Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 29
Dan itu memang benar, bahkan untuk bernafas saja, rasanya Rachel sangat sulit melakukannya. Rachel memang sangat menjaga dirinya dengan baik, mencium bibir Rachel saja dulu Ravi harus melakukannya dengan diam-diam atau mencuri-curi. Kalau tidak Rachel juga tidak mau melakukannya.
Makanya saat Sagara memperlakukan Rachel seperti ini, dan bagi Rachel ini memang pengalaman pertamanya. Jantungnya benar-benar terasa mau copot dari tempatnya.
Tapi bukannya memberi jeda, atau membiarkan Rachel menenangkan diri dulu. Sagara malah ikut memegang dada Rachel. Membuat Rachel terdiam mematung. Belum pernah ada pria yang memang dadanya secara langsung seperti itu. Apalagi Sagara memang pintar sekali, sampai dia menyentuh di bagian yang tidak tertutup kain. Semakin menjadilah debaran jantung Rachel.
"Mas..." lirih Rachel yang merasa sebentar lagi mungkin akan pingsan.
"Benar, jantungmu berdebar sangat kencang" kata Sagara "Dan aku tahu bagaimana cara membuatnya tenang" kata Sagara lagi yang membuat Rachel menatap Sagara. Lebih tepatnya mengikuti arah tatapan pria itu juga.
Alih-alih membuat jantung Rachel menjadi tenang. Sagara malah melakukan hal yang sebaliknya.
Sagara bahkan menunduk lalu mengecup perlahan dada Rachel.
"Ishhh"
Rachel memejamkan matanya dan mencengkram kuat lengan Sagara.
Suara itu lolos begitu saja dari mulut Rachel. Membuat Sagara merasakan gelenyar aneh dalam tubuhnya. Sagara kembali mengangkat kepalanya dan menatap mata Rachel yang terpejam. Sagara menggunakan kesempatan itu untuk langsung meraup bibir istrinya itu dengan begitu rakuss.
Mata Rachel terbuka dan terbelalak karena terkejut. Tanganya yang tadinya mencengkeram kuat lengan Sagara, semakin kuat mencengkram. Sagara terus mencium Rachel, menyesapp bibir atas dan bawah istrinya itu bergantian. Sagara yang terus mendorong dan mendorong dirinya semakin dekat dengan Rachel, membuat Rachel takut terjatuh. Hingga dia mengalungkan tangannya di belakang kepala Sagara. Padahal tidak mungkin juga Sagara membiarkan Rachel terjatuh.
Beberapa kali decapann dan hisapann, Sagara menjeda ciuman mesra pada Rachel.
"Hahh, hahh" keduanya tersengal-sengal.
Sagara menatap mata istrinya yang meskipun sudah di kenal 10 tahunan, tapi baru bisa dekat dan bicara beberapa hari ini saja. Dan ternyata, perasaannya bisa tumbuh secepat ini. Sagara merasa, dia benar-benar bisa terangsangg begitu cepat pada Rachel.
Rachel yang tidak mengerti arti dari tatapan mata Sagara yang membuat bulu kuduk di seluruh tubuhnya meremang. Sampai Sagara mengangkat tangannya dan memegang dress bagian bahu yang di pakai Rachel.
Rachel juga mengarahkan pandangannya ke sana. Ke tempat dimana tangan Sagara mulai menggerakkan dress itu semakin turun ke bawah.
Jantung Rachel semakin tak terkendali. Debarannya semakin kencang, lebih kencang dari sbelumnya. Hingga tiba-tiba dress itu sudah lolos ke lantai. Wajah Rachel merona.
Sagara mengangkat tubuh Rachel dan membaringkannya ke tempat tidur. Rachel terkejut ketika Sagara membuka jubah tidurnya dan melihat sesuatu yang tegak berdiri, dan begitu besar. Rachel bahkan menelan salivanya beberapa kali.
'Astaga, besar sekali. Pasti tidak muat, pasti itu tidak akan bisa masuk' Rachel sudah panik.
Dia banyak mendengar dari teman-temannya yang sudah menikah. Dan untuk pertama kalinya, itu akan terasa sangat sakit. Apalagi dengan ukuran yang begitu besar milik Sagara.
Rachel memegang erat sprei dengan dada yang naik turun begitu cepat. Sagara menatap wajah Rachel, dia benar-benar tak bisa menahannya lagi.
"Aku menginginkanmu, Rachel!" ucap Sagara mengecupp bibir Rachel dan memeluknya.
"Aghkkkk" Pekik Rachel yang mengeluarkan air mata ketika Sagara mencoba untuk memasukinya pertama kali.
Sagara sangat terkejut, ternyata memang istrinya masih tersegel. Sagara tidak menyangka hal itu. Sagara tidak memaksa, dia menarik kembali miliknya yang memang belum bisa menembus masuk ke dalam milik Rachel.
Fabian lantas memeluk Rachel dan menyeka air mata istrinya itu.
"Maafkan aku, aku tidak tahu kamu masih perawann. Maafkan aku" kata Sagara yang sadar kalau dia telah melakukan kesalahan.
Rachel terlihat sangat kesakitan, air matanya terus mengalir. Wajahnya juga terlihat merah menahan sakit.
Sagara mengecup kening Rachel, jika dia tahu istrinya masih perawann. Tentu saja dia akan melakukan pemanasan yang baik terlebih dahulu agar Rachel bisa rileks. Tidak langsung menyatukan diri mereka seperti tadi.
"Aku akan menundanya, pakailah bajumu" kata Sagara yang tidak tega melihat Rachel kesakitan seperti itu.
Sagara sudah akan turun dari tempat tidur. Dia pikir dia harus cepat pergi dari sini, kalau tidak dia pasti tidak bisa menahannya. Namun saat dia akan turun, Rachel menarik tangan suaminya itu.
"Mas, lakukan saja. Di tunda juga sakitnya sama kan, lakukan saja sekarang" kata Rachel dengan pipi merah merona.
Sebab yang ada di pikiran Rachel, kalaupun di tunda, dia akan mengalami rasa perih dan sakit yang sama lagi besok. Kalau sama-sama sakit, kenapa harus menundanya.
Jakun Sagara naik turun dengan cepat. Sebenarnya dia sangat menginginkan Rachel. Tapi juga tidak ingin menyakitinya.
"Kamu yakin?" tanya Sagara.
"Katanya rasa sakitnya hanya sekali kan? setelah ini tidak akan sakit lagi kan?" tanya Rachel.
Sagara mengangguk dengan cepat membenarkan apa yang di tanyakan oleh Rachel itu.
"Kalau sakit, kamu bisa melampiaskan kesakitanmu itu padaku, cakarr atau gigit saja lengan atau bahuku" kata Sagara yang di angguki cepat oleh Rachel.
Rachel kembali bersiap, tapi kali ini Sagara memperlakukan istrinya itu dengan sangat lembut. Memberikan kecupan dan sentuhan lembut pada tubuh Rachel, sampai di rasa istrinya itu siap. Setelah itu baru dia kembali menyatukan dirinya dengan Rachel.
Sekali lagi Rachel berteriak, dan air matanya memang kembali mengalir. Sagara terus memeluk Rachel ketika dia berusaha memasuki istrinya itu, hingga entah berapa banyak cakarann di punggungnya dan gigitan di lengannya karena Rachel memang sangat kesakitan. Namun setelah pertahanan itu tertembus, dan Sagara bergerak dengan perlahan, Rachel menjadi sedikit tenang.
Sagara juga pada akhirnya bisa mempercepat ritmenya dan setelah tiga puluh menit, Sagara pun menjatuhkan tubuhnya di atas tubuh Rachel, tentu saja dengan tumpuan sikunya.
Dengan nafas yang tersengal-sengal, Sagara mencium kening Rachel yang sudah banjir dengan peluh.
"Sekali lagi ya"
Mata Rachel melebar, dia baru saja merasa lega Sagara turun dari atas tubuhnya.
***
Bersambung...