Reina, seorang gadis cantik yang sangat mencintai seorang abdi negara dari usia belia hingga sekarang usianya 22 tahun. Reina tetap setia pada cintanya, setia pada sang kekasih yang berhasil menjinakan hatinya.
Akankah kesetian serta cinta yang begitu besar Reina berikan akan terbalas, akan berakhir indah setelah perpisahan mereka selama tiga tahun itu.
Kau bagaikan Sang Elang dan Aku hanya seekor Puyuh
Kau terbang melanglang buana di atas langit sedangkan aku hanya bisa menatap mu dari bawah langit
Siap memiliki,maka harus siap kehilangan!
Kenapa begitu?
Karena begitu cara mainnya
SEBELUM MEMBACA CERITA INI YUK AKU SARANKAN UNTUK MEMBACA CERITA "DUREN SAWIT" DULU YA
KLIK AJA PROFILKU OKE, INI BUKAN SEQUEL TAPI INI CERITA BARU REINA DAN ILHAM
SELAMAT MEMBACA....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Defri yantiHermawan17, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Keseriusan Ilham
Reina tengah menatap sebal pada laki laki yang tengah memakan makannya dengan tenang dan santai saat ini. Sedari tadi Rein sudah mengkode dia lewat gerak tubuh sampai lewat sentuhan kaki mereka yang ada dibawah meja makan.Namun ternyata laki laki yang berstatus sebagai kekasihnya itu lebih tepatnya calon suaminya itu tetap tidak bereaksi sama sekali.
Setelah adegan kiss yang tidak kesampaian beberapa saat tadi karena adegan romantis mereka terpotong oleh ketukan pintu yang dilakukan oleh Mama Rika. Jadi saat ini Ilham dan Reina sudah berada dimeja makan, mereka tengah makan malam bersama Papa Dellon dan Mama Rika. Sedangkan Damar, Anin dan kedua anaknya saat ini tengah menginap dirumah orang tua Anin.
"Jadi, udah berapa hari kamu pulang Ham?"
Ilham yang sudah selesai makan, langsung menegak air putih yang ada dihadapannya hingga tandas. Karena sudah terbiasa dilatih untuk makan dalam waktu singkat. Jadi Ilham sudah terbiasa makan dalam waktu singkat tanpa kesulitan.
"Sudah sekitar satu minggu Om,"
Papa Dellon menganggukan kepalanya, lelaki paruhbaya itu menganggukan kepalanya sembari masih menikmati makan malamnya.
"Jadi, kapan kamu mau melamar puteri saya?"
"Pah!"
Mama Rika langsung memperingati suaminya saat tiba tiba Papa Dellon membahas soal hubungan putri mereka dengan Alpha pasukan Serigala Hitam itu.
"Maaf, bukannya saya mau mencampuri urusan atau hubungan kalian berdua, tapi sebagai orang tua saya hanya ingin putri saya dimiliki oleh orang yang tepat. Laki laki yang serius dengannya, bukan hanya menggantung hubungan selama bertahun tahun."
"Pah!maaf ya Nak. Papa emang kayaknya lagi badmood karena habis kalah maen catur sama pak RT tadi,"
Mama Rika menatap suaminya dengan penuh peringatan, Mama Rika bukannya tidak ingin membela suaminya yang sedang mempertanyakan keseriusan laki laki itu. Namun sepertinya saat ini bukan waktu yang tepat untuk membahas masalah ini.
"Kalau kamu cuma punya rencana untuk menggantung perasaan puteri saya, lebih baik kalian akhiri saja hubungan kalian mulai saat ini. Biarkan Reina menikah dengan laki laki lain, Papa juga akan menghubungi Aditya kalau Ilham tidak serius dengan kamu Rein!"
Reina yang sedari tadi hanya bisa menundukan wajahnya perlahan menatap pada sang Papa yang tengah menatapnya juga.
"Saya akan melamar puteri Om...,"
Ketiga orang disana langsung mengalihkan antensinya pada laki laki yang tengah menatap Papa Dellon dengan serius. Sorot netra coklatnya terlihat berkilat saat mendengar ucapan Papa Dellon tadi.
"...Saya akan menikahi puteri Om, karena saya sangat serius dengan Reina. Saya akan melamarnya sekarang, dihadapan Om dan Mama. Karna kebetulan saya sudah tidak mempunyai orang tua, dan saudara saudara dari Ibu dan Bapak saya jauh. Jadi izinkan saya melamar Reina saat ini juga, secara langsung."
Ilham segera mengeluarkan satu buah cincin yang menggantung dilehernya, yang Ilham jadikan sebagai liontin.
Reina, Papa Dellon serta Mama Rika hanya bisa mematung saat melihat laki laki dewasa itu sudah melepaskan sebuah cincin putih dari lehernya.
"Saya memang tidak bisa memberikan suatu hal yang berbau materi, namun izinkan saya untuk mengikat Reina sebagai calon istri saya dengan cincin sederhana peninggalan Ibu saya, ini adalah cincin pernikahan Ibu saya bersama Bapak sebelum mereka meninggal karena mengorbankan diri mereka untuk hidup saya, 12 tahun yang lalu. Apakah Om mengizinkan puteri Om untuk saya lamar. Dan maukah Om dan Mama menerima lamaran dari laki laki biasa yang tak berharta seperti saya."
HAI HAI HAI...
MET PAGI EPRIBADEH...
CRAZY UP LAGI HARI INI
JANGAN LUPA BUAT LIKE VOTE DAN KOMENNYA OKE
DITUNGGU YAAAA SEE YOU NEXT PART MUUUAAACCHHH