(Dilarang mencari adegan wik-wik di sini.😜)
"Sayang, kalau donat ketemu sedotan jadinya apa?" Jari telunjuk Lisa saling bertaut.
"Mana kutahu!"
Farhan si batu bernapas menjawab sekenanya. Bahunya mengedik, pura-pura tidak paham dengan peta kode sang istri.
***
Jangan terlalu banyak bermimpi. Begitulah Lisa mensugesti dirinya agar tidak terlalu berpegang pada prinsip halu.
Menjalani tugas sekretaris dan merangkap menjadi istri CEO tidak semudah yang ia bayangkan. Belum lagi Lisa harus mengurus dua ponakan kembar sang suami yang super istimewa. Sungguh, semua itu hanyalah gosip yang mengarah pada dusta belaka. Karena menjadi istri seorang CEO dikehidupan nyata tak seindah kisah komik ataupun novel.
(Jangan lupa pipis dulu sebelum baca, biar ngakak Anda aman terkendali.)
cover by : @Milda_designn
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anarita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Karena Tidak Rela
"Aku mau menikah denganmu, Tuan Farhan!" Seketika teriakan Lisa menggema nyaring bersama pintu ruangan Farhan yang digebraknya kuat-kuat. Gadis itu berteriak dengan penuh keyakinan. Ada semangat berkobar dalam diri gadis itu saat mengatakannya.
Namun, gadis itu menderu canggung saat mendapati empat orang yang ada di dalamnya terngengong-bengong. Mereka menatap Lisa yang penampilannya sedang tidak baik. Lisa menunduk malu, menyembunyikan wajah meronanya dalam-dalam.
Rasanya ingin mencakar tembok, menampar mulut, lalu menenggelamkan diri ke dasar sumur. Malu Lisa sudah tak terbendung lagi.
"Maaf, sepertinya saya telah mengganggu." Lisa berujar seraya menggaruk kepala yang tak gatal. Ia tidak berani melihat Farhan sama sekali.
"Silakan dilanjut, sekali lagi maaf telah mengganggu kenyamanannya." Gadis itu segera menutup pintunya rapat-rapat.
Oh, bukan hanya mengganggu, Lisa! Kamu juga membuat Rico dan Farhan malu dengan teriakanmu itu. Ingin sekali Rico berkata seperti itu saat ini juga.
Setelah menutup pintu, Lisa langsung membenturkan kepalanya ke tembok. Tak disangka, selain mendapat kenyataan pait, gadis itu juga telah mengukir sejarah malu yang ia buat sendiri.
Lisa bergegas pergi ke meja kerjanya untuk melanjutkan kegiatan menangisnya.
Ah, kenapa harus ada hal memalukan di tengah duka seperti ini? Lisa terlalu antusias ingin menjadi ibu kandung si kembar sampai ia lupa daratan dan sembarang berteriak. Dia pikir, Farhan sedang makan siang karena memang ini masih jam istirahat kantor. Ruang kariawan pun masih sepi. Ternyata di luar tebakkan Lisa, Farhan masih meeting dengan klien penting di ruangannya.
Satu jam berlalu. Lisa masih terus menangis karena ketinggalan berita tentang kepergian sahabatnya. Beberapa karyawan menghampiri Lisa untuk melihat keadaannya, namun gadis itu acuh tak acuh. Tidak peduli dan terus menangis tanpa henti.
Apa aku adalah sahabat yang tidak baik? Bisa-bisanya aku tidak tahu kamu meninggal, Je.
Lisa terus mengutuk dirinya dalam hati. Padahal, baru tadi ia meyakinkan diri sendiri untuk tidak menyesali sesuatu yang sudah berlalu. Ada dua anak yang membutuhkannya. Lisa harus segera membicarakan hal ini baik-baik. Tidak. Lisa akan memaksa Farhan untuk menikahinya. Semua ini dia lakukan demi kebaikan, persetan dengan kehidupan pernikahannya. Lisa tidak peduli.
Saat ia masih meratapi kesedihannya, Rico datang dengan wajah datar. Masih kesal karena ia sendiri juga ikut malu dengan kelakuan gadis itu.
"Tuan Farhan menunggumu di ruangannya," ucap Rico. Pria itu meraih lengan Lisa, berjalan cepat di depan para karyawan yang sedang memperhatikan langkah kaki mereka.
Gosip mulai beredar di kalangan para pekerja di divisi utama. Tangisan Lisa mulai dipertanyakan. Ada yang berpikir gadis itu hamil, ada yang berpikir Lisa dipecat, dan masih banyak asumsi-asumsi tidak penting yang mereka tebak sesuai pikiran masing-masing.
Memasuki ruangan horor Farhan, Lisa meremas jemarinya kuat-kuat. Melipat bibirnya dalam-dalam tanpa bisa menyembunyikan wajah sembabnya karena terlalu banyak menangis.
"Kemana Ello?" Pertanyaan Farhan yang pertama. "Bukankah aku menyuruhmu untuk menjemputnya?" tanya Farhan lagi. Masih dengan nada bicara yang sama. Logis dan mendatar.
"Dia masih di rumah sakit," lirih gadis itu.
Farhan mengangguk. Ia juga sudah tahu karena bunda sudah meneleponnya. Hanya saja ia suka melihat gadis yang ada di depannya ketakutan. Terlihat menggemaskan.
"Kenapa kau ingin menikah denganku?" Akhirnya Farhan mengucapkan kata itu. Suaranya menggelegar. Lisa sedikit bernjinjit kaget ketika pria itu berjalan mendekatinya. Berdiri mereka sekarang hampir tanpa jarak.
"Kenapa kau ingin menikah denganku tiba-tiba?" ulang Farhan sekali lagi, matanya meneliti setiap inci tubuh Lisa. Gadis itu nampak bergetar-getar menahan gelora di dalam dada.
Setelah mengumpulkan udara banyak-banyak hingga paru-parunya terasa penuh, Lisa mendongak dengan penuh percaya diri. Dia menjawab,
"Karena aku tidak rela jika si kembar jatuh ke tangan ibu tiri lain. Hanya aku satu-satunya kandidat yang layak untuk menjadi ibu mereka. Aku tidak akan bisa hidup tenang jika si kembar menjadi anak wanita lain. Dan juga, aku adalah orang pertama yang akan membunuhmu dengan tanganku sendiri jika kau berani menikah dengan gadis lain, Tuan."
Lisa tidak peduli jika Farhan marah karena ketidaksopanannya. Lisa hanya ingin mengutarakan isi hatinya. Menyampaikan rasa yang terbakar-bakal di dalam jiwa.
"Tuan!" Lisa merapatkan berdirinya. Melingkarkan tangannya lembut di pinggang Farhan. Ia juga menaruh kepalanya di dada bidang Farhan. Untuk pertama kalinya, Lisa merasa bahwa pria itu adalah manusia sungguhan. Bisa gugup meski tubuhnya tak merespon pelukan Lisa.
"Maukah kau menikah denganku?"
Oh. Astaga! Pulpen di tantan Rico jatuh ke lantai. Pria yang sedang memeriksa laporan keuangan itu langsung mengepalkan lengannya. Pria itu memasukkan tangannya ke dalam mulut seraya menggigitnya kuat-kuat. Hati pria itu tumbang. Padahal, ia sudah berusaha sekuat tenaga untuk tidak mendengar dan melihat kekonyolan mereka berdua.
"Baiklah, jika kau yang meminta, aku bersedia menikah denganmu," jawab Farhan enteng.
Detik itu juga Rico membenturkan kepalanya di atas meja. Adegan tertukar itu sukses membuat Rico iri sampai ingin mati. Rasanya ia harus pindah ke planet luar angkasa daripada bekerja di tempat ini. Farhan si bodoh yang tidak tahu gaya melamar wanita telah dilamar sendiri oleh si target wanitanya. Sungguh betapa mujurnya pria itu. Satu banding satu juta, mungkin.
Haruskah ia mengikuti cara Farhan? Enak sekali hidup batu bernapas itu.
Sementara Farhan merasa berbunga-bunga. Pria itu melirik Rico dengan senyum kemenangan sekaligus mengejek. Sebenarnya ia juga mendapat kabar dari bunda, bahwa Lisa adalah sahabat Jennie. Meskipun sedikit kaget, Farhan tahu ini adalah takdir Tuhan yang tak terduga.
Jadi, ini arti dari mimpi itu?
Otak Farhan masih memikirkan jawaban dari perkataan Lisa yang mencengangkan. Dari segi itu Farhan tidak perlu meragukan lagi betapa pentingnya si kembar di mata Lisa. Bahkan dia rela menikah dengan orang yang tidak dia cintai demi si kembar.
Meskipun mereka masih belum menunjukkan getar rasa, tapi keduanya memiliki alasan tersendiri untuk menikah. Terutama Lisa, gadis itu rela mengorbankan kebahagiaannya demi si kembar. Ya, Lisa tahu bahwa kekejaman ibu tiri benar adanya. Ia tidak bisa memastikan si kembar aman jika Farhan menikah dengan wanita lain. Apalagi Farhan adalah seorang kaya raya. Sungguh, Lisa tidak mau nasib si kembar seperti dirinya yang disiksa saat orang tuanya pergi. Meskipun Lisa bukan calon ibu yang baik, setidaknya ia tak akan menyakiti kedua bocah itu.
Satu hal yang sedang Farhan tunggu-tunggu. Yaitu penyesalan Lisa saat ia sadar bahwa dirinya telah melamar laki-laki. Farhan yakin, pikiran Lisa terlalu kalut sampai gadis itu berani melamar laki-laki duluan.
Abaikan satu jomlo abadi yang terus-menerus menatap Farhan dengan jiwa dengki dan iri.
***
Jangan lupa, bagi-bagin poin kalo suka dengan cerita ini ya. 😘😘.
sgt,,,menghibur...
ketampanan seperti apa Saketek yg mencolok 🤣🤣🤣🤣🤣
lopeeeeeee... 😘🥰😍💞
""buanglah mantan pada tempatnya """"
🤭🤭🤭🤭