Kim Sena, gadis manis berambut pendek yang kini duduk di tahun kedua SMA, tampak seperti remaja biasa. Namun di balik senyum lembutnya, ia menyembunyikan rahasia besar — dirinya adalah seorang Hunter, pemburu makhluk halus dengan peringkat atas kelima.
Mengikuti jejak sang ibu yang legendaris dan menduduki peringkat kedua, Sena bertekad melampauinya. Ia ingin menjadi Hunter terkuat, mencapai peringkat pertama yang selama ini hanya jadi impian.
Tapi jalan menuju puncak kekuatan bukanlah perjalanan mudah. Di balik setiap langkahnya, bahaya, rintangan, dan rahasia gelap dunia bawah menantinya.
Dalam perjalanan itu, Sena bertemu seekor kucing hitam di tengah hutan. tapi siapa yang akan mengira bahwa kucing itu adalah seorang dewa rubah penjaga Gunung Halla yang terkenal
Bersama dengan kucing hitamnya, perjalanan Sena menuju takdirnya pun dimulai!!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Linda Sari W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 KELAS 3-A
Mahluk mini lalu pergi bersama dengan permen yang diberikan oleh sensen.
TENG...TENG....TENG
Bel istirahat kembali terdengar.
Sena langsung berlari ke tempat sensen untuk mendengarkan apa saja yang didapat sensen.
Ia lalu melihat sensen yang menunggunya disebuah pohon besar yang rindang, jauh dari kelas dan keramaian.
"Oh? Datang juga akhirnya, dimana si bocah bandana itu?" Tanya sensen seraya menoleh mencari keberadaan si Yerin.
"Dia tidak ikut karena dipanggil oleh guru tapi, dia menitipkan ini padaku." Sena mengeluarkan roti ikan dan minuman dari katung plastik yang ia bawa.
"Waah~ anak itu perhatian rupanya." Sensen langsung memakan roti ikan itu.
"Jadi bagaimana penyelidikannya sensen? Apa kau menemukan sesuatu?" Tanya Sena seraya membuka minuman kaleng yang ia bawa.
"Tidak juga. Tapi aku sudah tau dia ada dikelas mana." Jawab sensen sambil mengunyah.
"Ada dikelas mana dia?!" Sambung Sena bertanya
"Dia ada dikelas paling ujung dari gedung yang kau tunjukan itu, aku melihat bekas aura yang masih tertinggal dikursinya tapi, saat aku sampai disana bocah laki laki itu tidak ada dikursinya." Jelas sensen yang menelan makanannya.
"Kelas paling ujung? Itu berarti kelas 3-a ya? Tapi kemana dia saat jam pelajaran hampir dimulai?" Ujar Sena yang bertanya tanya.
"Aku juga sempat meminta beberapa mahluk lemah yang ada disekitar sini untuk mencari tapi, mereka dibuat bingung oleh aura dari anak itu yang ada dimana mana. Lebih jelasnya mereka seperti ditipu dengan aura palsu darinya." Ungkap sensen sambil meminum minuman milik Sena.
"Benarkah?! Jika memang begitu,bagaimana kita akan menemukannya sekarang?" Sena bersandar di pohon yang rindang itu, dengan kebingungan.
"Jika sudah begini kita akan mendekatinya secara perlahan, kau harus mencari tau informasi tentang anak itu dari murid yang lainnya. Jika kita sudah mendapatkan cukup informasi, kita akan tau harus melakukan apa selanjutnya." Sahut sensen
"Mencari informasi? Benar juga, kita sekarang sangat kekurangan informasi tentang anak itu. Bahkan namanya saja kita tidak tau, baiklah! Aku akan mulai mencari tau informasi dari anak laki laki ini!" Sena berdiri dengan semangat yang membara.
"GROOOM! Bagus! Aku mendukungmu!" Sensen bersendawa sangat keras.
"Sensen...."
"Ada apa?" Jawab sensen tanpa wajah bersalah.
"Itukan minumanku, kenapa sensen malah yang meminumnya?" Tanya Sena yang baru sadar ada kaleng minuman ditangan sensen.
"Milikmu adalah milikku dan milikku adalah milikku, jadi jangan heran jika aku mengambil apa yang jadi milikku." Sambung sensen dengan perut yang membesar.
"Jika begini sensen tidak akan pernah kurus dan akan bertambah gemuk." Ejek Sena seraya menusuk nusuk perut sensen dengan ranting.
"Oi! Hentikan! Itu sakit!" Jerit sensen.
Karena jam istirahat kedua lumayan panjang, Sena memutuskan untuk mencari informasi tentang anak itu.
Sena memulainya langsung dari kelas 3-a .
Sesampainya dikelas 3-a, Sena terdiam sejenak di depan pintu masuk karena dia ragu akan mengetuk atau tidak.
Ayolah Sena! Ini mudah! Kau saat ini berhadapan dengan manusia bukan mahluk atau semacamnya! Semangat lah! Pikir Sena yang semakin ragu ragu.
Ia lalu memberanikan dirinya untuk mengetuk pintu ruangan tersebut.
Tok...tok....tok...
Sena tidak berani untuk mengetuk dengan keras, namun karena tidak dengar ada seseorang yang mengetuk jadi tidak ada seorang pun yang keluar.
"Apa yang kau lakukan? Seharusnya kau mengetuk seperti ini." Sensen lalu turun dari pundak Sena dan langsung menabrak pintu ruangan itu menggunakan kepalanya.
BRAK!
"Sensen! Kenapa kau melakukan hal seperti ini?! Ini adalah tempat dimana para senior belajar!" Sena panik dan mencubit kedua pipi sensen karena geram.
"jika kau mengetuk sepelan itu, sampai matipun tidak akan ada yang mendengarnya!" Bentak sensen yang kesal pipinya dicubit.
KRETEK!
Tanpa disadari pintu terbuka dan ada seseorang dibelakangnya.
Anak laki laki dengan kacamata, melihat ke arah Sena yang sedang berjongkok mencubit sensen.
"Yo" ucap sensen menyapa anak laki-laki berkacamata.
Sena pun terkejut dan menoleh ke arah pintu dan melihat ada laki laki itu, ia pun tersenyum kikuk karena kelakuan dari sensen.
"Ehmm, apa kau menabrak pintu ini?" Tanya anak laki laki berkacamata dengan wajah yang tenang.
"Oh?ah? Hahaha, tidak juga tapi sebenarnya iya." Jawab Sena yang kebingungan
Sensen lalu naik kembali ke pundak Sena dan berkata.
"Tenang saja, jika ada yang melihatku dalam wujud kucing seperti ini, dia akan merasa bahwa sudah hal biasa jika aku ada disini sama seperti keberadaan murid yang lainnya." Ungkap sensen yang menggunakan kekuatannya.
"Oh begitu ya?" Bisik Sena.