Dokter Amora Agatha Arnold seorang dokter Ahli bedah yang banyak di senangi oleh pasiennya dan sesama teman dokter nya, selain seorang dokter yang hebat Amora juga adalah putri tunggal dari seorang pengusaha sukses .
tetapi pada saat ia menemukan pria dambatan hati nya Daddy nya tidak memberikan restu kepada nya
" selama ini Daddy menuruti semua ke inginan mu tetapi yang satu ini maaf Daddy tidak bisa " ucap Shaka menundukkan kepalanya dia tidak bisa melihat putri nya menangis di hadapan nya hanya karena ingin meminta restu dari nya
apakah Shaka akan memberikan restu untuk Amora dan kekasih nya atau justru Shaka tidak akan pernah merestui hubungan putri nya itu
.
.
.
saksikan terus cerita nya jangan sampai ketinggalan 🤗 Like comen dan Vote 🥰🤗 Author nya juga jangan lupa di Follow ya guysss heheheehee 🤭🤭
.
.
.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kasmawati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Jadwal Operasi
.
.
di rumah sakit seperti biasa nya Amora sedang sibuk memeriksa keadaan pasien nya yang di temani oleh suster Feby
" syukur lah keadaan bapak sudah semakin membaik, tekanan darah nya normal, tetapi bapak masih harus di rawat sampai besok, " ucap Amora kepada pria paru baya yang baru saja ia periksa
pria paru baya itu tersenyum begitupun juga dengan istrinya yang setia menemani nya
" terimakasih dokter " ucap bapak itu dengan tersenyum
Amora membalasnya dengan senyuman juga " itu sudah menjadi tugas saya pak sebagai seorang dokter, bapak harus banyak istirahat dan jangan banyak fikiran supaya tekanan darah nya tetap normal " jelas Amora
" siap dokter " ucap bapak itu bersemangat , setelah nya Amora berpamitan keluar dari kamar rawat pasien nya itu
" apa masih ada lagi suster ? " tanya Amora kepada suster Feby yang selalu setia mengikutinya
" sudah tidak ada dokter tapi dua jam lagi anda ada jadwal operasi bersama dengan dokter Dito " jelas suster Feby
Amora masuk kedalam ruangan nya yang masih di ikuti oleh suster Feby
" kalo begitu persiapkan semua nya " ucap nya seraya mendudukkan dirinya di kursi kerja nya
" baik dokter " ucap suster Feby lalu segera keluar dari ruangan Amora untuk menyiapkan semua nya sebelum operasi di lakukan
tak lama dokter Dito masuk kedalam ruangan nya dan duduk di kursi yang ada di depan meja kerja Amora
" ini laporan mengenai penyakit pasien yang akan kita operasi dua jam lagi " ucap nya memberikan berkas laporan penyakit yang di derita pasien nya
Amora meraih nya dan segera membacanya dengan baik, setelah nya ia menghembuskan nafasnya " penyakit usus buntu " ucap nya melihat dokter Dito
dokter Dito menganggukkan kepala nya " iya ... dan penyakit anak itu sudah di derita selama empat tahun " jelas dokter Dito
" kasian sekali.. " ucap Amora merasa kasihan seketika ia teringat kepada kembaran nya Maura yang juga mengalami penyakit di umur nya yang masih balita, cuman bedah nya Maura mengalami penyakit jatung bawaan lahir sedang pasien nya itu mengalami usus buntu di umur nya yang masih sangat muda
" Yumna nama yang bagus " ucap Amora lagi saat membaca nama anak itu
dokter Dito tersenyum lalu berkata " iya dokter , Yumna berusia lima tahun dan dia mengalami penyakit usus buntu di umur nya yang masih satu tahun "
" ini kan pasien mu, ? " dokter Dito menganggukkan kepala nya karena sudah lama Yumna menjadi pasien nya
" lalu kenapa baru sekarang orang tua nya ingin melakukan operasi " tanya Amora
Dokter Dito menghembuskan nafas nya lalu kembali berkata " dulu orang tua Yumna tidak lah mampu untuk membayar biaya operasi anaknya karena biayanya yang cukup mahal, "
mata Amora seketika berkaca-kaca ia mengingat masa lalunya bersama dengan Mommy dan kembaran nya, dulu Maura juga menderita penyakit yang sangat serius tetapi karena pada saat itu Mommy nya tidak mampu membayar nya, dan Maura hanya di rawat jalan saja hingga pada saat itu keadaan Maura semakin kritis dan akan segera di bawa kerumah sakit besar yang ada di kota.
dan mulai dari situlah perjuangan Mommy nya di mulai, tetapi pada Akhirnya Maura memilih untuk menyerah.
Amora menganggukkan kepalanya mendegar penjelasan dari dokter Dito " tetapi mereka meminta bantuan kepada yayasan Peduli Generasi , dan mereka mendapatkan bantuan dari sana " jelas kembali dokter Dito
" apa rumah sakit ini tidak menyediakan bantuan gratis untuk masyarakat yang tidak mampu " tanya Amora lagi
" tidak... anda tau sendiri kan bagaimana pak Vino itu, dia tidak ingin rugi meskipun ruginya hanya seribu rupiah " Dokter Dito berkata seraya menyandarkan tubuh nya di sandaran kursi
" pantas saja rumah sakit ini begutu sangat besar ternyata direktur nya sangat lah pelit " ucap Amora
" begitu lah, kami saja para dokter disini kadang menerima gaji stengah nya saja perbulan, " ucap Dokter Dito
" kenapa begitu...? lalu stengah nya kemana ? " tanya Amora bingung karena ia dokter baru di rumah sakit ini, dan belum ada satu bulan ia bekerja di rumah sakit Peduli Kasih ini.
" gini dokter " Dokter Dito kembali duduk dengan tegap ia bersiap untuk bergosip dengan Amora
" kata nya pak Vino stengah nya ia gunakan untuk mengganti alat-alat yang rusak " jelas dokter Dito
" loh kenapa begitu,..? kalo terus seperti ini kita harus demo, gaji itu hak kita sebagai seorang dokter, kita yang berkerja selama dua puluh empat jam untuk merawat pasien , sedangkan pak Vino dia hanya tinggal diam sambil menerima beres semu nya " jelas Amora tidak setuju dengan apa yang di lakukan oleh pak Vino selama ini
dokter Dito menghembuskan nafas nya dengan kasar " percuma dokter, kita semua sudah sering melakukan demo tetapi pak Vino mengancam kami, terus kami juga pernah melaporkan ke pihak berwajib tetapi semua nya tidak ada gunanya karena pak Vino berdiri di bawa kuasa salah satu pengusaha kaya "
" tapi ini semua gak bisa di biarkan begitu saja, ini namanya korupsi " ucap Amora
baru saja dokter Dito ingin kembali berbicara tetapi di hentikan dokter Widya yang tiba-tiba masuk ke dalam ruangan Amora, senyum dokter Dito seketika terukir indah di bibir nya saat melihat wanita pujaan hati nya ada di dalam ruangan yang sama dengan nya.
dokter Widya hanya cuek saja seraya melirik sekilas ke arah dokter Dito " oh ya dokter nanti jam delapan malam ada jadwal operasi Caesar " ucap dokter Widya memberikan berkas laporan kepada Amora
" oh ya bagaimana kondisi pasien yang kemarin melakukan operasi besar " tanya Dokter Widya kepada dokter Dito yang sejak dari tadi memperhatikan nya dengan tersenyum senyum sendiri
" a.. aku " tanya dokter Dito gelagapan seraya menunjuk diri nya sendiri dokter Widya menganggukkan kepala nya sedangkan Amora yang sedang fokus membaca kertas laporan yang ada di tangan nya meliha Dokter Dito yang salah tingkah
" oh itu... keadaan nya sudah semakin membaik meskipun belum bisa terlalu bergerak " jelas dokter Dito
" syukur lah, rasanya kemarin aku tuh ingin sekali menghajar tuh anak nya, berani sekali dia memukul dokter Lucky " ucap dokter Widya yang masih belum melupakan kejadian yang kemarin
" kamu hanya kasian sama dokter Lucky sama aku tidak " ucap dokter Dito dengan wajah cemburu nya
" untuk apa aku peduli sama kamu " Dokter Widya berkata dengan sangat malas
" hhmm... hhmm... dokter Widya silahkan persiapan semua nya nanti malam kita akan melakukan operasi nya " ucap Amora mengalihkan perhatian kedua rekan kerja nya itu
" baik dokter " ucap dokter Widya lalu melangkah keluar dari ruangan Amora tatapan dokter Dito tak lepas dari nya hingga dokter Widya tidak terlihat lagi
.
.
.
