NovelToon NovelToon
Babysitter Pavorite

Babysitter Pavorite

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / CEO / Harem / Cinta pada Pandangan Pertama / Mafia / Romansa
Popularitas:4.9k
Nilai: 5
Nama Author: SNUR

"Berhenti gemetar Ana.. Aku bahkan belum menyentuhmu." Nada suara itu pelan, rendah, dan berbahaya membuat jantung Ana berdebar tak karuan. Pertemuan mereka seharusnya biasa saja, tapi karena seorang bocah kecil bernama Milo semuanya menjadi berubah drastis. Daniel Alvaro, pria misterius yang membuat jantung ana berdebar di tengah kerasnya hidup miliknya. Semakin Ana ingin menjauh, semakin Daniel menariknya masuk.Antara kehangatan Milo, sentuhan Daniel yang mengguncang, dan misteri yang terus menghantui, Ana sadar bahwa mungkin kedatangannya dalam hidup Daniel dan Milo bukanlah kebetulan,melainkan takdir yang sejak awal sudah direncanakan seseorang.
Bagaimana jadinya jika Ana ternyata mempunyai hubungan Darah dengan Milo?
apa yang akan terjadi jika yang sebenarnya Daniel dan Ana seseorang yang terikat janji suci pernikahan di masa lalu?
Siapa sebenarnya ibu dari Milo? apa hubungannya dengan Ana

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SNUR, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Nama yang familiar

"Tapi.. dia memang manis bukan?" pikir Revan.

Ia kembali memperhatikan Ana lebih lama lagi. matanya tak berkedip sedikitpun.

wajah ana masih tampak pucat, namun binatang matanya sudah mulai terlihat. caranya mengelus kepala Milo dengan lembut membuat Revan membeku sesaat, gadis itu seperti sangat tulus memberikan perhatiannya.

"Kenapa hatiku jadi dar der dor gini?" gumam Revan dengan pelan.

"duhh jantung juga kenapa lo ga bisa di ajak kerja sama sih. " cerutu Revan masih dengan suara berbisiknya.

Ia begitu sibuk dengan segala pikirannya, bahkan tidak sadar pintu sedikit bergerak hingga…

KREEK—

Milo dan Ana menoleh dengan cepat ke arah asal suara.

“REVAN?!”

Revan tersentak kaget, ia langsung berdiri tegap seperti prajurit yang tertangkap basah.

“Bukan… aku cuma—aku lagi ngecek… pintu.”

Revan berpura-pura lihat kondisi pintu kamar tamu. tangannya mengelus pintu memastikan pintu itu masih kuat dan kokoh.

dalam hatinya, ia merutuki dirinya sendiri yang tiba-tiba bersikap bodoh. mau di taruh dimana mukanya di hadapan Ana?

Ana memandang Revan untuk pertama kalinya.

untuk sesaat Mata mereka saling bertemu.

Revan… terdiam.

Dalam hatinya dia bergumam "Ya Tuhan… dia cantik. pantes aja si Milo doyan deket-deket"

Revan mendengus memandang Milo dengan tatapan aneh.

"ahhh siall. pertemuan pertama gue zonk. " gumamnya dalam hati.

Milo mengerutkan alis bingung., menatap Revan dnegan pandangan menyelidik.

“Kamu ngintip, kan?”

Revan memalingkan wajah, tersinggung bercampur malu.

“aku tida mengintip Milo. Hanya sedang Mengawasi. Itu dua kosa kata yang berbeda.”

Ana menunduk kikuk, tapi ada secercah senyum kecil di sudut bibirnya sangat samar, namun cukup membuat Revan kehilangan fokus sepersekian detik.

Sial.

Ia berdeham dan berkata dengan suara yang dibuat sedingin mungkin, raut wajahnya kembali datar.

“Sarapan hampir siap. Kalian harus segera turun nanti.”

Lalu ia buru-buru pergi, langkahnya sedikit lebih cepat dari biasanya menyembunyikan wajah yang mulai terasa panas.

Di belakangnya, Milo mendengus.

“Heran… kenapa semua orang tiba-tiba jadi peduli sama Ana?”

Ana hanya memeluk selimutnya, bingung dan tak mengerti banyak hal yang terjadi di mansion itu.

lagipula apa yang dikatakan Milo itu tidak benar, tidak semua orang yang ada di mansion ini menyukai dirinya, termasuk wanita bernama Lara itu.

"Ana apa kamu suka aku? " Tanya Milo dengan polos. kedua mata bulatnya mengerjap dengan cepat membuat Ana gemas hingga mencubit pipinya.

"ishh anak siapa sih ini? kenapa lucu sekali. "

Milo tersenyum lebar matanya berbinar bahagia seolah sedang di puji oleh ibu kandungnya sendiri.

"Milo" suara berat seorang pria menginterupsi interaksi keduanya.

Daniel muncul dengan jas hitam yang sudah rapi, dasi terikat sempurna, wajahnya tegas dan tenang seperti biasa. Aroma aftershave mahal memenuhi ruangan sesaat ia melangkah masuk.

Milo langsung refleks berdiri.

“ayah!”

Daniel mengangguk tanpa banyak ekspresi. “Kamu belum mandi, Milo.”

Milo menunduk, pura-pura batuk. “Aku… lagi jagain Ana ayah.”

“Tidak ada alasan.” Suara Daniel terdengar datar, tak bisa dibantah. “Pergi mandi sekarang. Setelah itu kita sarapan! "

Milo mendengus kesal, tapi akhirnya menuruti perintah ayahnya

“Baik, baik… Aku pergi! Ana aku mau mandi dulu ya! kamu tunggu aku! ”

Ana tersenyum kecil. “Aku nggak akan ke mana-mana.”

Milo meninggalkan kamar tamu dengan kondisi yang masih menggerutu kecil.

Pintu tertutup.

Keheningan menyergap di ruangan.

Daniel berdiri di dekat ranjang, kedua tangannya masuk ke saku celana. Ia menatap Ana beberapa detik diam cukup lama untuk membuat gadis itu gelisah.

Tatapan Daniel tidak sekejam kemarin, namun masih penuh penilaian pada Ana.

Akhirnya, ia bicara dengan pelan

“apa Kamu sudah merasa lebih baik?”

Ana mengangguk kecil, meremas ujung selimut. “Iya, Pak. Terima kasih… sudah merawat saya.”

Daniel menunduk sedikit, seolah sedang menimbang sesuatu dalam pikirannya.

Nada suaranya tetap tenang, tapi lebih lembut dari sebelumnya.

"kita belum sempat berkenalan. Namaku Daniel Alvaro."

"Daniel Alvaro? " nama itu seolah mengaum di otaknya, nama baru yang seakan sudah lama berada di pikirannya, nama yang tidak asing.

"tapi siapa?" tanya Ana dalam hatinya.

Ia memegang kepalanya yang terasa berdenyut keras. suara suara aneh mulai bermunculan di pikirannya bak teka-teki yang harus segera di pecahkan.

"Ana? kamu kenapa? " Daniel bertanya dengan nada penuh cemas saat lihat Ana meringis dengan memegangi kepala. ia takut trauma Ana kambuh lagi, sepertinya saran nathan tentang psikiater memang harus di coba. bagaimanapun ia berhutang budi pada gadis ini karena telah membantu menyelamatkan Milo, jika tidak ada dia mungkin saja Milo sudah di bawa oleh kakek tua itu dan dia tidak akan pernah bisa bertemu dengan Milo.

"saya tidak apa-apa Tuan. " Ana mencoba tersenyum meski jelas terlihat di paksakan.

“aku minta maaf. Kemarin… aku mungkin terlalu keras padamu.”

Mata Ana membesar sedikit, untuk apa lelaki dewasa di hadapannya meminta maaf. dia merasa pria itu tidak melakukan kejahatan.

“Keadaan beberapa hari terakhir sedang kacau. Aku tidak bisa berpikir jernih. Aku hanya takut kehilangan Milo”

Ana cepat menggeleng. “Tidak apa-apa Tuan Saya mengerti… ayah mana yang tidak khawatir pada putranya? ”

Daniel memperhatikannya beberapa detik lagi seolah memastikan gadis ini tidak berbohong tentang kondisinya.

“Kata dokter, kamu perlu banyak istirahat. Kamu demam cukup tinggi semalam,” katanya.

Ana menggigit bibir. “M-maaf sudah merepotkan…”

“Kamu tidak merepotkan.”

Jawaban itu bahkan keluar tanpa Daniel sadari.

Ana mengerjap, terkejut. Daniel cepat mengalihkan pandangan ke jendela, menyamarkan nada suara seperti sebelumnya

“Yang penting kamu pulih terlebih dahulu.”

Ana menunduk, wajahnya memerah halus.

Daniel lalu menambahkan meski tetap dengan ekspresi dinginnya tapi nada suaranya mulai melembutkan.

“Nanti setelah Milo selesai mandi, dia akan kembali ke sini. Anak itu… terlalu khawatir padamu.”

Ana tersenyum samar. “Milo memang anak baik.”

Daniel mengangguk sekali. “Dia memang begitu—kalau sudah menyukai seseorang.”

Ana spontan terdiam. Perkataan itu membuat jantungnya berdebar aneh.

Kemudian Daniel mengambil langkah kecil menuju pintu.

“Tunggu saja di kamar. Rina akan membawakan sarapan untukmu.”

Saat hendak keluar, ia berhenti sejenak, menoleh kembali pada Ana.

“Oh iya… jangan segan bilang kalau kamu butuh apa-apa. disini banyak pelayanan dan bodyguard yang akan membantumu. bicaralah pada mereka jika aku dan Milo sedang tidak di rumah. ”

Nada suaranya memang bukan perintah, namun masih terasa dingin bagi Ana.

Ana hanya bisa mengangguk, bingung harus menjawab apa.

Daniel menatapnya beberapa detik lagi tatapan yang sulit diartikan lalu pergi meninggalkan kamar.

Pintu menutup dengan pelan.

Ana memegang dadanya, entah kenapa napasnya terasa tidak stabil. seolah ada perasaan hangat yang berusaha mencoba menelusup ke dalam hatinya. perasaan yang tidak asing pada tubuh ini.

Kenapa… pria itu terasa begitu hangat sekaligus menakutkan untuknya? siapa sebenarnya pria itu?

1
Lestari Lestarry
seruu sih tapi kok sih lara digituin sih seharusnya jangan diiyakan
Anonymous
seruu👍
Anto D Cotto
menarik
Anto D Cotto
lanjut crazy up Thor
Anonymous
curiga sama si ana
Anonymous
sinis nya si lara
Anonymous
kerenn👍
Anonymous
keren thor👍👍
Anonymous
seruu thor. bikin penasaran
Anonymous
👍👍
Anonymous
keren kak. 👍
Anonymous
keren kak
snurr
jadi si lara ini suka sama Daniel ya
snurr
👍👍
Nur Aeni
seru thor
Sela Nuraeni
di tunggu updatenya min
Kartika Candrabuwana
keren... novelku, Titik Nol Takdir, juga keren lho
Nur Aeni
ceritanya lumayan seru min👍👍
Sugi Arto
seruuu
Yusuo Yusup
Sempurna deh ini. 👌
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!