NovelToon NovelToon
Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Menjadi Istri Kontrak Dari Pria Asing

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:2.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rheaaa

Lyra tak pernah menyangka bahwa orang yang paling ia percayai telah mengkhianatinya sebulan sebelum pernikahannya.

Alih-alih membelanya, ibu tirinya justru memilih untuk menikahkan tunangannya dengan kakaknya sendiri dan menjodohkannya dengan Adrian— seorang pria yang tak pernah ia tahu.

Namun, di tengah huru hara itu Adrian justru menawarkan padanya sebuah kontrak pernikahan yang menguntungkan keduanya. Apakah Lyra dan Adrian akan selamanya terjebak dalam kontrak pernikahan itu? Atau salah satunya akan luluh dan melanggar kontrak yang telah mereka setujui?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rheaaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 4

"Kau bercanda? Bagaimana mungkin kau bisa hidup dengan wanita yang bukan pilihanmu?" tanya Lyra alisnya bertaut tajam.

"Sejujurnya aku tidak masalah. Yang kupikirkan saat ini hanyalah bekerja. Toh hubungan ini tidak akan bertahan lama," jelas pria itu seraya mengelap kacamatanya.

"Pria aneh. Aku harus bicara dengan papa setelah ini." Lyra menggigit bibir bawahnya seraya menatap kedua kakinya.

"Hubungi aku jika kau berubah pikiran," ucap Adrian lalu memberikan kartu nama miliknya.

Tak berselang lama, Adrian dan keluarganya pun pulang. Dada Lyra berdetak sangat kencang. "Papa, kita harus bicara."

"Bicara? Tentang apa, Nak?"

"Apa maksud papa tiba-tiba menjodohkanku dengan seseorang? Terlebih aku sama sekali tidak kenal dengan pria itu."

"Papa rasa kau butuh seseorang unt—"

"Jawab aku jujur, Papa." Lyra menyipitkan kedua matanya.

Pak Satria terdiam sebelum akhirnya jatuh seolah berlutut pada putrinya. Safira yang melihat ayahnya tiba-tiba berlutut langsung menghampirinya. "Apa yang baru saja kau katakan sampai membuat papa berlutut seperti ini Lyra?!"

"Diam! Ini urusanku dan papaku! Jangan coba-coba ikut campur, Safira!" hardik Lyra sambil mengacungkan telunjuknya pada Safira.

Safira terdiam, ia melirik ke arah ibunya seolah meminta pertolongan. Tapi Bu Sintia hanya memutar kepalanya ke samping, seolah menyuruhnya menyingkir.

"Maafkan papa Lyra. Tapi tolong setujui perjodohan ini. Jika tidak— jika tidak perusahaan akan bangkrut. Papa tidak ingin melihatmu hidup luntang lantung tanpa arah," ujarnya dengan suara yang bergetar.

Lyra tersentak selangkah ke belakang, "Papa jangan seperti ini ...." wanita itu berusaha menarik tubuh ayahnya tapi pria itu seolah menolaknya.

"Tolong Lyra," pinta Pak Satria masih dalam posisinya.

Seumur hidup Lyra tak pernah menyaksikan ayahnya seperti ini. Namun kali ini berbeda, mereka sedang berada di titik terendah dalam kehidupan saat ini.

Lyra terdiam sejenak, hati kecilnya tak tega melihat ayah sekaligus keluarga satu-satunya yang ia miliki menderita seperti ini. Wanita itu menghela napas, "Hhh ... baiklah. Aku akan menyetujui perjodohan ini," ucapnya datar dengan wajah murung.

Lyra menaiki anak tangga menuju ke kamarnya, bahunya sedikit turun. Setibanya di kamar, ia mengunci diri dan meraih ponselnya sebelum akhirnya membenamkan dirinya dalam selimut.

Dion : Kau sedang apa? Bagaimana perasaanmu?

Dion : Lyra? Tolong balas pesanku.

Dion : Tidak terjadi sesuatu, kan? Aku khawatir.

"Cih! Sebaiknya aku memblokirnya mulai sekarang," ucapnya seraya menekan tombol blokir. Setelah memutus hubungan dengan Dion, Lyra menghubungi Adrian.

Lyra : Ini aku, Lyra.

Adrian : Bagaimana? Kau berubah pikiran?

Lyra : Ya.

Adrian : Besok, temui aku di cafe X pada jam istirahat makan siang. Aku akan memberikan kontrak pernikahan yang harus kau tanda tangani.

*

*

*

Keesokan harinya, Lyra berangkat kerja seperti biasa. Jalanan tampak ramai dengan kendaraan pekerja yang berlalu-lalang.

Sesampainya di kantor, "Lyraaaaaa!" terdengar teriakan seorang wanita dari kejauhan diiringi dengan derap langkah yang cepat.

"Kenapa tidak membalas pesanku kemarin?" tanya Sena sambil merangkul bahu Lyra.

"Sena, jangan berisik. Suaramu bisa mengganggu orang lain," ucap Juan sambil menyeka keringatnya.

"Maaf. Aku tidak melihat ponselku sama sekali," dalih Lyra berusaha menyembunyikan masalahnya.

"Bohong! Kau tidak pernah seperti ini. Jangan menyembunyikan apa pun dari kami, Lyra. Kami teman-temanmu," ujar Sena sambil melangkahkan kakinya.

Lyra dan Juan mengekori Sena di belakang. "Bagaimana kalau kita sarapan? Kita masih punya dua puluh menit sebelum jam kerja dimulai," ucap Juan sambil melihat jam di tangannya.

"Ide bagus," balas Sena. Ketiganya pun berakhir di cafetaria. Lyra hanya memesan segelas kopi dengan alasan sudah makan di rumah.

"Apa yang terjadi, Lyra?" tanya Juan sambil menyantap sepiring nasi goreng yang dipesannya.

"Hhh. Aku ... batal menikah dengan Dion," jawab Lyra sambil mengaduk kopinya.

Sendok di tangan Juan tiba-tiba terjatuh serta Sena. Yang sedang minum juga tersedak setelah mendengar pengakuan Lyra.

"Kenapa?" tanya mereka berdua serentak.

"Dion melakukan kesalahan besar dan berakibat batalnya pernikahan kami."

Setelah menyelesaikan sarapan, Lyra dan dua temannya bergegas menuju ruang kerja. Wanita itu berusaha fokus pada pekerjaannya meskipun beberapa kali pikirannya sempat teralihkan ke masalahnya dengan Dion.

Tak disadari jam istirahat makan siang akhirnya tiba. Lyra segera mengemas barang-barangnya untuk menemui Adrian di tempat yang telah mereka sepakati untuk bertemu.

"Mungkin saja ini kesempatanmu, Juan," celetuk Sena setelah memastikan Lyra telah pergi.

"Apa maksudmu?" tanya Juan, sebelah alisnya terangkat.

"Aku tau kau menyukainya," jawab Sena sambil menopang dagunya dengan tangan.

*

*

*

Lyra mengemudi dalam diam, perjalanannya hanya di temani oleh deru mesin dan suara klakson dari kendaraan lain.

Setibanya di cafe, Lyra sudah melihat Adrian duduk di sana. Wanita itu melepas sabuk pengaman dan bergegas ke meja Adrian.

"Maaf membuatmu menunggu," ucap Lyra sambil menarik kursi dan menjatuhkan dirinya di sana.

"Tidak sama sekali. Aku baru saja sampai," balas Adrian sambil menyeruput minuman yang dipesannya.

Baru saja Lyra ingin menyandarkan punggungnya, suara yang familiar terdengar di telinganya. "Lyra?!"

Wanita itu menoleh, pupil matanya membesar. Dion berdiri di meja sebelah, matanya membelalak sedang tangan kanannya mengepal hingga buku-buku kukunya memutih. "Apa yang kau lakukan di sini bersama pria lain?" tanya Dionsuaranya serak, nyaris pecah.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!