Kirana Larasati adalah istri sah dari David Sanjaya, pengusaha muda yang sedang naik daun. mereka sudah menikah selama lima tahun dan dikaruniai anak laki-laki laki bernama Luis Sanjaya. awal- awal pernikahan mereka selalu dipenuhi dengan kehangatan. tapi entah kenapa setelah Luis lahir, semuanya berubah. david selalu pulang malam dari perusahaannya dengan alasan sibuk, dan sikapnya yang dulu hangat menjadi sangat berubah. sampai suatu hari Kirana menemukan noda lipstik di baju kemeja milik David. dan sampai pada akhirnya sang suami mengakui bahwa dia berselingkuh dengan sekretarisnya. dan David lebih mengutamakan sekretarisnya tersebut ketimbang istri sahnya. bagaimanakah kelanjutan kisah rumah tangga mereka? apakah Kirana bisa bertahan dengan David? selamat membaca...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maria Anastasia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 29. ACARA IJAB KABUL
KEDIAMAN KIRANA LARASATI
Akhirnya yang kami tunggu datang juga, selepas isya mas Agung datang bersama Orang tua, beserta kedua adik tirinya.
“Assalamualaikum,” sapa mereka dari luar.
“Wa'alaikum salam,” balas kami dari dalam rumah.
Ayah pun mempersilakan mereka untuk masuk dan duduk di kursi yang sudah disediakan, mereka membawa seserahan seperti perhiasan 1 set, sepatu, baju, tas, kue 3 kotak, dan juga uang.
“Selamat malam bapak, ibu, kami Orang tua dari Agung datang ke sini melamar Kirana untuk anak kami, dengan sedikit seserahan yang kami bawakan untuk Kirana, semoga bisa diterima.”
Ucap ayah dari mas Agung kepada kami.
“Terimakasih untuk kesediaan bapak dan ibu yang bisa menyempatkan waktu untuk hadir di rumah kami yang kecil ini, dan untuk lamarannya kami terima. Jadi sekarang kami dari keluarga perempuan bertanya kira-kira kapan kita bisa menyiapkan pesta pernikahan anak kita ini, supaya nantinya jangan terjadi fitnah yang tidak diinginkan.”
Jelas ayahku kepada mereka semua.
Tapi entah kenapa aku melihat tatapan sinis dari ibu tiri dan juga adik tiri mas Agung.
Sepertinya mereka tidak suka kalau mas Agung akan menikahiku.
“Saya rasa rencana pernikahan ini terlalu cepat, biarkan saja tunangan dulu, untuk pernikahan mungkin bisa dibicarakan lagi lain waktu.” Jawab ibu tirinya itu.
“Aku akan menikahi Kirana awal bulan depan, sebelum kami pergi perjalanan bisnis ke Jogja. Karena nanti di sana kami akan mengurus proyek sekalian berbulan madu.”
Ucap mas Agung dengan cepat, sehingga membuat ibu tirinya langsung terdiam.
“Iya, aku sebagai ayahnya setuju jika akhir bulan ini mereka menikah, apalagi umur Agung juga tidak muda lagi, biarkan saja buat acara kecil-kecilan. gimana Agung, Kirana apakah kamu berdua setuju.” Tanya ayah mas Agung
Kami berdua pun mengangguk setuju dengan rencana pernikahan itu, biarlah ijab kabul dan makan-makan sedikit, tidak usah terlalu meriah.
Kami pun segera mengajak keluarga mas Agung untuk makan malam bersama.
Aku melihat ibu tiri mas Agung dan anak laki-lakinya menatap sinis kepadaku, mereka sepertinya tidak menyukaiku, entah apa alasannya.
Berbeda dengan adik tiri dari mas Agung yang bernama sarah, dia sangat ramah, baik dan juga cantik. Dia menyapaku dengan sangat hangat.
“Hai kak Kirana,” sapa Sarah dengan ramah sambil mencium pipiku.
“Aku senang bertemu dengan kak Kirana, aku juga senang sekali akhirnya aku punya kakak perempuan.” Ucap sarah sambil merangkulku.
“Iya makasih dek,” jawabku.
Ketika aku sedang berbincang dengan Sandra, ibu tiri mas Agung yang bernama tante Rahma langsung memanggil Sarah,
“Buat apa kamu mengobrol dengan perempuan itu, jangan dekat-dekat dengannya. Kita belum mengenal dia, jangan sampai dia ada niat jahat dengan memaksa Agung cepat-cepat menikahinya.” Ucap tante Rahma.
“Mama ini jangan berpikiran buruk dengan seseorang, kak Kirana wanita yang baik, aku yakin dan percaya itu.” Ucap sarah membelaku.
Aku senang karena Sarah berbeda dengan ibu dan kakaknya itu.
Dia ramah, baik, dan pintar, apalagi sekarang dia sedang menempuh pendidikannya sebagai seorang dokter.
“Rumah ini kecil, jelek, Agung kok mau-maunya sama janda dan juga dari kalangan bawah.”
Tanya tante Rahma kepada om Yudha.
“Kamu harus sadar diri Rahma, kamu sebelum bertemu saya kamu juga seorang janda beranak dua dan juga dari kalangan bawah. Jadi jangan pernah menghina keluarganya Kirana dan jangan pernah mengatur kehidupan Agung, aku tidak mau nantinya dia akan semakin membencimu.”
Ucap om Yudha dengan tegas kepada istrinya itu.
Tante Rahma mendengar ucapan yang keluar dari mulut suaminya pun langsung diam seketika, sampai acara selesai dia tidak berbicara sepatah kata pun lagi.
Akhirnya sudah ditentukan bahwa hari minggu nanti kami akan mengadakan ijab kabul dan juga makan-makan keluarga inti, sepulang dari Jogja baru kami akan membuat resepsi untuk pernikahan kami.
***
Pagi ini aku melihat sekali lagi wajahku di cermin, aku sangat cantik dengan kebaya berwarna putih dan riasanku yang natural saja.
Ini adalah pernikahanku yang kedua, dan semoga saja akan jadi pernikahanku yang terakhir.
‘Tuhan, semoga mas Agung adalah lelaki terakhir untukku, dan semoga cinta kami abadi sampai selamanya, amin.’ Ucapku dalam hati.
Terdengar bunyi ketukan pintu kamarku, dan ternyata ibuku yang datang.
“Apakah kamu sudah siap, nak? Semuanya sudah menunggu kamu di luar.” Ucap ibu
Aku pun sekali lagi melihat penampilanku di depan cermin, menarik nafas dan menghembuskannya, setelah yakin aku pun langsung ikut keluar bersama ibu untuk menemui calon suamiku.
Aku melihat di luar sudah banyak sekali keluarga inti yang menungguku, aku juga melihat anakku sangat tampan dengan tuxedo kecilnya, juga calon suamiku yang begitu tampan dan dengan senyuman manisnya yang menyambutku, hanya saja wajah tante Rahma dan Alex sangat sinis saat menatapku.
Tapi aku tidak mau memperdulikan itu semua, karena hari ini adalah hari bahagiaku, aku tidak mau kebahagiaanku rusak hanya karena mereka berdua.
Aku pun segera duduk di samping mas Agung, dan ayahku pun memulai ijab kabulnya,
“Bismillahirrahmanirrahim... saya nikahkan dan kawinkan engkau Agung Baskara binti bapak Yudha Baskara dengan Kirana Larasati binti bapak Eko Santoso dengan mahar seperangkat alat shalat, uang 1 milyar, dan emas seberat seratus gram dibayar tunai.”
Ucap ayahku dengan tegas.
“saya terima nikahnya Kirana Larasati binti bapak Eko Santoso dengan mahar seperangkat alat shalat, uang 1 milyar, dan emas seberat seratus gram dibayar tunai.”
Jawab mas Agung dengan lancar dan hanya dalam satu tarikan nafas.
“Bagaimana saksi, sah?” tanya pak Penghulu kepada para saksi yang hadir.
“Sah!” sahutan itu menggema dengan syahdu di dalam rumahku.
“Alhamdulillah, Bismillahirrahmanirrahim.”
Pak penghulu melanjutkan dengan doa-doa yang baik bagi kedua mempelai.
Lega rasanya hatiku, karena acara ijab kabul berjalan dengan lancar tanpa adanya halangan.
Aku pun segera mencium tangan mas Agung, dan mas Agung mencium keningku, dan juga kami saling memakaikan cincin di jari manis kami.
Setelah itu kami pun segera sungkeman dengan kedua orangtua kami masing-masing.
Dan di saat aku mencium tangan tante Rahma, beliau berbisik di telingaku dan mengatakan,
“Aku tidak ikhlas kamu menikah dengan Agung, kamu lihat saja aku akan membuat hidupmu menderita seperti di neraka.” Aku kaget mendengar bisikan seperti itu di telingaku.
Aku ingin sekali memakinya, tapi aku masih ingat kalau di sini masih banyak orang dan aku pun harus tetap menjaga sopan santunku kepadanya, ditambah lagi aku tidak mau merusak hari bahagiaku ini.
Kami hanya makan-makan sederhana saja di rumahku, lalu om Yudha memanggil kami berdua.
“Kirana, kamu sudah resmi menjadi istri Agung. Jadi mulai sekarang jangan panggil lagi aku om tapi panggil papa ya, dan juga panggil tante Rahma, mama.” Jelas om Yudha kepadaku.
“Dan satu lagi ini kunci sebuah mansion yang memang sudah papa siapkan untuk Agung jikalau dia menikah. Karena sekarang kamu dan Agung sudah menikah, maka mansion ini sekarang menjadi milik kalian berdua.” Ucap papa mertuaku.
“Terimakasih banyak ayah,” ucap mas Agung.
“terimakasih banyak Pa, untuk kebaikannya dan juga terimakasih karena mau menerima aku sebagai menantu papa walaupun statusku adalah janda beranak satu.”
“Sama-sama, nak.” Ucap papa dengan senyumannya yang tulus itu.
“Papa, mama,” teriak Luis memanggil kami berdua dan langsung melompat ke gendongan mas Agung.
“Selamat ya pa, ma. Makasih akhirnya aku punya papa baru.” Ucap Luis
“Wah, gantengnya cucu opa ini. Namanya siapa jagoan kecil ini?” Puji papa mertuaku.
“Luis, opa. Opa siapanya papa Agung?” tanya Luis dengan polosnya.
“Opa, ayahnya papa Agung. Jadi mulai sekarang Luis bisa anggap opa seperti opa kandung Luis.”
Ucap papa mertuaku kepada Luis dengan mencubit kecil pipi gemoynya itu.
Luis pun tersenyum dan minta digendong oleh papa mertuaku, dan Luis pun mencium kedua pipinya.
Mas Faisal dan Mas Damar pun datang menghampiri kami berdua.
"Selamat ya Agung, Kirana, akhirnya sepupu gue lepas jomblo juga, hehehe...!!" ucap mas Damar menggoda Mas Agung.
"Selamat ya bro, akhirnya nikah juga." ucap Mas Faisal sambil menyalami kami berdua.
"kalian berdua juga cepetan, jangan terlalu lama, keburu karatan nanti, hahaha...!!" ucap Mas Agung tertawa dengan suara besar.
"belum lah, gung. gue belum ketemu yang benar-benar benar klop." jawab Mas Damar
"kalau gue sih udah ada, tapi gue harus nunggu 4 atau 5 tahun lagi sih kayaknya." ucap mas Faisal sambil menatap lembut kepada Laras.
aku memang sudah curiga kalau mas Faisal menyimpan rasa kepada Laras. tapi aku hanya berdoa saja yang terbaik untuk mereka berdua.
"selamat ya, nak. om ikut berbahagia untuk kamu. om, juga minta maaf ya atas kelakuan Tina yang sudah menyakiti hatimu." ucap om Burhan sambil menyalami kami berdua.
"sudahlah om, gak apa-apa. aku juga udah lupain itu semua. trus gimana, om sudah ketemu dengan tante Dinda?" tanyaku.
"belum nak, rencananya besok om akan ke Bandung untuk mencari tantemu itu, doakan saja yang terbaik untuk kami ya, nak." ucap om Burhan
"pasti om, aku akan selalu mendoakan yang terbaik untuk kalian semua."
Aku senang karena pada akhirnya aku mendapatkan suami yang sangat baik, yang mencintai aku dan anakku dengan tulus.
Semoga saja keluarga kecil kami selalu dalam lindungan Tuhan, dan dijauhkan dari segala yang jahat.
***
Tanpa mereka sadari di sudut ruangan ada kedua pasang mata yang sedang mengawasi mereka, dan juga mereka sedang menyiapkan rencana busuk untuk memisahkan Agung dari Kirana.
***BERSAMBUNG***
gitu donk jangan mau d tindas