NovelToon NovelToon
Gadis Incaran Gangster Hyper

Gadis Incaran Gangster Hyper

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / One Night Stand / Romansa / Fantasi Wanita
Popularitas:11.4k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Cole Han, gangster paling ditakuti di Shanghai, dikenal dingin dan tak tersentuh oleh pesona wanita mana pun. Namun, semua berubah saat matanya tertuju pada Lillian Mei, gadis polos yang tak pernah bersinggungan dengan dunia kelam sepertinya.

Malam kelam itu menghancurkan hidup Lillian. Ia terjebak dalam trauma dan mimpi buruk yang terus menghantuinya, sementara Cole justru tak bisa melepaskan bayangan gadis yang untuk pertama kalinya membangkitkan hasratnya.

Tak peduli pada luka yang ia tinggalkan, Cole Han memaksa Lillian masuk ke dalam kehidupannya—menjadi istrinya, tak peduli apakah gadis itu mau atau tidak.

Akankah Lillian selamanya terjebak dalam genggaman pria berbahaya itu, atau justru menemukan cara untuk menaklukkan hati sang gangster yang tak tersentuh?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 1

Lampu-lampu neon berkelip, musik berdentum, dan lantai dansa dipenuhi orang yang larut dalam malam.

Seorang pria berambut hitam duduk santai di sofa, kemeja gelapnya terbuka di bagian atas, memperlihatkan dada bidang yang membuat beberapa wanita malam melirik penuh minat. Namun tatapannya kosong, seolah hiruk-pikuk sekeliling tidak berarti apa-apa.

Teman-temannya bersorak sambil bernyanyi, ada yang tertawa sambil menenggak minuman, ada pula yang menari bersama wanita-wanita penghibur.

“Cole, kau tidak butuh wanita untuk menghiburmu?” seru salah seorang temannya.

Cole hanya meneguk minumannya sebelum menjawab, “Kau tahu sendiri. Saat mereka mendekat, yang kurasakan hanya jijik, bukan kenikmatan.”

Temannya, Dicky, terkekeh hambar. “Itu gawat. Mungkin sebaiknya kau periksa ke dokter. Siapa tahu ada yang salah denganmu.”

Cole menggeleng perlahan. “Tidak ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakitku.”

"Cole, bendamu sudah tersimpan selama tiga puluh tahun, tidak pernah dipakai. Bukankah sangat disayangkan?" goda temannya itu.

"Dia tidak ada reaksi dengan wanita mana pun," jawab Cole.

"Jadi, kau hanya akan menjadi perjaka tua," ujar Dicky dengan mengejek.

***

Sementara itu, di sisi lain klub, seorang gadis baru saja melangkah masuk. Tatapannya penuh tujuan, seolah sedang mencari seseorang yang hanya dia kenal. Setelah melewati lorong sempit yang ramai, ia akhirnya membuka pintu sebuah ruang karaoke.

Di dalamnya, ia mendapati seorang pria tengah bermesraan dengan seorang gadis cantik. Pemandangan itu membuat langkahnya terhenti.

Gadis itu berdiri kaku di balik pintu, telinganya menangkap jelas percakapan di dalam ruangan.

“Will, kau dan Lillian akan segera menikah. Setiap malam kau datang ke sini bersama Ryna, apa kau tidak takut dia akan tahu?” tanya temannya dengan nada setengah heran.

Will menyandarkan tubuhnya ke sofa, jemarinya memutar gelas minumannya santai. Senyum meremehkan tersungging di wajahnya.

“Gadis itu sangat mencintaiku. Kalau pun dia tahu, dia pasti akan berlutut dan memohon padaku. Kau tidak tahu, aku bahkan pernah menamparnya hanya karena dia memecahkan cangkir pemberian mantanku. Dan apa yang dia lakukan? Menangis dan memohon agar aku tidak meninggalkannya.”

Dari balik pintu, Lillian meremas ujung bajunya erat-erat. Tubuhnya bergetar, matanya panas oleh air mata yang tertahan.

“Bagaimanapun dia sudah bersamamu selama tiga tahun. Tidak mungkin kau sama sekali tidak ada perasaan terhadapnya,” ujar Roy, temannya, dengan nada sedikit tercampur rasa iba.

Will tertawa rendah, gelap, penuh kesombongan.

“Roy, dengar baik-baik. Dia tidak bisa dibandingkan dengan mantanku. Dia hanya gadis polos yang mudah dibohongi. Setiap kali aku meninggalkannya demi menemui mantanku, dia hanya diam, menerima. Baginya aku ini segalanya. Tanpaku, dia tidak bisa hidup. Kalau bukan karena wajahnya yang cantik, mana mungkin aku bertahan sampai sekarang?”

Roy mengangkat alis, seolah terkejut dengan keburukan yang diucapkan sahabatnya. “Dia memang cantik… bahkan lebih cantik dibandingkan mantanmu. Tapi apa kau sudah pernah menyentuhnya?”

Will menyeringai, tatapannya dingin. “Gadis penakut seperti dia? Aku belum sentuh saja dia sudah gemetar ketakutan.”

Di balik pintu, Lillian menutup mulutnya dengan tangan. Jantungnya terasa diremas, nafasnya tercekat. Selama ini ia percaya cinta Will tulus, namun kenyataannya—ia hanya bahan ejekan.

“Will Han… aku tidak menyangka, bagimu aku hanya gadis bodoh yang bisa kau permainkan,” batinnya bergetar.

Tanpa bisa menahan amarah, Lillian mendorong pintu hingga terbuka lebar. Semua kepala menoleh.

“Lillian!” seru Roy kaget, hampir tidak percaya gadis itu ada di sana.

Will, sebaliknya, hanya menatap dengan sinis. “Untuk apa kau datang ke sini? Aku sedang bersenang-senang.”

Air mata jatuh di pipi Lillian, tapi suaranya bergetar tegas. “Will Wang… aku baru sadar, aku bodoh karena mencintaimu.”

Tangannya meraih botol minuman di meja, tanpa ragu diangkat tinggi. Dan dengan hentakan penuh amarah—

Brak! Botol itu menghantam kepala Will, pecah berhamburan.

“Ahhh!” Will menjerit kesakitan, tangannya menekan kepala yang berdarah akibat pecahan botol.

Aksi Lillian membuat musik berhenti, suara tawa menghilang, dan semua yang sedang bernyanyi maupun menari sontak terdiam. Mata mereka terarah pada gadis yang berdiri dengan tatapan penuh luka.

“Will Han, dengar baik-baik—mulai sekarang, kita putus,” ucap Lillian lantang. Suaranya bergetar, tapi tegas.

Will menyeringai meski wajahnya meringis menahan sakit. “Putus? Kau kira aku takut dengan ancamanmu? Kalau kau berani putus, ayahmu sendiri yang akan membunuhmu.”

Lillian mengepalkan tangannya, dadanya naik-turun menahan emosi. “Aku lebih rela mati dibunuh… daripada hidup bersama bajingan sepertimu.” Dengan itu, ia berbalik meninggalkan ruangan tanpa menoleh lagi.

Roy bersandar ke sofa sambil mendesah. “Wah… gadis polos dan bodoh yang kau sebut tadi ternyata menyimpan amarah yang menakutkan.”

Salah satu teman Will terkekeh getir. “Kelinci yang baik pun akan menggigit jika dipaksa ke sudut.”

Roy menatap Will yang masih menekan lukanya. “Will, sepertinya kali ini dia tidak main-main. Apa kau tidak menyesalinya?”

Will tertawa dingin, meski darah masih mengalir di pelipisnya. “Menyesalinya? Untuk apa? Lihat saja… besok dia pasti datang kembali, berlutut dan memohon padaku. Seperti biasa.”

---

Di lorong, Lillian melangkah cepat dengan mata berkaca-kaca. Namun langkahnya terhenti ketika ia bertabrakan dengan seorang pria tinggi yang baru keluar dari ruangan lain.

Tubuhnya hampir terjatuh, tetapi sebuah tangan besar segera melingkar di pinggangnya, menahan dengan kokoh. Aroma alkohol samar tercium dari pria itu.

Cole menatap lurus ke wajah Lillian, jarak mereka begitu dekat. Di balik tatapan sayunya, ia menangkap mata indah yang penuh air mata. Hatinya berdesir—sesuatu yang belum pernah ia rasakan sebelumnya.

"Kenapa? Kenapa aku bisa merasakan sesuatu… hanya karena menyentuhnya?" batinnya terkejut.

Lillian tersadar, buru-buru mendorong dada pria itu. “Lepaskan!” suaranya parau. Ia kemudian berlari menjauh, meninggalkan Cole yang masih berdiri terpaku, menatap punggungnya yang kian hilang di ujung lorong.

Beberapa saat kemudian, Lillian tiba di sebuah hotel. Tangannya gemetar saat menggenggam ponsel.

“Aku sudah sampai. Kau ada di kamar nomor berapa?” tanyanya dengan suara parau.

“Lillian? Suaramu… kau menangis? Apa kau baik-baik saja?” sahut suara seorang wanita di seberang sana, penuh kekhawatiran.

“Aku tidak apa-apa. Cepat katakan, di mana kamarmu?” desaknya.

“Lantai tujuh, nomor 428. Aku menunggumu di sini.”

“Baiklah,” jawab Lillian singkat. Ia segera menuju lift dan menekan tombol menuju lantai tujuh.

Setibanya di koridor, ia melangkah sambil menelusuri deretan pintu. “428… di mana?” gumamnya lirih.

Namun sebelum sempat menemukan kamar itu, sebuah tangan tiba-tiba menariknya kasar ke dalam ruangan gelap.

“Lepaskan!” Lillian menjerit, tubuhnya meronta.

Seorang pria memeluknya erat, napasnya terengah. “Bantu aku… aku akan membayarmu berapa pun yang kau minta,” ucapnya terburu-buru.

Lillian terperanjat. “Aku bukan pelacur! Lepaskan tanganmu!”

Pria itu justru mengangkat tubuhnya ke pundak. “Aku akan bertanggung jawab.”

Lillian terhempas di atas kasur. Gelap menyelimuti ruangan, hanya detak jantung mereka yang terdengar. Pria itu cepat mengikat satu tangan Lillian ke besi ranjang agar ia tak bisa kabur.

“Lepaskan aku! Aku mohon padamu!” suara Lillian pecah, penuh ketakutan.

Pria itu menatapnya dari dekat, tubuhnya bergetar menahan sesuatu. “Jangan takut. Aku tidak akan menyakitimu… aku akan bertanggung jawab sepenuhnya.”

Ia menunduk, jari-jarinya meraih kancing kemeja sendiri.

"Gawat… aku tidak bisa menahan diri saat bersentuhan dengannya," batin pria itu, sebelum melepaskan kemejanya. Otot-otot perut yang tegas dan dada bidangnya terlihat samar di kegelapan.

1
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
partini
wehhh ada penghianat
merry
mulut si Sami tu gk tau dri bgtt yaa pdhll dia dan ank y pyn prestasi apa cbb cm numpang hdp sm suami'y ya itu Bpk cole cole cbb cole cole ambil smuyy harta y jdi gembel mrkk🤭🤭🤭🤭 cole ank sah pasti cole lh pewarisnya
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Maria Mariati
terima kasih thorr 💪💪💪
Lydia
Lanjut Author. Terima Kasih.
Lydia
Bagus
partini
hemmm ngeyel sekali ini Kunti
Maria Mariati
lanjut thorrr aku suka ceritamu, semangat 💪💪💪
partini
hemmm Lilian apa dia percaya ayo Cole bantu ungkap ke publik apanyg sebenarnya terjadi
Ambar
conge banget sih neng
Nabil abshor
skiiippppp skiiiippppp merusak mata,,,,,🤣
Nabil abshor
😭😭 seru iiih,, up lagi,,,,, 😍😍😍
partini
permainan ih jaharaaa kamu cole,,bucin akut nyaho kamu
merry
dua kakak adik pd bajingann smuyy,, tar terjdi sesuatu pd lili pd nyesel lh in lh itu lh,, mkn tu penyesalan klian nntii org lg patah hati dhncrknn lgh dgnnya cara bgtuu
merry
hbs lhh si lili,, cep model cole tgu tar br nyesel dia 😄😄😄
partini
sehhh mau bercocok tanam ko kasar
merry
kty gk cinta dgr li dktin cwo lngsng marahh entah apa yg terjadi dech sm lili
Laila Isabella
turunkn ego mu cole..
Nabil abshor
kenapa pemaksa sekLi kamu,,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!