NovelToon NovelToon
Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Dendam Dan Cinta Tuan Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Balas Dendam / CEO / Janda / Romansa / Menikah dengan Musuhku
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Annavita

Aira tak menyangka jika pernikahan harmonis yang ia bina kini hancur lebur, karna orang ketiga.

Dunianya hancur, hingga sebuah kecelakaan menimpanya dan membuat ia koma. setelah sadar, ia dihadapkan dengan seorang pria yang tiba-tiba saja menjadikannya seorang budak. hingga dimana Aira dijadikan bak seorang tawanan oleh pria misterius itu.

sementara disisi lain, Rayyan berusaha menjalani dendam yang diamanatkan padanya dari sang ayah. dendam yang begitu membuatnya berapai-api pada Aira.

akankah Rayyan berhasil menuntaskan dendamnya? atau malah rasa cinta timbul dihatinya untuk Aira?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Annavita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29

Dimas menatap layar CCTV dengan seksama, mencoba mengingat di mana ia pernah melihat pria itu sebelumnya. Otaknya bekerja keras, memutar kembali setiap memori yang tersimpan di benaknya. Tiba-tiba, sebuah ingatan muncul, membuatnya tersentak kaget.

"Gue inget!" seru Dimas dengan nada terkejut. "Cowok ini satu kantor sama Rania! Gue pernah ketemu dia di tempat parkir kantor Rania!"

Sandi mengerutkan kening, menatap Dimas dengan tatapan bingung. "Lo yakin ini memang Aira?" tanya Sandi, mencoba memastikan bahwa Dimas tidak salah mengenali wanita itu.

"Gue yakin! Apalagi sekarang Aira hilang. Nggak mungkin ini cuma kebetulan," jawab Dimas dengan nada penuh keyakinan. Ia merasa bahwa ia telah menemukan petunjuk penting yang dapat membantunya menemukan Aira.

Setelah mengucapkan terima kasih kepada Sandi atas bantuannya, Dimas bergegas untuk pulang. Hari sudah larut, dan ia ingin segera menanyakan tentang Rayyan kepada Rania. Ia merasa bahwa Rania mungkin tahu sesuatu tentang pria itu, dan ia tidak sabar untuk mengungkap kebenaran.

*

Sesampainya di apartemen Rania, Dimas melihat Rania sedang menunggunya di ruang tamu. Wanita itu tampak cemas dan khawatir.

"Sayang, kamu kok lama banget?" ucap Rania dengan nada manja, menghampiri Dimas dan memeluknya erat.

Dimas melepaskan pelukan Rania dengan lembut, lalu menatapnya dengan tatapan serius. "Rani, temen kantor kamu yang kemarin ketemu kita di tempat parkir, siapa namanya?" tanya Dimas dengan nada mendesak.

Rania mengerutkan kening, merasa curiga dengan pertanyaan Dimas. "Kamu kok tiba-tiba banget nanyain dia? Ada masalah apa emangnya?" tanya Rania dengan nada defensif.

"Sudahlah! Kau tinggal jawab pertanyaanku!" bentak Dimas dengan nada marah. Ia tidak ingin bertele-tele, ia hanya ingin mendapatkan jawaban dari Rania.

Rania terkejut mendengar bentakan Dimas. Ia merasa sakit hati dan kecewa karena Dimas membentaknya hanya karena seorang pria yang baru dikenalnya. "Iya, iya! Dia Rayyan, karyawan baru di IT. Dia baru aja pindah dari Amerika dan sekarang menetap di Jakarta. Puas?!" jawab Rania dengan nada kesal.

Dimas terdiam sejenak, mencerna informasi yang baru saja ia dapatkan. Ia mencoba menghubungkan setiap fakta yang ia ketahui, mencari tahu apa motif Rayyan dalam kasus ini. Ia merasa bahwa Rayyan adalah kunci untuk menemukan Aira, dan ia harus segera mengungkap kebenaran tentang pria itu.

"Emangnya kenapa kamu nanyain dia?" tanya Rania dengan nada penasaran. Ia ingin tahu mengapa Dimas begitu tertarik dengan Rayyan.

"Tidak apa-apa," jawab Dimas dengan nada datar. Ia tidak ingin memberitahu Rania tentang kecurigaannya terhadap Rayyan, karena ia takut wanita itu akan membocorkan rencananya kepada pria itu. "Sekarang tidurlah. Aku akan pulang ke rumah."

"Rumah mana? Ini juga rumahmu, Dimas!" sergah Rania dengan nada marah. Ia tidak ingin Dimas meninggalkannya sendirian di apartemen itu.

"Aku akan ke rumahku bersama Aira," jawab Dimas dengan nada tegas. Ia tidak peduli dengan perasaan Rania, ia hanya ingin menemukan Aira dan membawanya kembali ke rumah.

"Nggak boleh!" teriak Rania dengan histeris. "Ingat ya, Dimas! Aku lagi hamil anak kamu! Jangan sampai aku stres terus keguguran gara-gara kamu!"

Dimas terdiam, menatap Rania dengan tatapan frustrasi. Ia tidak tahu harus berbuat apa. Ia merasa terjebak dalam situasi yang sulit, di antara tanggung jawabnya terhadap Aira dan tanggung jawabnya terhadap Rania dan anak yang dikandungnya.

Akhirnya, Dimas menghela napas panjang dan mengangguk pasrah. Ia tidak ingin membahayakan Rania dan bayinya, jadi ia memutuskan untuk tetap tinggal bersamanya.

*

Di tengah gemerlap lampu kota yang mulai meredup, Rayyan memarkirkan mobilnya di garasi rumah. Hari ini terasa lebih panjang dan melelahkan dari biasanya. Pikirannya dipenuhi dengan berbagai macam rencana dan strategi, membuatnya sulit untuk fokus dan berkonsentrasi. Ia menghela napas panjang, mencoba menenangkan diri dan mengusir bayangan-bayangan yang menghantuinya.

Dengan langkah gontai, Rayyan berjalan menuju pintu masuk rumah. Ia menatap tangga yang menjulang tinggi di hadapannya, merasa enggan untuk menaikinya. Namun, ia tahu bahwa ia tidak bisa menghindarinya. Ia harus menghadapi kenyataan yang ada, apa pun yang terjadi.

Entah mengapa, langkah kakinya membawa dia ke kamar Aira. Ia mengambil kunci yang tergeletak di meja dekat pintu itu, tangannya sedikit gemetar saat memutar dan membuka pintu kamar itu.

Ceklek.

Rayyan melangkah perlahan ke dalam kamar yang gelap dan hening. Angin berhembus menerbangkan tirai jendela yang terbuka, membawa masuk aroma malam yang dingin dan sepi. Hanya cahaya rembulan yang menerangi kamar itu, menciptakan bayangan-bayangan aneh yang menari-nari di dinding.

Di sudut kamar, Rayyan mendengar isak tangis Aira yang tengah tertidur dengan posisi duduk berlutut. Hatinya mencelos melihat pemandangan itu. Ia merasa bersalah dan menyesal karena telah menyebabkan Aira menderita.

Rayyan menatap Aira dengan tatapan datar, menyembunyikan perasaan yang berkecamuk di dalam hatinya. Ia memasukkan tangannya ke dalam saku celananya, mencoba menenangkan diri dan mengendalikan emosinya.

Tak dipungkiri, Rayyan sedikit mengagumi Aira. Selama tiga tahun ia telah mengintai wanita itu, mempelajari setiap detail tentang dirinya. Ia tahu apa saja yang boleh dan tidak boleh Aira makan, apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh Aira, dan segala hal tentang kehidupan Aira. Ia bahkan telah mengganti identitasnya untuk mengelabui orang-orang, seolah-olah ia baru saja datang dari luar negeri.

Rayyan melangkah mendekati Aira, duduk di hadapannya dan menatap wajah Aira yang terlelap dengan mata yang sembab.

Entah mengapa, rasa bersalah mulai merasukinya. Ia merasa bahwa ia telah bertindak terlalu jauh, bahwa ia telah menyakiti orang yang tidak bersalah. Namun, kata-kata sang ayah kembali terngiang di benaknya, mengingatkannya akan tujuan utamanya.

"Jangan libatkan wanita, perasaan, dan hatimu dalam balas dendam ini!"

Rayyan segera berdiri, mencoba mengusir perasaan bersalah yang menghantuinya. Ia melangkah pergi, Rayyan tersentak mendengar kata-kata ayahnya terngiang di benaknya.

Ia mengepalkan tangannya kuat-kuat, berusaha mengendalikan gejolak emosi yang tiba-tiba menyerangnya. Ia tidak boleh lemah, ia tidak boleh membiarkan Aira mempengaruhi rencananya.

Dengan langkah cepat, Rayyan segera berdiri dan berbalik, meninggalkan Aira yang masih terisak dalam kegelapan. Ia tidak ingin berlama-lama di sana, ia takut jika ia akan berubah pikiran dan mengkhianati janjinya pada sang ayah.

Namun, saat Rayyan sudah hampir mencapai ambang pintu, tiba-tiba Aira bersuara, menghentikan langkahnya.

"Aku akan menuruti ucapanmu selama satu bulan dari sekarang!" ucap Aira dengan suara lirih, namun penuh dengan ketegasan. "Tapi aku mohon, jangan pernah menyentuhku lagi!"

Rayyan terdiam, mematung di tempatnya. Ia tahu jika ia sudah melewati batas.

Tanpa berbalik menatap Aira, Rayyan hanya terdiam mendengarkan permohonan wanita itu. Ia tidak tahu harus menjawab apa, ia hanya merasa bingung dan bimbang.

Setelah beberapa saat terdiam, Rayyan akhirnya memutuskan untuk pergi. Ia tidak ingin terlibat lebih jauh dengan Aira, ia hanya ingin menjalankan rencananya dan membalas dendam atas kematian ayahnya.

Tanpa mengucapkan sepatah kata pun, Rayyan berbalik dan melangkah pergi dari kamar Aira, meninggalkan wanita itu sendirian dalam kesedihan dan keputusasaan.

bersambung...

1
Annvita
komennya ges... komen/Chuckle/
Annvita
eit eit eit.... komennya jangan lupa ditinggal disini ya .../Hey//Hey/
Annvita
Novel yang buagus banget... hati-hati loh Rayyan dari benci bisa loh jadi cinta UPS....

guys baca juga ini seru buanget loh... apalagi mantan suami Aira, nanti sadar dan ngejer ngejer lagi tu mantan bini... hoho
Annvita
jangan lupa tinggalkan komentar kamu gesss . /Determined//Determined//Determined/
Bé tít
Tertinggal sama ceritanya, cepat update author!
Annvita: jangan lupa komen disetiap bab nya ya.../Smile/
total 1 replies
Amanda
Buat mood pembaca semakin bagus!
Annvita: maacih /Kiss/
total 1 replies
Cleopatra
Seru banget, aku nggak sabar nunggu chapter berikutnya!
Annvita: jangan sampe kelewat ya.../Bye-Bye/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!