintih membalas ucapan Mirza.
"Maaf, apa suami dari Nyonya Queen ada di sini?" Tanya salah satu perawat pada Mirza yang sedang menunggu pemeriksaan Queen.
"Tidak ada, Sus. Suami Queen saat ini sedang berada di luar kota." Balas Mirza. "Jika ada sesuatu hal yang harus diurus biar saya yang melakukannya." Ucap Mirza kemudian.
Perawat pun mengangguk paham dan tak lagi bertanya lalu meminta Mirza mengurus beberapa berkas yang harus ditanda tangani sebelum Dokter melakukan tindakan untuk Queen. Sementara di dalam ruangan persalinan Queen hanya bisa menangis merasakan sakit yang teramat pada perutnya dan merasakan keinginannya yang ingin melihat keberadaan Kevin di dekatnya untuk menemaninya selama berjuang melahirkan anak mereka ke dunia.
Apa yang sedang kau harapkan Queen... Queen pun menggeleng seraya menangis. Sebelah tangannya pun memegang sisi ranjang untuk menyalurkan rasa sakitnya saat ini. Queen pun berusaha menghilangkan bayang-bayang Kevin dan harapannya agar Kevin ada di dekatnya saat ini dan menemani persalinannya.
"Bayi anda sudah siap untuk dilahirkan, Nyonya." Ucap Dokter setelah memeriksa pembukaan jalan lahir bayi Queen.
"Suster, tolong panggilkan Tuan Mirza untuk masuk ke dalam ruangan." Titah Dokter Serena pada perawat. Sebelum persalinan, Queen dan Mirza memang sudah memberitahu Dokter Serena jika Mirza-lah yang akan menjadi pengganti suami Queen untuk menemaninya saat melahirkan.
Suster yang ditunjuk pun mengangguk lalu segera keluar dari dalam ruangan. Tak lama Mirza pun nampak masuk ke dalam ruangan persalinan.
"Kak Mirza... ini sungguh sakit..." Queen menangis seraya memegang erat tangan Mirza yang kini sudah berada di sampingnya. Para perawat dan Dokter Serena pun mulai melakukan tugas masing-masing untuk membantu persalinan Queen. Tak lama Dokter Serena pun memberi aba-aba Queen untuk mengejan.
"Akh... aku tidak kuat..." rintih Queen.
"Kau harus kuat Queen..." Ucap Mirza seraya mengelap keringat yang kini semakin membanjiri pelipis Queen.
***
Lanjut? Jangan lupa berikan vote, like, gift dan komennya dulu, ya.
Sambil menunggu Queenara update, silahkan mampir di novel shay yang lagi on going juga berjudul Kita Harus Menikah!🖤
Dan jangan lupa follow IG shy @shy1210_ untuk mengetahui informasi update.
