Kisah seorang menantu yang pernikahannya hancur karena ibu mertuanya yang memaksa putranya untuk menikah lagi dengan alasan sang menantu mandul. Vanniya harus merasakan sakit hati melihat kemesraan sang suami bersama madunya hingga ia membalas rasa sakit ini kepada ibu mertuanya.
Suatu hari ibu mertua Vanni mendapati sang suami membawa wanita lain ke rumahnya dengan status sebagai istri kedua. Wanita itu terduduk lesu, Vanni yang melihatnya segera mendekatinya.
" Bagaimana ma? Manis bukan madu yang aku kirimkan untuk mama?"
Bagaimana usaha Vanni balas dendam kepada ibu mertuanya? Apakah setelah ini Vanniya akan kembali kepada sang suami atau ia memilih meninggalkan suaminya dan menjalani kehidupan barunya?
Ikuti dan dukung kisah mereka berdua.
Baca pelan" dan tidak perlu boomlike karena akan mengurangi performa karya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon swetti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ADU DOMBA
Tama masuk ke rumah nyonya Ratna tanpa permisi setelah mendapat kabar dari anak buahnya jika keberadaan Andreas di rumah tidak di temukan. Nyonya Ratna yang sedang duduk bersantai kaget saat itu. Ia langsung beranjak dari kursinya menghampiri Tama.
" Tuan Tama kenapa kau tidak sopan sekali masuk rumah orang tanpa permisi. Apa begini cara ibumu mendidikmu?" Ujar nyonya Ratna merasa terganggu.
" Apa caramu mendidik Andreas sudah benar? Apa menyembunyikan istri dan anak orang lain bukan suatu kejahatan?"
Deg....
Jantung nyonya Ratna terasa berhenti berdetak. Bagaimana Tama tahu? Bukan kah dirinya dan Andreas sudah bermain rapi selama ini? Pikir nyonya Ratna.
" Apa maksud ucapanmu tuan Tama? Memangnya siapa yang menyembunyikan istri dan anakmu?" Kilah nyonya Ratna.
" Andreas." Sahut Tama. " Aku tahu sejak penculikan Vanni dan Vanno, Andreas tidak ada di rumah. Sekarang lebih baik katakan dimana Andreas sekarang!" Titah Tama.
" Andreas sedang berlibur tidak tahu kemana. Pikirannya stress setelah bertemu dengan Vanni. Dia terus menyebut nama Vanni Vanni dan Vanni terus. Itu sebabnya aku biarkan dia pergi untuk menenangkan diri." Ujar nyonya Ratna.
" Kau bisa membohongi orang lain, tapi kau tidak bisa membohongi aku nyonya Ratna. Telepon Andreas sekarang juga." Tekan Tama.
" Andreas bilang dia tidak mau di ganggu. Dia tidak akan mengangkat teleponnya." Ucap nyonya Ratna.
" Aku tidak peduli, sekarang telepon dia atau aku akan menyeretmu ke penjara atas tuduhan menyembunyikan tersangka." Ancam Tama.
" Tersangka apa? Apa kau pikir anakku seorang penjahat hah? Yang penjahat itu kalian." Nyonya Ratna menunjuk wajah Tama. " Gara gara kalian hidup kami jadi hancur. Kami harus di asingkan di negeri orang agar kalian bisa hidup tenang. Kalian lah penjahat yang sesungguhnya." Imbuh nyonya Ratna.
" Bukan kah ini keputusanmu? Kau ingin hidup damai bersama putramu. Jadi jangan membalikkan fakta, nyonya Ratna. Hubungi Andreas sekarang juga!" Tekan Tama.
" Aku tidak mau." Sahut nyonya Ratna. Ia khawatir keselamatan Andreas akan terancam.
Tama melihat ponsel nyonya Ratna di atas bufet TV. Ia langsung menyambar ponsel itu dan membukanya. Tama mengarahkan kamera ponsel itu ke wajah nyonya Ratna untuk membuka kuncinya.
Jepret...
Ponsel pun terbuka, nyonya Ratna nampak gelisah. Tama segera membuka aplikasi hijau dan mencari kontak Andreas, memang benar selama lebih dari satu minggu ini nyonya Ratna tidak pernah menghubungi Andreas lagi. Tama menekan tombol hijau dan menunggu sambungan telepon tersambung.
Tut... Tut...
" Jangan di angkat Andreas! Mama mohon! Itu bukan mama yang meneleponmu nak." Ujar nyonya Ratna dalam hati.
Setelah menunggu beberapa lama akhirnya telepon di angkat.
" Halo ma. Kenapa mama menelepon? Ini sangat berbahaya ma." Ujar Andreas. Nyonya Ratna memejamkan matanya begitu mendengar suara Andreas karena Tama menyalakan tombol loudspeaker.
" Ini aku, Tama."
Jeduarrr...
Andreas terkejut seketika, tubuhnya menegang sempurna. Bahkan detak jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya. Ia tidak boleh gugup, sebisa mungkin ia berusaha tenang dan berpikir untuk membalikkan keadaan.
" Tuan Tama, ada perlu apa sampai anda meneleponku menggunakan nomer ibuku?" Suara Andreas ia buat setenang mungkin.
" Dimana kau sembunyikan istri dan anakku? Kembalikan mereka atau aku akan..."
" Apa kau yakin mereka mau kembali padamu, terutama Vanni?" Ucap Andreas memotong ucapan Tama. Andreas tidak perlu mengelak lagi, ia yakin jika Tama sudah lama mencurigainya. Sekalian saja ia akan membuat drama yang bisa memisahkan Tama dan Vanni selamanya.
" Apa maksudmu?" Tanya Tama tidak mengerti.
Tiba tiba terdengar suara Vanni dari dalam kamar mandi.
" Mas Andreas aku udah selesai."
Andreas tersenyum menatap layar ponselnya sedangkan jantung Tama terasa berhenti berdetak.
" Iya bentar sayang, mas pasti datang menggendongmu. Duh manjanya istriku." Sahut Andreas sedikit berteriak.
Tama membelalakkan matanya, tangannya terkepal erat menahan emosi yang siap meledak di dalam dadanya.
" Buruan mas! Aku keburu dingin. Vanno juga keburu lapar nanti."
Jantung Tama berdetak sangat kencang. Entah mengapa suara Vanni seperti tidak ada beban sama sekali.
" Kau dengar itu tuan Tama? Vanni bahagia di sini bersamaku. Dia menginginkannya, itu sebabnya dia tidak mencoba untuk kabur dari pelukanku atau pun mencoba meminta pertolongan darimu. Aku tidak menculiknya, Vanni yang memintaku untuk membawanya pergi darimu. Cinta Vanni dari dulu hanya untukku, dan selamanya akan tetap begitu. Kau hanya sebagai penggantiku saja, sekarang aku sudah sehat kembali. Aku siap mengurus istri dan anakku. Aku akan membuat mereka bahagia, selamanya. Jadi tolong jangan ganggu kami lagi. Peran pengganti memang seharusnya pergi setelah peran utama kembali."
Bip..
Andreas mematikan sambungan teleponnya. Ia lalu membuang kartu perdana yang ia gunakan, ia yakin Tama pasti akan melacak keberadaannya.
Tama mengepalkan erat tangannya.
" Sebenarnya apa yang kau inginkan Vanni? Apa memang ini yang kamu inginkan? Apa benar kamu ingin menjauh dariku? Itu sebabnya kamu meminta Andreas menculikmu? Kalau benar begitu, kenapa kau lakukan ini padaku sayang? Kenapa kau hancurkan hidupku dengan tipu muslihatmu. Kau begitu mendalami peranmu sebagai istrinya Andreas." Gumam Tama dalam hati. Jujur ia merasa sangat sedih.
Nyonya Ratna merebut ponselnya dari tangan Tama.
" Kenapa tuan Tama? Apa kau terkejut dengan kenyataan ini?" Tanya nyonya Ratna sambil menatap Tama. " Istrimu sendiri yang menginginkan Andreas, dia sengaja membuat drama penculikan seperti ini karena dia tidak tega jika harus meninggalkanmu begitu saja di depan matanya. Sebenarnya aku tidak mau mengatakan ini karena aku tahu, hal ini sangat menyakitkan bagimu." Imbuh nyonya Ratna tersenyum sinis. Beruntung Andreas pernah memberitahunya dan memintanya untuk mengatakan ini pada Tama jika suatu hari nanti mereka ketahuan.
" Aku tidak percaya, ini pasti rencana kalian yang ingin memisahkan kami." Ujar Tama.
" Ha ha ha." Nyonya Ratna justru tertawa, entah apa yang ia tertawakan hanya dia yang tahu.
" Kalau kau tidak percaya, tanyakan saja pada kedua mertuamu. Apa dia tahu tentang ini atau tidak. Kau jangan jadi orang bodoh yang bisa di bodohi oleh mereka semua Tama. Kenapa waktu itu ayah mertua kamu mengajakmu ke ruangan bayi?"
Tama diam membisu karena ia ingin mendengar ucapan nyonya Ratna selanjutnya.
" Itu karena dia sedang memberikan kesempatan kepada Andreas untuk membawa Vanni dari sana. Apa kau pikir Andreas bisa menyembunyikan istrimu sejauh ini?"
" Tentu saja tidak jika bukan karena bantuan ayah mertua kamu. Dia yang menutup akses pencarianmu, jika tidak kau pasti langsung bisa menemukan istri dan anakmu dengan mengandalkan koneksimu." Lanjut nyonya Ratna.
Tama mengepalkan erat tangannya, kalau di pikir pikir ucapan nyonya Ratna memang ada benarnya.
" Kenapa? Apa kau masih tidak percaya? Akan aku tunjukkan buktinya jika ayah mertuamu terlibat dalam hal ini."
Nyonya Ratna membuka galeri ponselnya lalu menunjukkan sebuah foto kepada Tama. Foto dimana tuan Azka sedang memeluk Andreas. Keduanya nampak begitu dekat, bahkan perlakuan tuan Azka kepadanya tidak seperti perlakuan tuan Azka terhadap Andreas. Benarkah tuan Azka mengkhianatinya? Pikir Tama.
" Foto ini aku ambil saat mereka hendak berpisah. Tuan Azka meminta Andreas untuk menjaga Vanni dan Vanno. Di dalam mobil ini." Nyonya Ratna menunjuk sebuah mobil yang ada di foto tersebut. " Ada Vanni dan Vanno di dalamnya. Jadi kau tidak bisa menyalahkan Andreas apalagi memenjarakannya karena itu percuma saja. Tuan Azka tetap akan membela Vanni dan Andreas." Ucap nyonya Ratna mencoba menyakinkan Tama. Ia tersenyum smirk, " Kau harus percaya padaku Tama. Pembalasanku kepada Vanni baru akan di mulai. Dia telah membuat aku menjadi janda, saat dia hidup menderita dengan pria yang sudah tidak dia cintai. Jadi kami bisa merasakan penderitaan yang sama. Sama sama tidak bisa hidup dengan pria yang kami cinta."
TBC...