Salah Kamar

Sky tidak paham kenapa Anne sulit sekali menerimanya untuk jadi suami. Padahal wanita itu mengatakan sudah memaafkannya atas kejadian masa SMA. Tapi kenapa tetap tidak mau di ajak menikah?

"Tom, coba kamu analisis kenapa Anne tidak mau ku ajak menikah? Padahal niatku sangat baik, agar dia tidak di cap wanita buruk oleh orang luar dan agar anak kami memiliki identitas dan keluarga yang jelas." Sky bicara pada asistennya yang mulai ikut pusing dibuatnya.

Sudah 5 hari sejak pertemuannya dan Anne di restoran. Sky terus menunjukkan usahanya mendekati Anne. Termasuk nekat mendatangi unit tempat Anne tinggal. Mengirimkan makanan dan bunga agar Anne sedikit tersentuh oleh tindakannya.

Tapi hasilnya nihil. Semua yang ia kirimkan malah Anne berikan pada petugas keamanan dan kebersihan apartemen. Anne juga tidak mau bertemu dengannya sama sekali.

Ini sangat membuat Sky stres. Mendadak jalan yang sempat terbuka kini tertutup kembali. Padahal mereka sudah satu lingkungan tempat tinggal, bahkan sudah saling tahu kebenarannya.

"Ada beberapa alasan yang bisa ku simpulkan." Tom menjawab dengan sedikit keraguan. Dengan pelan ia melanjutkan ucapan. "Pertama, karena Nona Anne telah memiliki kekasih rahasia. Kedua, memang dia tidak mencintai mu. Ketiga, masih trustissue dengan masa SMA kalian dan ke empat, sudah siap menjadi ibu tunggal. Dan terakhir, dia tahu kamu sudah punya calon istri, bos."

Sky terdiam mendengarnya. "Semua memang masuk akal." ujar Sky menyetujui analisis Tom. "Sekelas Anne, dia cantik, kaya, pintar, pria mana yang tidak mau dengannya. Apalagi yang terjadi di antara kami diluar kendali. Masih banyak bisa tetap menerimanya. Dan anak kami pasti akan tampan dan pintar, tidak rugi memiliki anak sepertinya. Dan wanita se mandiri Anne tidak pernah takut hidup tanpa pria."

Tom mengacungkan jempol mendengar ucapan bosnya. "Jadi sangat wajar dia tidak mau menikah denganmu. Dan aku rasa Nona Anne sudah memiliki pertimbangan sendiri, bos. Dia terlihat tenang sekali, tidak berisik atas kehamilannya. Ini membuktikan rencana matang telah diatur sejak lama. Lagipula kamu akan akan menikah, dan wanita mana yang mau jadi istri kedua." kata Tom menanggapi kembali.

"Siapa juga yang mau menjadikan Anne istri kedua. Aku tidak ada niatan menikahi Lilia. Lagi pula entah darimana Anne tahu aku memilih calon istri ya?"

"Mungkin tidak saja mendengar dari orang lain atau pernah melihatmu keluar bersama wanita lain." jawab Tom berpikir logis.

"Lalu menurutmu aku harus bagaimana, Tom?" tanya Sky terdengar putus asa.

"Aku pikir karena Nona Anne sudah memiliki rencana sendiri, tugasmu hanya mendukungnya saja, bos. Wanita jika semakin di paksa akan semakin sulit di kendalikan."

"Tapi bagaimana jika rencananya adalah menikah dengan pria lain? Aku tidak bisa menerimanya, Tom." sergah Sky yang mulai panik dengan pemikirannya sendiri.

"Ya sudah tinggal katakan pada Nona Anne jika kamu mencintainya dan ingin menjadi suami terbaik untuknya."

"Aku tidak mencintainya, aku hanya memikirkan anak dalam perut Anne."

"Jika sekedar memikirkan anak, kamu bisa menawarkan diri untuk ikut pemeriksaan kehamilan, menyiapkan rumah sakit terbaik untuk persalinan, memikirkan cara agar anak mu lahir dengan selamat. Aku rasa itu lebih masuk akal." Tom heran kenapa bosnya tidak mengakui perasannya saja. Padahal sudah jelas dari cara bicaranya jika dia sangat ingin Anne menjadi pasangan hidupnya.

"Ah kamu ini tidak paham. Aku memikirkan anakku, jika orang tahu dia lahir tanpa ikatan pernikahan dari orang tuanya bagaimana?" ungkap Sky berusaha mengelaknya.

"Nah itu yang harus di diskusikan dengan Nona Anne. Jangan fokus pada kata menikah saja. Jika Nona Anne saja tidak bingung memikirkan masa depan anak kalian, aku rasa dia sudah memiliki opsi terbaik untuk identitas anak kalian."

Diam. Sky terdiam mendengarnya.

Benar juga kata Tom, dia terlalu memaksakan menikah. Tapi bertanya solusi apa yang sudah Anne siapkan untuk menyambut kelahiran anak mereka.

"Aku lihat Nona Anne tidak sulit untuk di ajak diskusi, bos. Yang penting kamu tidak memaksanya. Tapi sejujurnya aku cukup kecewa kenapa kamu bergerak lamban. Bahkan terkesan pengecut untuk mengakui kesalahan malam itu." ungkap Tom tidak peduli jika nanti bosnya marah.

Sky tidak marah dengan ungkapan kecewa dari asistennya. "Ya, memang salahku. Terlalu pengecut tidak berani to the point meminta maaf dan menyelesaikan masalah. Aku saat itu terlalu banyak pertimbangan, Tom. Takut ini dan itu padahal baru asumsi ku saja. Tapi kemarin, saat melihatnya mengusap perut dengan hangat, hatiku tersentuh dan baru menyadari. Anne tidak pernah berpikir untuk menggugurkan anak kami."

"Jadi kamu berpikir Nona Anne tidak menginginkan anak kalian jika kamu ayahnya?"

"Iya, hubungan kami sangat buruk sekali saat SMA. Apalagi Sonya pernah membuat Anne jatuh dari lantai dua. Saat itu aku tidak peduli padanya, malah ikut menyalahkan Anne yang ceroboh saat turun tangga."

Tom menghembuskan napas kasar. "Pantas saja, dirimu memang jahat sekali bos. Sekarang rasakan sendiri akibatnya, jadi overthinking berlebihan."

Tom mendekati bosnya, menepuk pelan pundak Sky laku melanjutkan perkataannya. "Tapi bos, semua ada waktunya. Meskipun bekas luka tetap ada bukan berarti tidak bisa mendapatkan kesempatan kedua. Kamu dan Sonya sudah berakhir lama, anggap saja sifat burukmu dulu pengaruh darinya. Sekarang belajarlah berani, pelan-pelan dekati Nona Anne dengan cara baik. Jangan memaksa, apalagi memaksanya untuk menikah denganmu. Tidak ada orang yang mau menikah dengan pria yang pernah menyakitinya. Tapi bukan berarti tidak mungkin. Semangat, bos!"

"Terimakasih, Tom. Sudah mendukungku dan menyemangati ku." ucap Sky merasa lebih baik dari sebelumnya. "Coba saja aku cerita dengan mu sejak dulu. Mungkin hasilnya sudah jauh lebih baik."

"Salahmu kenapa memberikan mu tugas sangat banyak. Harus kesana kemari untuk bertemu klien. Ah ya aku jadi paham kenapa kamu selalu mual dan ingin makan asam-asam. Itu pasti bawaan bayimu. Bayimu tidak mau menyusahkan ibunya jadi pilih menyusahkan ayahnya." Ledek Tom membuat Sky tertawa.

"Iya seperti kamu benar lagi, Tom. Aku melihat Anne mudah untuk makan, sedangkan aku baru akhir-akhir ini saja bisa makan cukup banyak. Tapi tidak masalah, asal Anne baik-baik saja aku sudah senang."

Ketika Tom berniat menjawabnya kembali, tiba-tiba ponsel Sky berdering.

"Mama Indira... " kata Sky mendadak firasatnya mengatakan tidak enak.

"Angkat saja, bos. Siapa tahu penting."

Sky segera mengangkatnya, belum sempat menyapa, Maka Indira langsung bicara dengan nada panik.

"Sky, cepat datang ke rumah sakit. Ibumu minum obat tidur dengan dosis tinggi dan kini sedang dilarikan ke rumah sakit."