Takdir tak di sangka, dimana Glenna yang terjatuh ke jurang. Karena ingin menyelematkan sahabatnya Indi, yang di dorong oleh saudari angkatnya. Dipertemukan dengan Siluman Rubah Ekor Sembilan, yang mana ada masa lalu dengan leluhurnya yang seorang Miko.
Penasaran kelanjutannya??? Gassss... kita ke story
ZANDRA SEASON 7
SEMOGA KALIAN SUKAAAA❤️❤️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nike Julianti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pedasnya Omongan Glenna
"Lu ada hubungan apa, ma tuh cewek siluman?" tanya Glenna
Kini mereka sudah berada di meja lain, yang lebih luas. Penyelenggara bazar, mendadak beli semua nya baru. Beruntung Glenna mau bertanggung jawab full, meski ini bukan 100% salahnya. Glenna yang tadinya mau pulang, mengurungkan niatnya.
Selain karena alasan Itoku, yang kekeh ingin memesan dan memakan pesanannya. Ia juga ingin tau, asal muasal masalah anak culun itu di pukuli.
"Dia... tunanganku, lebih tepatnya wanita yang di jodohkan denganku." jawab pria itu, Indi mengangguk paham.
'Lagian mana ada yang mau ma cowok culun, padahal kalo di liat ni laki ganteng. Cuma salah jaman dan salah kostum, ini mah style aki-aki jaman baheula.' gumamnya dalam hati, membuat Glenna menahan tawanya
Sedangkan Itoku, sedang fokus pada makanannya. Edward sibuk sendiri, memainkan jari jemari Indi.
"Tapi tadi lo kok diem aja, tunangan lo ma cowok lain." ucap Indi, pria itu menunduk lemas
"Sejak awal, dia menolak perjodohan ini." jawabnya sedih
"Lagian ya, siapa juga yang mau ma laki modelan kaya lu." ceplos Glenna pedas, pria itu tak marah. Ia sadar, bila penampilannya memang membuat orang-orang sakit mata.
"Ck, lu juga jadi laki lemah banget. Gue mau bantu rubah lo, tapi gue mau lu batalin perjodohan itu." lanjutnya dengan sangat kesal, membuat Itoku menghentikan kegiatannya mengunyah
"Apa maksudmu? Kamu menyukainya?" tanya Itoku, Glenna langsung menoleh dan mengusap wajah Itoku.
"Kalo ngomong jangan suka asal jeplak, kenapa juga gue harus suka ma ni laki." jawabnya
'Sedangkan hati gue lagi terpaut sama lo, s*al banget.' lanjutnya dalam hati, namun tak terdengar oleh Itoku
"Sayang banget dong, udah di rubah sedemikian rupa. Tapi malah balik lagi ma cewek, yang udah jelas-jelas liat laki-laki dari penampilan. Iihh... Kalo gue dapetin laki modelan kaya tunangan lo, gue yang bakalan batalin perjodohan itu. Cewek di sini ga cuma satu booyy, dia bukan dewi. Banyak yang cantiknya lebih dari dia, bahkan yang bisa nerima lo apa adanya." ucap Glenna, seraya menatap pria dewasa di depannya
Entah kenapa, tak ada kesopanan padanya. Mungkin karena kesal, melihat pria itu dian saja saat di tindas dan di permalukan seperti tadi.
LEMAH... Glenna tak suka dengan pria lemah, karena pada dasarnya pria itu harus bisa menjadi pelindung bukan di lindungi.
"PEDEEEESSS BANGEETTT BOSSSS, tapi aku setuju. Kalo di liat-liat paras kakak ganteng kok, coba ubah penampilan sama sikap. Jangan terlalu lemah jadi laki-laki, lembut boleh tapi harus tegas." celetuk Indi, yang langsung di tatap tajam oleh Edward
"Dih, aku mah ngomong apa adanya. Sok aja rubah penampilannya, pasti banyak cewek yang mau." ucap Indi, yang belum sadar bila prianya tengah cemburu.
"Gali lobang kuburan ni bocah" gumam Glenna, seraya menggelengkan kepalanya
"Salah satunya kamu?" tanya Edward dingin, Indi langsung merasa merinding. Ia pun akhirnya sadar, kalo sudah salah bicara.
"Ehh.,.. ya aku mah nggak atuh, udah ada yang ganteng di sebelah. Ngapain nyari yang lain, kecuali yang sebelahnya oleng." jawab Indi
"Oleng?" Edward mengerutkan dahinya
"Oleng, karena liat cewek yang lebih baik dari aku. Ya aku juga, nyari dong yang lebih baik dari dia. Iya ga?" jawabnya, dengan menatap Edward berani
"NGGAK, AKU GA AKAN OLENG YA. KALO MAU, UDAH SEJAK LAMA DAN GA USAH NUNGGU KAMU SAMPE SEKARANG" ucapnya penuh penekanan, membuat Indi mengangguk
"Semoga, kita ga tau apa yang terjadi di depan sana." ucapnya tersenyum, senyuman yang mengandung arti lain. Glenna menghembuskan nafasnya pelan, akan ia bicarakan nanti dengan Indi.
"Tapi, aku tidak tau cara membatalkan perjodohan ini." ucap si pria culun
Glenna menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya pelan. Ia benar-benar di uji kesabarannya, di depannya bukanlah anak remaja. Seharusnya dia sudah bisa melakukan apapun sendiri dan mengambil keputusan, yang baik menurutnya.
"Siapa nama lo? Berapa usia lo?" tanya Glenna
"Akbar, Muhamad Akbar Ghazali. Usiaku 24 tahun, satu bulan lagi." jawabnya, membuat Glenna menggelengkan kepalanya
Selisih 9 tahun, tapi pemikiran pria di depannya benar-benar... Astaghfirullah sekali.
"Lu kan bisa ajak dua keluarga bertemu, lu jujur ma bonyok lo. Bilang kalo cewe, yang di jodohin ma lu itu nolak dan udah punya pacar lain. Gitu aja ko susah banget sih?" gereget sekali rasanya Glenna
"Itu sudah pernah di lakukan, tapi kedua belah pihak tetep kekeh." jawab Akbar
"Kakak udah kasih bukti?" tanya Indi, Akbar menggelengkan kepalanya.
"Gue bantu lo buat dapetin bukti, beruntung di sana dan di sana ad CCtv." ucap Glenna, seraya menunjuk beberapa titik CCtv.
"Setelah perjodohan itu batal, temuin gue di sekolah XXX. Dan kalo lu udah berubah, gue juga bakal menghormati lo yang lebih tua dari pada gue." ucap Glenna, ia bangkit dari duduknya.
"Kemana?" tanya Itoku
"Mau ke ruang operasi CCtv, mau minta rekaman tadi." jawab Glenna
"Mmmm... maaf nona, kalo masalah rekaman CCtv. Saya memilikinya, dan ada beberapa pemilik kedai yang merekam kejadian tadi. Maaf, saya tidak bermaksud menguping " ucap si penanggung jawab Bazar.
Niatnya hendak memberikan goodie bag untuk Glenna, tapi ia malah tak sengaja mendengar pembicaraan terakhir Glenna dan yang lainnya.
"Bagus, saya butuh itu semua. Tolong kirim ke dia semuanya, dia yang lebih membutuhkan rekaman itu." si penyelenggara mengangguk, ia pun meminta nomor Akbar dan mengirimkan semuanya.
"Ok, kita tunggu di sekolah. Setelah semua urusan lo selesai, kalo gitu gue ma yang lainnya pamit ya." pria itu gegas bangun dari duduknya dan menundukkan punggungnya
"Terima kasih... terima kasih" Glenna menepuk pelan pundak Akbar dan pergi lebih dulu.
Itoku yang sudah menghabiskan semua pesanannya, segera berlari menyusul Glenna. Namun sebelum pergi, ia menatap tajam Akbar.
"Kita pulang duluan ya kak, mari." Indi dan Edward segera menyusul
Akbar menghembuskan nafasnya kasar, lalu ia berpamitan pada si penyelenggara dan berterima kasih sebelumnya.
.
.
"GUE GA SALAH... BUKAN SALAH GUE LO MATI, LO YANG UDAH CARI GARA-GARA DEKETIN EDWARD" teriak seorang perempuan
'TAPI KAMU YANG SUDAH MENGHABISI NYAWAKU, KAMU HARUS MEMBAYAR SEMUANYA. GARA-GARA KAMU, AKU TIDAK BISA MENGABULKAN KEINGINAN IBUKU. AKU HARUS MATI SEBELUM KELULUSAN, KAMU HARUS MEMBAYARNYA' jerit sesosok arwah, dengan amarah yang begitu besar
"Nggak... bukan salah gue, bukan salah gue. Lo mati karena ketabrak mobil, gue ga ada sangkut pautnya."
'DAN KAMU YANG SUDAH DORONG AKU, S*ALAN!! KAMU JUGA HARUS MATI, MATIIII'
"NGGAAAAAAAAKKK.... hosh... hosh..." wanita itu melihat ke sekeliling, ia ternyata ada di kamarnya. Jadi tadi hanya mimpi, mimpi yang seperti nyata.
"Apa dia benar-benar akan membalas dendam? Aku belum mau mati, nggak... nggak boleh, hiks. Gue belum bisa dapetin Edward, udah banyak yang gue korbankan. Termasuk DIA.." gumamnya, tanpa ia sadari. Ada sepasang mata, yang menatap penuh dendam padanya.
...****************...
Jangan lupa like, komen, gift ka vote nya❤️
...Happy Reading All...
Nih 🌟🌟🌟🌟🌟🌟🌟 7 nggak cuma 5 😁