"Metta,, apa semua berkas yang di butuh kan untuk meeting siang ini sudah siap" tanya nya pada sekretaris yang bernama metta
"Sudah bos, semua berkas nya sudah lengkap, kita hanya perlu menunggu utusan dari pihak Klien nya saja" ucap metta sang sekretaris
"Bagus, kalau begitu antar kan surat nya ke ruangan ku, biar aku periksa kembali"
Hanna Purwati yang kerap di panggil Hanna atau bos Hanna oleh orang ² terdekat nya sekaligus bawahan nya,,, seorang wanita Yang tangguh dan mandiri, di usia yang sudah menginjak ke 27 tahun, seorang Hanna mampu meraih sebuah kesuksesan yang orang lain belum tentu bisa mendapat kan nya, bagai mana tidak,,,,
Dengan segala kegigihan dan semangat nya untuk bangkit akhirnya membuah kan hasil, ia yang dulu selalu di kucil kan dan di rendah kan bahkan di tinggal kan oleh kekasih nya sendiri hanya karna ia seorang gadis miskin sebatang kara......
****
Selanjutnya.....
Sebelum lanjut jangan lupa follow author dulu ya, agar author lebih semangat lagi🙏🙏🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mey Andani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 16
"Hahh,,, udah siang ya, maaf aku tadi terlalu lelap jadi nya gak sadar kalo mas Rey udah di sini" ucap Hanna
"Ya sudah gak papa, mandi gih sana, terus kita makan siang di luar" ujar Rey
"Ya udah mas Rey tunggu aja, aku mau mandi dulu" ujar Hanna berlalu ke kamar mandi
Tanpa ia sadari bahwa ia tak membawa handuk atau pakaian ganti apapun
Setelah 10 menit berlalu akhirnya Hanna selesai dengan acara mandi nya
"Eh, astaga aku lupa bawa handuk sama baju ganti lagi, Mana di luar ada Mas Rey lagi, Malu aku kalo harus minta bantuan dia" gumam Hanna
Lama ia berfikir dan tak menemukan cara apapun,
" Duh gimana dong, Masa iya harus nunggu di sini,, mau sampai kapan bisa² beku kedinginan aku kalo kaya gini" gumam Hanna
Tapi sebelum Hanna meminta bantuan, Rey lebih dulu memanggil Hanna karena takut terjadi apa-apa, pasal nya sudah hampir 1 jam Hanna di dalam kamar mandi namun sampai saat ini masih belum keluar, sedangkan suara gemercik air pun sudah tak terdengar lagi...
"Sayang,,,, Hanna apa kau baik baik saja,,,??? Tanya Rey sembari mengetuk pintu kamar mandi
Hanna yang mendengar itu pun jadi serba salah, dan sekarang ia sudah tidak ada pilihan lain lagi kecuali minta bantuan pada Rey...
"I iya mas,,, Eemm aku boleh minta bantuan sama mas Rey gak,,,??? tanya Hanna setengah berteriak dari dalam
Rey panik saat mendengar Hanna bilang ingin minta bantuan nya
"Kamu baik² saja kan Han, kamu mau minta tolong apa, Cepet buka pintu nya" panik Rey
"Gak kok, aku baik² aja, aku cuma mau minta tolong ambil kan handuk aja, soal nya tadi aku lupa bawa"
Rey yang mendengar itu pun menjadi lega dan segera mengambilkan handuk yang di minta oleh Hanna kemudian menyerahkan nya...
"Sayang ini handuk nya" ujar Rey dari luar pintu
Hanna hanya membuka sedikit pintu kamar mandi dan mengulurkan tangan nya untuk mengambil handuk dari Rey
****
Setelah beberapa saat drama handuk pun sudah selesai, kini Hanna dan Rey sedang dalam perjalanan menuju Restoran XX untuk makan siang,
"Sayang, Aku boleh nanya sesuatu gak,,," ucap Rey ragu²
"Boleh, nanya apa mas" ucap Hanna
"Tapi sebelum nya kamu jangan marah ya,,, Setau aku kamu kan anak tunggal yatim piatu tapi kenapa kemarin kamu bilang kalo Roy itu Abang kamu,,,"
"Oh itu, aku sama bang Roy cuma sebatas adik Kaka angkat saja, Kami sudah saling mengenal dan berteman baik sejak dari bangku SMP dan kalo bukan karna dia, mungkin aku gak akan bisa sukses seperti sekarang, dia sudah banyak berkorban untuk ku,,,,
Ucapan Hanna tiba² terhenti saat Mobil yang membawa mereka sudah sampai di Restoran yang mereka tuju untuk makan siang
Saat memasuki Restoran itu, Rey mengajak Hanna duduk di kursi yang agak jauh dari orang², sebenarnya Rey sendiri adalah tamu VIP restoran itu, namun Hanna tak ingin di perlakukan istimewa meskipun ia sendiri adalah CEO sekaligus pemilik PT HANNA GRUP namun kebiasaan hidup sederhana yang ia jalani membuat ia terbiasa dengan segala sesuatu yang apa adanya, tak heran jika banyak yang menyukai dan menyayangi nya karna ketidak sombongan nya, Menurut Hanna sekalipun makan hanya di pinggir jalan saja tak masalah yang penting bisa membuat kenyang, dulu saat ia hidup susah, makan sekali sehari pun sudah bersyukur.
.
.
.
BERSAMBUNG