Mira

Aldo berusaha menemui Papah Lisa agar di berikan restu, begitu juga dengan Lisa yang meminta mamahnya untuk membujuk Papahnya.

Usaha mereka bertiga tidak sia-sia akhirnya papah Lisa menyetujui pernikahan itu dengan catatan, mereka tidak boleh mengganggu keluarga Mira lagi.

Pernikahan akan dilaksanakan secepat mungkin karena permintaan nenek yang sudah tidak bisa di tunda lagi.

Clara juga terpaksa menyetujui pernikahan ini, dia sangat menyesal karena merasa gagal dalam mengasuh Aldo.

Dia tidak suka dengan sikap nenek Aldo yang selalu memaksa, waktu Clara masih muda dia di paksa menikah dengan seorang lelaki yang tidak dia cintai dan akhirnya berakhir dengan perceraian.

Padahal pernikahan itu baru berjalan tiga bulan, Clara memutuskan pergi dari rumah dan akhirnya menikah dengan Papah Aldo.

☘️☘️☘️

Lisa sangat berterimakasih kepada papahnya yang memberikan restu, walaupun sebenarnya pernikahan itu hanya pernikahan kontrak. Hanya dirinya dan Aldo yang tahu dengan perjanjian itu, sebenarnya Aldo masih sangat mencintai Mira.

Perencanaan pernikahan pun segera di laksanakan, berhubung waktu yang sangat singkat, Lisa meminta pernikahan mereka di gelar dengan pesta yang meriah berbeda dengan Aldo yang ingin di hadiri keluarga saja. Tetapi kemauan Lisa juga tidak bisa di tolak lagi, akhirnya dia mengikuti calon istrinya.

"Aldo, bagaimana kalau aku saja yang mengantar undangan ke rumah Mira?" tanya Lisa.

"Untuk apa kamu undang Mira?" Aldo bertanya balik sebenarnya dia tidak ingin membuat Mira kecewa.

"Aku sahabat Mira, ini hari bahagia aku!" jawab Lisa.

"Ya sudah antar saja!" ucap Aldo malas berdebat dengan Lisa.

Lisa segera membereskan undangan itu agar secepatnya bisa dia antar ke rumah Mira.

☘️☘️☘️

Mira saat ini sedang duduk di tepi kolam belakang rumah, dia tampak melamun kan sesuatu.

"Mira, ada Lisa di depan!" ucap Lian.

Mira tidak menjawab perkataan Lian, dia masih duduk termenung, Lian mendekati Mira.

"Mir, kamu kenapa?" tanya Lian sambil memegang pundak Mira.

Masih tidak menjawab, dia hanya menggelengkan Kepala, membuat Lian semakin khawatir dengan Mira.

"Aku temui Lisa dulu, kamu di sini saja Mir!" ucap Lian berlalu pergi meninggalkan Mira dan menemui Lisa di ruang tamu.

"Mira mana?" tanya Lisa pada Lian saat melihat kedatangan Lian.

"Ada!" jawab Lian singkat.

"Aku ingin bertemu dengan Mira, bisa kan?" tanya Lisa.

"Apa perlu kamu? nanti aku sampaikan!" ketus Lian.

"Ini tolong berikan pada Mira!" kata Lisa sambil menyerahkan undangan pernikahannya dengan Aldo pada Lian.

"Baik, nanti aku berikan!" jawab Lian acuh.

"Aku tunggu kedatangan kalian, kalau begitu aku pamit ya?" kata Lisa berpamitan kepada Lian.

Setelah Lisa meninggalkan rumahnya Lian kembali ke kolam di mana Mira berada.

''Ini dapat undangan dari Lisa!" ucap Lian sembari menyerahkan undangan itu kepada Mira.

Mira menerima undangan itu, lalu dia membuka dengan wajah tersenyum.

"Akhirnya Aldo menikahi sahabat ku!" ucap Mira lirih.

''Kamu gak papa kan Mir?'' tanya Lian.

''Aku justru bahagia Lian, bukan orang lain yang mendapatkan Aldo tapi sahabat ku!" ucap Mira.

''Ya sudah, aku ke atas dulu!" ucap Lian sambil berjalan meninggalkan Mira.

Aldo ternyata semudah itu menerima Lisa yang baru dia kenal, tapi biarlah semoga mereka bahagia dengan keputusan yang mereka ambil.

🌻🌻🌻

Setelah mengantarkan undangan dari rumah Mira, Lisa menuju ke kantor Aldo. Dia menanyakan soal persiapan pernikahan mereka.

"Aldo, bagaimana baju pernikahan kita nanti?" tanya Lisa agak sedikit khawatir karena Aldo terlihat tidak begitu semangat.

"Sudah ada yang mengatur Lisa, kamu tenang saja!" ucap Aldo dengan santainya.

"Di mana-mana kalau mau menikah pasti pengantin sendiri dong yang pilih baju!" ucap Lisa sedikit kesal dengan Aldo.

"Kerjaan aku banyak, lebih baik kamu pulang dan istirahat di rumah!" kata Aldo.

"Aldo, tapi aku ingin seperti pengantin yang lain, mereka menyiapkan baju pernikahannya sendiri dengan calon suaminya!" ucap Lisa.

"Pernikahan kita hanya kontrak Lisa!" jawab Aldo yang mulai marah.

Lisa langsung keluar dari ruang kerja Aldo dan meninggalkan kantor Aldo.

Aldo tak mengejar Lisa sama sekali dia justru sibuk dengan pekerjaannya,

"Pak Aldo tidak mengejar bu Lisa dulu?" tanya Lina.

"Biarkan saja dia, kalau tidak karena Nenek aku tidak akan pernah menikah dengan Lisa!" jelas Aldo.

"Maksudnya pak?" tanya Lina lagi.

"Kamu tau kan kalau aku hanya mencintai Mira, tapi ya sudahlah semua sudah terlanjur!" terang Aldo penuh dengan penyesalan.

"Mira... dia kelihatannya orang baik Pak, tidak pernah kasar sama orang kalau bicara juga sopan!" ucap Lina memuji Mira.

"Hahaha..... aku bodoh! wanita sebaik dia aku lepas begitu saja!" kata Aldo.

Lina menenangkan Aldo yang nampaknya terpuruk karena terpaksa menikah dengan wanita yang tidak sama sekali dia cintai.

Aldo berpamitan kepada Lina, karena sudah tidak konsentrasi dalam mengerjakan pekerjaan. Dia pergi ke tempat yang dulu pernah dia kunjungi waktu masih bersama Mira.

Di tempat itu dia duduk melamun dan membayangkan waktu masih bersama Mira, dalam lubuk hati yang paling dalam hanya Mira yang bisa membuat hatinya bahagia.

Penyesalan yang dia rasakan benar-benar menyiksa dirinya, sementara Mira juga sedang berusaha melupakan Aldo.

Beberapa jam kemudian ada seseorang yang menghampiri dirinya, wanita itu menetaskan air mata saat melihat Aldo.

"Mira!" ucap Aldo, dia kaget tiba-tiba Mira ada di tempat itu.

"Aldo, aku pergi dulu ya!" pamit Mira sembari mengusap air matanya.

Aldo menahan Mira dengan memegang tangannya dan hendak memeluk Mira, tetapi Mira menepis nya.

Mira mengucapkan selamat buat Aldo lalu pergi begitu saja, Aldo masih mematung di tempat.

Setelah sadar Aldo mengejar Mira, tetapi karena terlalu lama dia bengong Mira sudah tidak ada di tempat itu. Aldo segera pulang ke rumahnya karena merasa sangat lelah, dia ingin segera beristirahat.

🍀🍀🍀

Lian mencari Mira di dalam kamarnya tetapi tidak ada, lalu mencoba menghubungi telepon genggamnya tidak aktif, dia sangat khawatir dengan Mira. Lalu dia berencana akan mencari di luar rumah tetapi saat sampai di depan pintu, terlihat Mira baru datang dengan keadaan mata sembab akibat habis menangis.

"Mira, kamu dari mana saja?" tanya Lian, dengan wajah khawatir nya.

"Tadi keluar sebentar Lian, maaf tadi tidak pamit!" ucap Mira sembari menundukkan kepalanya karena takut kalau Lian melihat dia habis menangis.

Lian menyuruh Mira untuk segera masuk rumah dan istirahat, dia tau kalau Mira tidak dalam keadaan baik-baik saja.

Hai 👋👋👋jumpa lagi dengan Mira 🥰🥰

Maaf baru sempat update lagi 😊

Terimakasih buat yang sudah membaca 🤗🤗

Jangan lupa like dan komen ya... Terimakasih🙏 🥰🥰