Cerita ini mengisahkan tentang seorang pemuda bernama Andreas yang bernasib menyedihkan selama bersama keluarganya sendiri.
Setelah ibunya dan kakak pertamanya membawanya pulang ke rumahnya, alih-alih mendapat kasih sayang dari keluarganya, malah dia mendapat hinaan serta penindasan dari mereka.
Malah yang mendapat kasih sayang sepenuhnya adalah kakak angkatnya.
Akhir dari penindasan mereka berujung pada kematiannya yang tragis akibat diracun oleh kakak angkatnya.
Namun ternyata dia mempunyai kesempatan kedua untuk hidup. Maka dengan kehidupan keduanya itu dia gunakan sebaik-baiknya untuk balas dendam terhadap orang-orang yang menindasnya.
Nah, bagaimanakah kisah selengkapnya tentang kisah pemuda yang tertindas?
Silahkan ikuti terus novel PEMBALASAN PUTRA KANDUNG YANG TERTINDAS!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ikri Sa'ati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
PPKYT 029. Andreas VS Keluarga Grayden Part. 4
"Tuan Hendrick, apakah Anda sudah selesai berbicara? Bisakah saya menyelesaikan urusan saya dengan Anda dengan segera, agar saya cepat-cepat keluar dari tempat suci Anda ini?"
Andreas berkata dengan kalem, tidak ada tekanan emosi apalagi luapan kemarahan dan kekesalan. Tenang..., nada bicaranya dan sikapnya tetap tenang, padahal ayahnya telah menelanjangi martabatnya di depan umum.
Andreas tetap saja dalam posisi berdirinya, tetap menghadap ke depan ke mana dia menghadapkan wajah dan kedua matanya. Tidak bergeming sedikit pun, apalagi mau menoleh pada Hendrick Grayden saat berbicara.
Kebisuan dan kesunyian seketika hancur berantakan ketika ucapan yang tenang itu terlontar. Sukses membuat semua orang yang ada di situ terkejut bukan main.
Maka mereka semua berbondong-bondong kembali menatap Andreas, yang luput memperhatikannya lagi. Yang masih menatapnya makin menatapnya dengan lekat.
Dan mereka semua semakin terkejut mana kala mendapati ekspresi wajah datar pemuda itu tetap tenang, tidak ada emosi dan kemarahan di situ.
Dan nada suaranya juga begitu kalem dan tenang ketika mereka menyadarinya. Padahal Hendrick Grayden sudah menelanjangi kehormatannya. Dua saudaranya, Samuel Grayden dan Elvina Grayden sudah merundungnya.
Kenapa pemuda itu sama sekali tidak marah?
Sungguh pemuda yang unik dan aneh!
Sedangkan Nyonya Victoria yang masih berdiri di dekat putranya, seketika dengan cepat kembali menghadap dan menatap Andreas. Dan terkejut saat mendapati kenyataan yang begitu mengejutkan pada putranya itu.
Dia tidak lagi mendapati rasa takut, rasa malu, rasa minder dari wajah dan sikap Andreas. Malah di situ cuma ada ketenangan dan keberanian.
Menyadarinya akan hal itu semakin membuatnya merasa aneh terhadap sikap Andreas. Apa sebenarnya yang terjadi pada pemuda itu? Kenapa dia semakin asing saja?
Sementara Hendrick harus menikmati dulu keterkejutannya beberapa saat menyaksikan ketenangan dan keberanian yang sekarang telah melekat pada sikap dan prilaku pemuda itu.
Namun dia sepertinya tidak mau berlama-lama tenggelam dalam perasaan dan keterkejutannya. Lalu dengan nada kasar penuh kekesalan dia berkata.
"Ya sudah, cepat selesaikan urusanmu denganku. Apa kau mau minta maaf padaku dan hendak mencabut keputusanmu tempo hari?"
"Dengar, anak sialan! Jangan pernah berharap mendapat maaf dariku! Dan kalau kau mengancam hendak memutus hubungan keluarga, aku tidak perduli!"
"Hahaha! Jangan salah sangka, Tuan Hendrick," tanggap Andreas tetap tenang sambil tertawa ringan. "Kedatangan saya bukan hendak minta maaf pada Anda, apalagi hendak mencabut keputusan saya."
Tapi kali ini Andreas sudi bergeming, menoleh dan menghadap lurus pada Hendrick Grayden. Menatap datar padanya dengan berani tapi tenang.
"Bahkan jika Anda dan seluruh keluarga Anda minta maaf kepada saya atas apa yang telah Anda dan putra tercinta Anda itu perbuat terhadap saya," Andreas menunjuk Leonard dengan berani penuh penghinaan tanpa melihat wajah munafik pemuda itu, "belum mampu menghapus rasa sakit hati saya, Tuan Hendrick!"
"Jadi... jangan terlalu percaya diri kalau saya berkeinginan meminta maaf pada Anda," lanjutnya masih dengan intonasi dan sikap yang tenang. "Tidak..., tidak akan pernah terjadi. Anda juga harus tahu itu!"
Leonard berusaha tetap tenang dan bersikap orang yang baik hati yang patut dipuji saat mendengar Andreas sudah menyinggungnya. Padahal dalam hatinya meruntuk setengah hidup atas tindakan Andreas yang sudah menghinanya itu.
"Andre, jangan berkata begitu, sayang," Nyonya Victoria yang naif itu tetap berusaha membujuk dan hendak meluruskan kekeliruan putranya yang sudah tersesat jauh itu, menurutnya. "Cepatlah minta maaf pada papamu! Sikapmu semakin membuat papamu marah, Nak."
"Dan cepatlah minta maaf pada Leon! Kamu sudah menuduhnya yang bukan-bukan di depan orang banyak begini...."
Andreas tidak bergeming mendengar ucapan naif mamanya itu, apalagi menoleh pada wanita naif itu. Dia tetap saja menatap Hendrick Grayden dengan diam, untuk sejenak.
Sedangkan Evelyne yang sudah tidak tahan melihat sikap Andreas yang sok berlagak keren....
★☆★☆
"Apa kamu hendak membalikkan fakta, Andre?" sentak Evelyne yang sudah tidak bisa menahan emosinya. "Kamu yang selama ini sudah menyakiti perasaan Leon! Malah kamu menuduhnya telah berbuat salah kepadamu. Apa kamu sudah sakit jiwa hah?!"
Andreas tidak menanggapi ucapan Evelyne yang tidak ada artinya itu, dan tidak perlu menanggapi. Dia diam saja, menulikan telinganya dari ucapan gadis itu.
Stephanie menatap kesal pada adiknya itu yang ikut-ikutan menyerang Andreas di depan umum begini. Tapi untuk menegurnya, nanti akan membuat masalah baru.
Dia hanya bisa menyaksikan situasi. Lagi pula dia merasa kalau Andreas sekarang benar-benar makin berbeda, makin berani tanpa kenal rasa takut.
Dia berpikir dengan sikap yang ada pada Andreas sekarang, dia bisa menduga kalau Andreas bisa mengatasi serangan dari tiga pembesar keluarga Grayden terhadapnya.
"Apa benar anakmu itu hendak memutus hubungan keluarga dengan keluarga Grayden, Kak Hendrick?" tanya Pak Samuel sambil menatap sinis penuh penghinaan pada Andreas.
"Memang benar," sahut Pak Hendrick mengakui. "Tapi aku yakin dia cuma mengancam saja. Dia pikir aku takut dengan ancamannya. Hhm...!"
"Hei anak sombong! Begitu besar nyalimu hendak bermain-main dengan keluarga Grayden!" sentak Nyonya Elvina dengan penuh emosi. "Apa kamu pikir kami takut dengan ancamanmu murahanmu itu hah?"
"Kamu dicap sebagai anak durhaka oleh papamu memang pantas!" lanjut Nyonya Elvina makin berang makin emosi.
Andreas masih tidak bergeming atas hinaan dan bentakan kemarahan yang dilontarkan oleh Samuel Grayden dan Elvina Grayden. Dia diam saja tidak ada niat meladeni serangan mereka.
Sedangkan Stephanie makin sedih melihat Andreas yang terus diserang oleh keluarga Grayden. Namun dia bisa apa untuk membatu. Dia hanya bisa berdoa agar Andreas bisa mengatasi situasi yang memprihatinkan baginya ini.
Sementara Nayshilla maupun Nathan masih belum paham apa sebenarnya yang terjadi antara Andreas dengan keluarganya. Lebih tepatnya, kesalahan apa yang diperbuat Andreas sehingga dimusuhi oleh ayahnya sendiri mereka belum paham betul.
Tapi melihat Andreas sekarang, bukan saja papanya dan kakaknya, Evelyne yang mengecamnya, bahkan kedua pembesar keluarga Grayden ikut memojokkan Andreas, membuat mereka amat sedih dan prihatin.
Namun mereka sama halnya dengan Stephanie, hanya bisa mendoakan agar Andreas dapat mengatasi situasi yang benar-benar tidak menguntungkan baginya ini.
Lain halnya dengan Leonard, tidak usah dibilang lagi kalau dia amat menyukai fenomena yang berlangsung sekarang ini.
"Kak Samuel, Kak Elvina, aku harap kalian tidak ikut campur dengan urusan rumah tangga Kak Hendrick," kata Lucas Grayden bermaksud menasehati. "Biar masalah ini diselesaikan antara Andre dengan Kak Hendrick. Kita tidak perlu ikut campur...."
"Sepertinya kamu hendak membela anak itu, Lucas?" kata Pak Samuel bernada sinis bercampur dingin penuh kecaman. "Apa kamu bersimpati dengan kedurhakaannya terhadap leluhur kita?"
"Kalau Andre tidak bersalah, kenapa tidak boleh dibela?" balas Lucas Grayden berusaha realistis.
"Kamu belum mengenalnya, Lucas," kata Hendrick Grayden bernada sinis. "Jadi, jangan terlalu cepat bersimpati pada anak sialan itu."
Lucas Grayden beralih memandang pada Andreas seakan tidak menghiraukan ucapan kakak tertuanya. Lalu dia berkata kepadanya bernada bernada biasa, mengemukakan keheranannya terhadap pemuda itu.
"Andre, kenapa kamu seolah diam saja sejak tadi? Kenapa kamu tidak membantah tuduhan-tuduhan yang dilontarkan kepadamu, sehingga orang akan menganggap kamu memang bersalah besar dalam perkara ini?"
"Tuan Lucas, saya datang ke sini bukan untuk saling berbantah-bantahan dengan orang-orang yang ada di sini," kata Andreas bernada sopan sambil memandang lelaki berumur kisaran 48-an tahun itu. "Dan saya tidak perduli tentang anggapan orang lain terhadap saya."
"Kalau begitu tujuan kamu datang ke sini apa, Andre?" tanya Lucas Grayden seolah belum tahu masalah, atau ingin mendengar langsung dari mulut Andreas.
"Ingin mengukuhkan tentang pernyataan saya yang ingin memutus hubungan keluarga dengan keluarga Grayden," sahut Andreas dengan tenang namun bernada mantap dan tegas.
★☆★☆★
🙏🙏🙏🙏🙏