Sistem: Melenyapkan Pengkhianat

Sekali merengek maka uang dalam jumlah milliaran rupiah masuk ke rekeningnya. Ini bukan jalan sukses protagonis wanita seperti yang ada dalam novel.

Tapi, tetap saja Chantika tidak dapat menerima Violetta melebihi dirinya, seseorang yang mengetahui alur cerita novel. Menggunakan budget yang lebih besar, ditambah dengan menyewa desainer papan atas.

"Pindahkan semua barang-barangnya. Jangan sampai ada yang rusak. Harus sudah selesai besok." Ucap Chantika penuh senyuman.

"Sayang...kamu tenang saja, ibu sudah menyewa stasiun televisi untuk mempromosikan butik milikmu. Ibu janji butik milik Violetta tidak akan dapat menyaingi butikmu." Dania tersenyum, mengelus rambut putrinya pelan.

"Terimakasih ibu...ibu memang paling baik padaku." Chantika tersenyum memeluk ibunya erat. Tinggal diserahkan pada management, maka setelah ini dirinya dapat kembali mendekati Sebastian.

Tapi, satu hal yang membuatnya mengernyitkan kening. Sebelum waktu terulang Violetta merekrut seorang chef terkenal untuk restaurannya. Chef yang kebetulan kariernya sedang merosot saat ini. Namun, akan membawa kejayaan bagi restaurannya di masa mendatang.

Karena itu, mau tidak mau bisnis restauran harus segera dibuka. Walaupun dirinya belum menemukan lokasi yang sesuai.

"Ibu...kakak tidak mau membangun bisnis restauran. Aku ingin kakak sukses, makanya aku memberikan ide padanya. Tapi... setelah difikirkan kembali, aku juga ingin membuka bisnis restauran." Gumam Chantika menunduk. Membuat Dania tidak tega pada putrinya yang paling cantik.

"Baik! Baik! Ibu akan memberikan modal padamu. Biar diambil dari keuntungan perusahaan saja." Dania mengelus pelan rambut Chantika.

Rasa kasih sayang yang benar-benar tidak wajar sejatinya. Namun, perlahan Chantika tersenyum, ternyata kedua orang tuanya terlalu gampang dimanfaatkan.

"Kalian harus hati-hati memindahkannya. Ada kristal mahal di gaun itu. Kalau rusak kalian harus ganti!" Teriaknya memerintah.

Sedangkan Dania hanya menghela napas. Inilah anak kebanggaannya, Chantika. Putrinya yang cantik selalu menjadi bintang keberuntungan bagi keluarganya.

***

"Nona, apa yang harus kita lakukan? Butik di seberang jalan juga mengganti konsepnya?" Tanya salah seorang karyawan cemas pada majikannya. Pasalnya baru beberapa hari butik bangkit, kemungkinan PHK baginya menghilang. Tapi tiba-tiba pesaing malah ikut-ikutan menganti konsepnya.

Violetta menghela napas, melihat sendiri gaun-gaun yang diangkut masuk ke dalam butik milik Chantika merupakan gaun bernilai tinggi. Perlahan wajahnya tersenyum, loyal wedding tidak selalu dilaksanakan. Walaupun menguntungkan tapi tentu saja ada cara lain untuk mengatasinya, jika ada customer meminta gaun berbudget tinggi.

Namun dirinya benar-benar memerlukan keberadaan Galan kali ini. Berfikir sejenak, bagaimana caranya mengumpulkan 25 poin dalam waktu singkat.

"Kamu keluar dulu, layani konsumen. Lalu hubungi beberapa EO, katakan kita akan membuka layanan untuk menyewa gaun pengantin yang terpisah dengan butik." Rencana yang pada akhirnya diambil olehnya.

"Baik!" Sang karyawan melangkah pergi.

Sementara Violetta terdiam sejenak berfikir. Jemari tangannya bergerak mengetuk-ngetuk meja guna berfikir. Mengigit bagian bawah bibirnya sendiri.

"Galan, apa yang harus aku lakukan untuk mengumpulkan 25 poin?" Tanyanya.

"Menciderai penjelajah dimensi, setidaknya luka yang dalam dan berbekas." Jawaban dari sang pemuda. Entah apa yang difikirkan oleh nonanya.

"Tidak! Tidak! Jika melebihi tamparan, ibu dan ayah akan menyeretku ke dalam penjara. Lalu hidupku akan hancur." Violetta memijit pelipisnya sendiri."Ada cara lainnya?"

"Meningkatkan rasa suka protagonis pria. Jika dapat melewati 25%. Selain poin terakumulasi, nona juga akan mendapatkan hadiah 40 poin tambahan." Sebuah penjelasan singkat dari Galan. Membuat Violetta mengangkat sebelah alisnya. Malas sekali rasanya untuk berurusan dengan spesies cumi-cumi kering itu.

Satu hal lagi yang mengganjal dalam otaknya. Dulu dirinya mati-matian mengejar cinta Sebastian. Tapi setelah belasan tahun sama sekali tidak membawakan hasil. Bagaimana mungkin Sebastian jadi menyukainya?

"Galan kamu tau cara menggoda pria?" Tanyanya menelan ludah, yang terpenting masuk 25 poin dulu.

"Nona ingin mendekati protagonis pria? Manusia pada umumnya tertarik pada visual." Sebuah jawaban penuh senyuman dengan nada datar.

"Seperti aku tertarik padamu?" Gumam Violetta berkedip beberapa kali menatap ke arah Galan. Tapi dengan cepat menggeleng, ini bukan saatnya untuk genit. Jika tanpa persiapan maka bisnisnya akan hancur.

"Selain visual?" tanya Violetta lagi.

"Ada cara lain. Menurut pengalaman saya dalam melayani host sebelumnya, s*eks dapat membuat hormon endorfin dalam tubuh aktif. Meningkatkan rasa bahagia---"Kalimat sang pemuda disela.

"Mana mau aku melayani cumi-cumi kering." Violetta bergidik ngeri.

Terdiam sejenak sedikit melirik ke arah Galan. 25 poin, dimana mendapatkan 25 poin. Menghela napas pada akhirnya Sebastian dihubunginya menggunakan mode load speaker.

Tidak lama panggilannya diangkat.

"Ada apa?" Tanya Sebastian dengan nada malas.

"Kamu sudah makan? Mau aku kirimkan makanan?" Violetta bertanya penuh harap dengan nada ceria. Tapi tidak ada notifikasi penambahan rasa suka maupun poin pada layar transparan. Benar-benar Sebastian sialan.

"Tidak! Benarkan, kamu sebelumnya pura-pura pacaran dengan pria penghibur itu demi menarik perhatianku. Minta maaf padaku sekarang, harus berlutut dan tunjukkan ketulusanmu. Datang ke kantorku, jangan lupa belikan kue mangga yang aku dan Chantika sukai. Dia adikmu, tapi kenapa kamu bisa begitu jahat pada adikmu." Siraman rohani dari Sebastian, benar-benar terdengar murka.

Violetta mengangkat sebelah alisnya. Serius dirinya harus meningkatkan rasa suka pria br*ngsek ini? Matanya tertuju pada Galan yang masih tersenyum. Walaupun dalam dirinya kesal setengah mati.

"Aku akan minta maaf...ka...kamu tampan." Ucap Violetta terbata-bata. Gila saja cumi-cumi disebutnya tampan.

Dulu memang Sebastian yang paling tampan. Sebelum Galan muncul di hidupnya, mengalihkan dunianya.

"Akhirnya kamu sadar. Tapi sayang sekali aku sudah tidak mencintaimu lagi. Chantika lebih dalam segala hal daripada kamu yang cuma bisanya diam di rumah, bahkan bisnis sendiri hancur. Kapan kamu bisa seperti Chantika. Jujur saja kalian saudara kandung, tapi perbedaan terlalu jauh." Begitu lancar Sebastian mengucapkan segalanya.

"Tekanan darah nona tiba-tiba naik dari batas normal. Mohon nona menenangkan diri." Ucap Galan, menatap penuh senyuman. Informasi keadaan tubuh hostnya akan langsung masuk ke dalam informasi di otaknya.

Violetta menghela napas, benar kata Galan-nya tercinta. Dirinya tidak boleh emosional, tidak boleh memendam rasa sakit.

Karena itu.

"Eh! Cumi-cumi kering! Ogah aku minta maaf pada wanita ular peliharaanmu. Jujur saja, tadi aku hanya mengujimu, tidak maaf! Mengejek kebodohanmu. Bagaimana bisa ada pria sebodoh dirimu. Dengan mudah jatuh cinta pada wanita yang penyakitan. Sudah penyakitan, longgar, kenapa? Apa karena enak? Otakmu memang isinya cuma s*elangkanngan!" Komat-kamit Violetta berucap, tensinya tidak boleh naik. Harus jaga kesehatan demi Galan-nya tercinta.

"Ka... kamu..." Pemuda di seberang sana terdengar tidak dapat berkata-kata.

"Kamu apa? Kamu cuma iri karena pacarku puluhan kali lipat lebih tampan darimu kan? Dengar! Bukan hanya tampan, tapi bibirnya juga enak. Baru kemarin aku menikmati bibirnya yang menawan. Aku benar-benar puas, ingin melanjutkan untuk menyentuh tubuhnya..."

"Violetta!"

Bersamaan dengan teriakan yang terdengar dari seberang sana notifikasi terlihat di layar transparan.

Pemuda berambut putih yang masih memakai pakaian bagaikan butler berucap. Kali ini dengan nada sedikit tidak percaya."Selamat nona berhasil menambahkan rasa suka protagonis pria secara permanen sebanyak 7%. Rasa suka protagonis pria saat ini 26%."