NovelToon NovelToon
Indah Cintanya

Indah Cintanya

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Ketos / Anak Kembar / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy
Popularitas:1.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sriii Wulandari

【Cantik×Ketos Dingin+Cinta Pandangan Pertama+Cinta Manis】⚠️ FOLLOW DULU BARU BACA ⚠️ Haii..selamat menyelami dunia fiksi, sebagian cerita diambil dari kisah nyata. mohon maaf jika ada kesalahan/kekurangan Dalam cerita ini, karena saya juga manusia biasa. Terimakasih sudah mau mampir ke cerita ini ••••••••• Liliana Marcella Kusuma, Itulah nama yang dulunya disematkan oleh neneknya. entah kenapa sejak dia kecil dia tak pernah mendapat kasih sayang dari kedua orangtuanya, seakan kedua paruh baya itu membentangkan jarak kepada putrinya itu. Namun walaupun begitu, Liliana tetap semangat menjalani harinya karena dia punya pacar yang sangat cinta padanya. Ivander Jovanka Bagaskara, Pria dingin yang tak tersentuh, dan terlahir dari keluarga konglomerat. walaupun punya harta yang melimpah dan keluarga yang lengkap tak membuatnya bahagia. Tapi sejak berjumpa dengan perempuan yang bernama Liliana Marcella Kusuma, membuat dunianya serasa berwarna.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sriii Wulandari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

(14). Foto?

Happy reading

Keesokan harinya

Liliana memutuskan untuk berkunjung kerumah orang tuanya, karena mendapat kabar dari adiknya jika sang papa sedang sakit. Sebenarnya bisa saja sih mereka membawa David kerumah sakit, namun pria paruh baya itu menolak untuk dirawat dirumah sakit.

Sesampainya didepan rumah itu, Lili mengamati sekitarnya yang tak pernah berubah. Semuanya masih sama dari terakhir dia meninggalkan rumah ini

Clekk

"Eh non Lili, gimana kabarnya non, sehatkan?" Ketua pelayan yang bekerja dirumah besar itu menyambut Lili dengan bahagia

Lili menggangguk mantap. "Alhamdulillah sehat bik! Kalau bibik gimana kabarnya?"

"Kalau saya mah, baik non. Yaudah non masuk aja yuk.". Ajak bibi dengan lembut

Kemudian Lili mengikuti langkah ketua pelayan menuju lantai 2, kamar orang tuanya. Sesampainya disana hal yang pertama dilihatnya adalah David yang sedang terbaring lemah dikasur, matanya terpejam mungkin efek setelah minum obat tadi

"Saya permisi dulu ya non, nanti kalau non butuh apa-apa. Bisa panggil saya aja." Pamit ketua pelayan

"Iya bik...,"

Seperginya pelayan itu, Lili duduk disamping papanya. Dengan hati-hati dia memijit tangan paruh baya itu, sembari menatap wajah yang sudah membesarkan nya sedari kecil.

Sebenarnya Lili masih bertanya-tanya masih Adakah rasa sayang pria itu terhadapnya? Apa dia masih menganggapnya sebagai anak, atau mungkin sama dengan mama nya.

Tak lama menjelang siang David membuka matanya perlahan, hal yang pertama dia lihat adalah putri sulungnya. "Lili kaukah itu nak, bagaimana kabarnya, semuanya baik-baik saja kan?"

Sangking rindunya dengan putri sulungnya David meneteskan air mata, dia bahagia bisa melihat putrinya lagi. Segera Lili menyeka air mata papa nya sembari tersenyum tipis

"Alhamdulillah kabar Lili baik pa! Papa Kenapa bisa sakit seperti ini, pasti papa jarang makan ya? Lihat tubuh papa kurus banget Lo." Tanya Lili dengan perhatian

David tersenyum mendengar ocehan putrinya, baginya melihat Lili baik-baik saja sudah cukup mengobati rindunya

"Tidak usah khawatir nak, Papa cuma butuh istirahat saja! Kamu gimana sekolahnya, lancar kan nak?"

Lili mengangguk pasti. "Lancar dong pa, tinggal menunggu acara perpisahan sekolah saja."

"Mangkanya papa cepat sehat ya, biar nanti bisa menghadiri acara perpisahan sekolah Lili nantinya." Ujarnya lagi

"Aamin, papa pasti datang kok nak."

Clekk

Pintu kamar itu dibuka dari membuat atensi ayah dan anak itu berpindah, disana berdiri nyonya Anna dengan wajah tak sedap dipandang.

"Masih ingat rumah juga kamu! Saya pikir kamu masih bersenang-senang menjadi simpanan pria tua, diluar sana."!!

"Anna jaga bicaramu, kamu tidak berhak menghina Lili seperti itu." David menatap tajam istrinya

Anna tersenyum sinis lalu pergi begitu saja meninggalkan kamar

"Lili jangan dengarkan apa kata mama kamu ya, Dia itu semakin lama semakin menjadi papa lihat. Biar nanti papa ingatkan lagi mama kamu." Ujar David

"Iya pa, it's okay. Lili tidak apa-apa." Balas Lili dengan santai

"Ohya pa, Lili boleh tau nggak letak makam nenek dimana?" Ucapnya lagi dengan pelan, memang selama ini tak pernah sekalipun dirinya tahu dimana neneknya dimakamkan.

"Untuk apa Li, bukannya kamu tahu kakek melarang kalian untuk kesana?" Tanya David balik, ada kecemasan dalam dirinya ketika mengatakan itu.

"Pa Lili sudah dewasa kok, masa harus dilarang-larang terus. Lagian kan niat Lili juga baik kan." Terang Lili

"Tapi nak, papa tidak mau ambil resiko karena Kakek kamu sudah melarangnya! Bahkan papa aja nggak dikasih izin sama kakek kamu."

Lili menghela nafas panjang, sebenarnya kakeknya itu Kenapa sih. Lagian kan niat keluarganya juga baik kan, bukan mau macam-macam atau berbuat jahat.

"Kakek kenapa sih pa, selalu larang kita buat ziarah kemakam nenek." Tanya Lili pada papanya

Namun David tak memberi jawaban, dalam hatinya luka itu masih ada! Dan belum benar-benar sembuh.

Lantaran papanya tak menjawab, Lili mengamati ekspresi wajah David yang tiba-tiba sedih begitu membahas tentang neneknya.

"Papa kenapa, baik-baik saja kan?" Lili menggoyangkan lengan David yang melamun entah sejak kapan

"Eh Li, papa baik-baik saja kok. Kamu sudah makan belum nak, kalau belum makan dulu sana."!!

"Eh iya pa, kebetulan Lili sedang lapar. Kalau begitu Lili pamit makan dulu ya pa."

David mengangguk pasti lalu setelah Nya pria itu mengusap ujung matanya yang berair setelah kepergian anak sulungnya. Tak tahu saja orang lain, jika selama ini dia menyimpan rasa sakitnya sendirian.

"Rum, dia sudah besar sekarang! Kamu pasti bangga melihatnya." Monolog David dengan pelan, hatinya sakit Jika sudah mengingat tentang itu

Sesampainya didapur Lili makan sembari bercanda dengan pelayan yang sedari dulu menyayangi nya.

"Non nanti tamat sekolah mau lanjut kuliah apa langsung kerja non?" Tanya ketua pelayan dengan ramah

Memang semua pelayan, supir dan pekerja lainnya sudah dianggap Lili menjadi keluarga Nya. Tak membedakan antara satu dengan yang lainnya

"Hehe rencananya sih mau lanjut kuliah kedokteran bik, doain ya bik semoga lancar nantinya." Kata Lili

"Wah nona hebat ya, cita-citanya tinggi banget! Kita doain ya non, semoga cita-citanya non tercapai."

"Iya non, kita doain semoga keinginan non tercapai." Sahut pelayan yang lainnya

Lili tersenyum bahagia melihat begitu banyak yang mensupport untuk melanjutkan cita-citanya.

"Aamiin makasih banyak ya bik, atas supportnya. Lili bakalan berusaha lebih keras lagi agar bisa mewujudkan impian Lili." Balasnya sambil tersenyum manis

Para pelayan disana merasa senang begitu melihat keceriaan diwajah Lili. Tak lama Arthur datang dengan Alexa, mereka berdua menatap Lili yang nampak bahagia berbincang dengan para pelayan.

"Eh Arthur, lexa. Kalian baru pulang sekolah ya dek, gimana sekolahnya? Lancar kan." Lili mengusap kepala kedua adiknya dengan lembut.

"Lancar semua dong kak, kakak kapan acara perpisahan Nya?" Tanya Arthur antusias

"Kira-kira seminggu lagi kayaknya Thur, kamu datang ya, biar makin rame."

"Pasti dong kak."

"Kamu gimana Xa sekolahnya? Lancar kan dik." Tanya Lili balik pada adik bungsunya

Alexa menggangguk saja, dia dengan lahap memakan roti diatas meja. Kebetulan sekali perutnya lapar, jadi ya langsung makan saja deh

"Kamu tu Xa, kak Lili lagi ngomong nggak dijawab. Kebiasaan deh." Ujar Arthur sembari mengacak rambut coklat Alexa

Alexa mendelik tajam Begitu rambutnya diacakin oleh kakaknya, namun Arthur hanya menjulurkan lidahnya sembari berlalu menuju kamarnya.

Lili hanya cekikilan melihat kelakuan adiknya

"Xa kakak tinggal kekamar ya, soalnya ada yang harus kakak cari dikamar." Ujar Lili kepada adiknya

"Oke kak,"

Setelah mendapat persetujuan dari adiknya, Lili pergi menuju kamarnya, namun begitu melihat gudang diruangan paling belakang, Lili baru ingat sesuatu yang sejak dulu ingin diketahuinya.

Segera dia melangkah menuju gudang, dengan pelan dia menutup pintunya dari dalam agar tidak ada yang mengetahui jika dirinya ada didalam. Karena sejak dulu saja, nyonya Anna selalu melarang orang-orang buat masuk kedalam kamar itu, seperti ada yang dirahasiain. Tapi Lili curiga sesuatu

Dengan semangat dia mengobrak-abrik isi dalam gudang itu, banyak sekali barang yang tak terpakai bahkan bisa dibilang semuanya barang peninggalan sejak dulu.

Firasat seorang Lili tidak pernah lari, karena dulu saat dia masih duduk di bangku SD dia  pernah menemukan foto itu dari bawah kasur Kedua orangtuanya. Saat bertanya pada Anna yang waktu itu membawanya masuk kamar Namun

"Maa, ini foto mama kan." Ucap Lili pada saat itu sembari menyodorkan foto itu dihadapan ibunya

Anna ketika melihat foto itu, segera dia merampas foto itu dengan kasar. "Ya jelas foto mama lah, kamu ini gimana sih." Gerutunya dengan marah

Percakapan itu masih tersimpan jelas dibenak Lili

Dan sekarang dia akan mencarinya didalam gudang. Dia terus mencarinya, hingga hampir menyerah dia tanpa sengaja menemukan foto itu lagi. Yah foto ibunya Anna, namun yang menjadi perhatian Lili saat ini bukan pada wajahnya. Tapi dalam foto itu wajah Anna ada tahi lalat disamping bibirnya sedangkan ibunya Anna yang asli tak punya tahi lalat. Itu yang menjadi pertanyaan Liliana?

Setelah mengantongi foto tersebut, Lili buru-buru keluar dari gudang itu kemudian masuk kedalam kamarnya.

°°°°°°°°°°°°°°•••••••••••°°°°°°°°°°°°°°°

JANGAN LUPA VOTE, KOMEN DAN SHARE YA Terimakasih

1
Wulan28
Perbaikan sedikit, Lili mengangguk sembari tersenyum ramah. "Iya tuan, Waalaikumsalam! Dadaaa adiknya kakak." Lili melambaikan tangannya begitu melihat tangan kecil Ali melambai-lambai kearahnya
Wulan28
Perbaikan sedikit, tangannya menelusuri dada bidang suaminya
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!