"Mulai hari ini putri sulungku Lada Anjani Wibisono sudah mati."
Kata-kata yang pada akhirnya mampu merubah kisah hidup seorang Lada Anjani Wibisono. Hanya karena kesalah pahaman, ia harus rela terbuang dari keluarganya.
Malam yang paling berat dilalui oleh gadis introvert itu, terjebak dengan seorang mantan narapidana, yang terkenal berandalan dilingkungan tempat tinggalnya, menjadi awal dimulainya babak baru perjalanan hidupnya.
Vinder putra Abimana, mantan narapidana pembunuhan, pecinta alkohol, dicap sebagai berandalan dilingkungan tempat ia tinggal. Tapi siapa yang itu, dibalik semua gelar itu tersimpan kisah memilukan.
Hari-harinya yang tanpa warna, seketika berubah saat mengenal dan tersandung skandal bersama Lada Anjani Wibisono.
Bagaimana kisah keduanya bermulai...?
Dan bagaimana akhir dari banyaknya konflik batin yang mereka alami...?
Yuk, jadilah saksi dalam kisah hidup mereka dengan membaca karya ini.
Bijaklah dalam berkomentar juga memilah baik, buruknya cerita.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Datu Zahra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Vinder mematung didepan pintu aparteman yang terbuka. Mata elangnya lurus terhunus kepada sosok wanita cantik berkebaya putih.
"Sudah siap...?" tanya Vinder menekan hatinya.
Lada mengagguk dengan menyematkan senyuman.
Vinder maju dua langkah, mengambil koper kecil yang ada didekat Lada, kemudian memutar badan dan melangkah menyusuri lorong apartemen menuju lift dengan Lada yang mengekorinya, setelah gadis itu mengunci pintu apartemen.
Sesampainya dibasement, Vinder memasukan koper kedalam bagasi mobil lalu membuka pintu penumpang bagian belakang untuk Lada.
Alis Lada menyatu "kenapa dibelakang...?"
"Hari ini hari specialmu, dan aku akan menjadi supirmu. Jadi mari tuan putri, silahkan masuk..!" jawab Vinder dengan sedikit membungkukkan badan.
Lada terkekeh "terimakasih...!"
Setelah duduk dibelakang kemudi, Vinder mengatur kaca spion menghadap keLada.
Saat mobil melaju, Vinder berulang kali melirik Spion yang menampilkan wajah cantik Lada. Vinder ingin memandang wajah itu lebih lama lagi, karena esok moment seperti ini tidak akan ada lagi.
Vinder memberhentikan mobil didepan sebuah toko bunga "tunggu sebentar ya...?" ucapnya sebelum keluar lalu memasuki toko bunga itu.
Tak lama, Vinder muncul dengan dua buket bunga mawar merah dan krisan aneka warna.
Rangkain mawar merah, Vinder letakkan didepan kaca mobil sebagai penanda bahwa mobil itu membawa seorang pengantin.
Sementara rangkaian bunga krisan aneka warna, Vinder berikan kepada Lada.
Netra Lada berkaca-kaca dengan bibir yang bergetar tapi tetap menggoreskan senyuman "terimakasih...!"
"Hem...!" Vinder mengangguk dan kembali melajukan mobilnya.
Setelah menempuh waktu satu jam, mereka pun tiba diKUA Jakarta xxxx. Lagi, Vinder melakukan hal yang manis kepada Lada. Membukakan pintu lalu membantu turun dan membenahi selendang lebar panjang yang berada dikepala Lada.
Jalan beriringan, Vinder dan Lada memasuki gedung KUA, menuju keruangan yang ternyata sudah ada tiga wanita pembully juga dua orang lainnya yang tak lain teman Rey Andra.
"Pengantin wanitanya sudah datang, lalu mana Rey Andra...?" tanya salah satu gadis pembully kepada Lada.
Vinder menarik kursi yang berada didepan penghulu "La...!" panggil pria itu sekaligus titah agar Lada duduk.
"Rey Andra masih dijalan dengan orangtuanya, sebentar lagi sampai." kata Vinder menjawab pertanyaan gadis pembully.
Lada duduk dengan gugup. Berulang kali ia menggigit bibir sembari memaikan jari-jari lentiknya. Sementara Vinder berdiri dibelakang gadis itu, bersandar pada dinding dengan kedua tangan yang dimasukkan kekantung celana.
Sepuluh menit berlalu, Rey Andra belum juga muncul. Kegelisahan mulai mengusik Lada dan Vinder.
Tiga puluh menit berlalu, Vinder pun keluar dari ruangan itu dan menghubungi Rey Andra. Tapi sayangnya, hingga puluhan kali panggilan dilakukan, tak ada respon dari Rey Andra.
Lada semakin gelisah, wajahnya sudah pucat pasi. Begitu juga dengan Vinder, pria itu mondar-mandir didepan pintu dengan terus mencoba menghubungi Rey Andra.
"Vin...!" seru Lada diambang pintu.
Vinder terjingkat sembari memutar badan "ya...!"
"Pak penghulu memanggilmu."
Vinder masuk menemui penghulu, sementara Lada tetap berada diambang pintu sembari menelisik sekitar.
"Mempelai lelakinya mana mas ..?" tanya penghulu.
"Masih diperjalanan pak, mohon tunggu sebentar." jawab vinder mencoba untuk tetap tenang dan berfikir positif.
"Harus menunggu berapa lama lagi mas..? sudah hampir empat puluh menit lewat dari waktu yang ditentukan. Masih ada calon mempelai lain yang harus kami nikahkan mas...?"
Baru Vinder akan mejawab, suara ejekan disertai tawa dari ketiga wanita pembully menyapa indra pendengar kesemua orang yang ada diruangan itu.
"Ternyata meski sudah tidak berpenampilan kampungan, tetap saja tidak mampu mendapatkan Rey Andra."
"Kasihan sekali sakit hati lagi. Ini lebih parah, ditinggal pas dihari pernikahan."
"Lagian bukannya berkaca, Rey Andra mana pantas untuk wanita kuper seperti dia."
Vinder menatap tajam ketiga wanita itu, sementara kedua temannya yang lain hanya tersenyum sinis.
Lada yang sudah tidak lagi bisa menahan airmata juga kesakitan hati dan telinga, bergegas pergi dari sana.
"La...!" seru Vinder.
"Saya akan menjemput mempelai prianya pak, nanti kami kemari lagi." ucap Vinder sebelum menyusul Lada.
Tak lupa, pria itu menatap kelima orang teman Rey Andra, dengan tatapan peringatan.
"La....!" seru Vinder yang berhasil mengejar Lada. Wajah wanita itu sudah bersimbah airmata, dengan tubuh bergetar hebat.
"Kita kerumah Rey Andra." ucapnya meraih telapak tangan Lada lalu membawanya kemobil.
kamu gak tau Lada mencari mu
udah nyaman sama Vinder malah nyari orang lain...
bukannya nikah sama Vinder aja.
kan kamu juga udah dibuang keluarga mu...
kesian banget kamu Vin
kamu kan tau gimana kelakuan Rey...
masa masih mau dekat dekat juga...
dia dekat juga karena ada mau nya,udah liat kamu cantik😒
memanfaatkan kepolosan Lada...😠
beda dengan kk cewek ku yang pertama ceplas ceplos orang nya 😆