"Hentikan, Alexa!." Alan mengepalkan tangannya dan menutup matanya sebelum dirinya tenggelam dalam tatapan mata Alexa yang intens nan memabukkan.
"Kenapa? Apa kau semakin sulit mengendalikan perasaan mu?." Tanya Alexa, bergerak lebih dekat dengan Alan dan terbentuk seringaian di wajah cantik gadis itu.
Alan Delvanio dia adalah seorang mafia kejam dan tak memiliki hati. Namun, tiba di suatu hari. Terdapat seorang gadis yang tertarik padanya. Semua orang takut padanya, kecuali gadis itu.
Seperti apa kisah mereka? Dan mengapa gadis itu tidak takut pada sang mafia? Lalu apa yang mafia itu lakukan pada gadis yang tidak patuh pada nya itu? Akan kah sang mafia bertindak kejam pada nya? Ikuti kisah nya mereka hanya di sini!!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Violetta Gloretha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
"Sekarang aku harus pergi karena aku memiliki pekerjaan." Alan membungkuk dan mencium bibir Alexa dengan lembut.
"Cepat datang." Bisik Alexa.
Sebelum keluar, Alan mengecup kening Alexa. Membuat gadis itu berdiri dengan senyum lebar di wajah dan matanya berkilauan karena kebahagiaan itu.
"Aku tidak pernah mengira jika bersama dengan seseorang bisa membuatku merasa sebahagia ini. Aku selalu berpikir, terikat dengan seseorang akan membuatku lemah dan karena itu aku menjauhi dia. Tapi setelah aku menerima dengan baik perasaan itu, aku merasa seperti kekosongan yang ada didalam hatiku di penuhi dengan kebahagiaan yang luar biasa. Aku tak menyangka jika merasa kebahagiaan seperti ini." Kata Alexa bermonolog sembari menatap pantulan dirinya sendiri dari cermin yang ada dihadapannya.
***
Alan kembali saat larut malam. Dia hendak masuk kedalam kamar mandi saat Alexa telah tertidur didalam kamarnya, gadis itu masih mengenakan kaos miliknya. Bibirnya membentuk sebuah senyuman indah saat melihat wajah Alexa yang bak malaikat baginya.
Hanya melihat tertidur, seakan lelah yang Alan rasakan langsung hilang begitu saja.
Alan melepaskan jasnya, melepaskan dasi dan membuka kancing kemejanya dengan pandangannya yang tetap tertuju pada Alexa.
Barulah setelah itu Alan masuk kedalam kamar mandi hingga beberapa saat kemudian dia keluar hanya dengan mengenakan celana boxernya.
Baik keatas tempat tidur, Alan langsung memeluk pinggang Alexa yang terbaring membelakanginya.
"Kau sudah datang?." Tanya Alexa..
Mendengar suara Alexa, Alan pun membuka matanya. "Kenapa kau bangun?."
Alexa berbalik badan dan tersenyum. "Aku terbangun karena merasakan kau memelukku."
Mereka berdua saling bertatapan.
Perlahan Alan menyelipkan anak rambut Alexa dan mencium keningnya, Alexa menutup matanya sebagai respon ketika merasakan sentuhan bibir Alan.
"Kau tau, saat aku bekerja, ini pertama kalinya aku bergegas menyelesaikan pekerjaan ku, agar aku bisa pulang lebih awal untuk menemuimu. Padahal dulu bagiku, pekerjaan adalah segalanya dan aku tidak pernah merasa ingin pulang." Kata Alan memberitahunya. Matanya berbinar-binar karena Kebahagiaan yang mendalam. Mereka berdua tersenyum dengan sepenuh hati. "Kau telah mencerahkan hidupku, Sunshine."
"Dan aku tidak pernah berpikir bahwa kau akan begitu ekspresif tentang perasaanmu. Aku semakin menyukaimu setelah melihat sisimu yang lain." Alexa mengusap rahang Alan dengan lembutnya dan menatapnya dengan penuh kasih sayang.
"Itu karena kau membuatku menjadi seseorang orang yang baru, Alexa." Bisik Alan sembari mengangkat kepala Alexa dan menjadikan tangannya sebagai bantalan untuk gadisnya itu.
"Aku merasa beruntung memilikimu, Alan. Tidak ada yang bisa membuat ku merasa seperti ini sebelumnya, tidak ada yang perduli denganku, tidak ada yang memperlakukan ku dengan begitu banyak cinta dan bersamamu, aku merasa aman." Alexa menghela napasnya dan semakin mendekat diri di dalam pelukan Alan.
"Aku tau kau wanita yang kuat dan kau bisa menjaga dirimu sendiri, tapi aku tetap ingin menjadi perisai dan melindungimu sampai kapan pun itu." Alan lalu membenahi selimut Alexa dan memberikan kecupan singkat keningnya.
Mereka berdua tidur dengan damai didalam pelukan satu sama lain.
**
Pagi harinya.
Alan telah siap dengan mengenakan tuksedo hitamnya tanpa mengenakan dasi. Ya— dia terlihat sangat tampan, seperti biasanya. Berdiri dan bersandar di dinding kaca ruangan, sembari berbicara dengan seseorang melalui telepon, sekaligus menatap Alexa yang sedang tertidur.
Alan akui, dia bisa memandangi Alexa seharian tanpa merasa bosan sedikit pun.
Dan tiba-tiba Alexa terbangun, merenggangkan kedua tangannya dan tersenyum melihat Alan.
Alan berjalan menghampirinya dan membungkukkan badannya. "Selamat pagi, Sunshine." Pria itu berbisik setelah mencium bibir Alexa dengan lembut.
Belum sempat menegakkan punggungnya kembali, Alexa telah lebih dulu mengalungkan tangannya di leher Alan. "Selamat pagi, Tuan Tampan. Hari ini kau terlihat semakin menarik." Kata Alexa, lalu melepaskan pelukan tangannya.
"Tidak lebih dari dirimu." Alan memberikan di pipi Alexa dan membuat gadis itu tersenyum ceria.
"Apa kau akan pergi ke suatu tempat?." Alexa mengubah posisinya menjadi duduk dan Alan pun berdiri tegak.
Pria itu menggelengkan kepalanya. "Tidak, kita berdualah yang akan keluar selama beberapa hari."
"Kemana?." Alexa langsung bertanya.
"Ini sebuah kejutan." Alan memasukkan keduanya tangannya ke dalam saku celananya. "Sekarang pergilah untuk membersihkan diri."
Mendengar perintah itu, Alexa pun bergegas melompat dari atas tempat tidur. Ia pun meraih tangan Alan.
"Mau kemana?."
"Apa kau tidak mau bergabung denganku di kamar mandi?." Alexa bertanya dengan suara serak puraunya, sembari sebelah tangannya yang lain membuka kaosnya.
"Lain kali, Sunshine. Aku harus mengerjakan pekerjaan penting sebelum kita pergi." Alan membungkuk dan mematuk bibir Alexa. "Aku akan segera kembali, kamu bersiaplah karena Marie sudah menyiapkan pakaian untukmu."
Alexa menganggukkan kepalanya, sementara Alan keluar dari kamarnya.
***
Alexa telah melangkah keluar dari dalam kamar mandi dengan mengenakan sebuah bathrobe berwarna putih. Rambut basahnya jatuh ke bahunya dan dia berjalan ke walk in closet.
Baru saja masuk, Alexa telah dibuat terpana dengan sebuah gaun yang di pajang untuk dirinya. Dan di saat yang bersamaan, Alan masuk kedalam dan menatapnya dengan tatapan yang di penuhi dengan hasrat.
Alan tersenyum dan berjalan menghampiri Alexa, memeluk gadisnya itu dari belakang, sembari membelai lembut rambut basah Alexa.
"Jadi, apa pekerjaanmu sudah selesai?". Tanya Alexa.
"Pekerjaanku yang sebenarnya akan di mulai sekarang." Alan berbisik dan menggigit daun telinga Alexa. Membuat seluruh tubuh gadis itu menggigil saat napas hangat Alan membelai kulitnya.
Pria itu memberikan ciuman lembut di ceruk leher Alexa dan kemudian begitu banyak kecupan kecil di punggung gadis itu.
Secara erotis, Alan membelai paha Alexa dengan sebelah tangannya dan tangannya yang lain melingkar di dada Alexa. Membuat Alexa benar-benar tenggelam didalam sentuhannya.
Sentuhannya membakar tubuhnya dengan hasrat yang mendalam. Tetapi tiba-tiba Alexa tersentak ketika Alan menekan lipatan merah muda miliknya yang berada diantara kedua pahanya.