NovelToon NovelToon
Cinta Paksa Di Menara Kaca

Cinta Paksa Di Menara Kaca

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / CEO / Nikah Kontrak / Cintapertama
Popularitas:2.7k
Nilai: 5
Nama Author: Mr. Awph

​"Kaila terpaksa menukar seragam sekolahnya dengan status istri rahasia seorang CEO arogan demi sebuah wasiat. Di dalam menara kaca yang dingin, ia harus bertahan di antara aturan kaku sang suami dan ancaman para musuh bisnis yang siap menghancurkan hidupnya."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mr. Awph, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28: Adnan yang Membela

Adnan yang membela dengan cara menggendong Kaila di hadapan ratusan pasang mata membuat seisi aula pesta seketika senyap seolah-olah waktu baru saja berhenti berputar.

Langkah kakinya yang sangat-sangat besar dan sangat-sangat mantap menuruni tangga panggung utama menciptakan gema yang sangat-sangat berwibawa di atas lantai marmer yang sangat-sangat dingin.

Kaila hanya bisa menyembunyikan wajahnya yang nampak sangat-sangat merah padam pada ceruk leher Adnan karena ia merasa sangat-sangat malu sekaligus sangat-sangat terkejut.

"Lepaskan saya tuan karena semua orang sedang melihat kita dengan tatapan yang sangat-sangat aneh dan sangat-sangat mengerikan," bisik Kaila dengan suara sangat-sangat gemetar.

Adnan sama sekali tidak mengindahkan permintaan tersebut melainkan ia justru semakin mempererat dekapannya seolah-olah ia sedang membawa harta karun yang sangat-sangat berharga.

Ia menatap tajam ke arah para fotografer yang mulai menyalakan lampu kilat kamera mereka dengan sangat-sangat liar dan sangat-sangat bertubi-tubi tanpa henti.

Aura kepemimpinan yang sangat-sangat kuat terpancar dari wajahnya yang nampak sangat-sangat kaku dan sangat-sangat dingin sekeras bongkahan es di kutub utara.

"Biarkan mereka melihat apa yang ingin mereka lihat karena mulai detik ini tidak ada satu pun orang yang boleh menyentuhmu tanpa izinku," tegas Adnan.

Beberapa pengawal bertubuh sangat-sangat tegap segera membuat barisan-barisan pelindung di sekitar mereka agar para pencari berita tidak bisa mendekat lebih jauh lagi.

Kaila bisa merasakan deru napas Adnan yang sangat-sangat teratur namun memiliki tekanan yang sangat-sangat kuat seiring dengan langkah mereka menuju pintu keluar.

Ia merasa seolah-olah sedang berada di dalam sebuah pelindung yang sangat-sangat kokoh dan sangat-sangat mustahil untuk bisa ditembus oleh siapa pun di dunia ini.

"Tuan Adnan apakah ini benar-benar pengumuman resmi mengenai status nyonya muda Dirgantara yang baru saja Anda nikahi secara rahasia?" teriak salah satu wartawan.

Adnan berhenti sejenak lalu memberikan sebuah tatapan yang sangat-sangat tajam hingga membuat wartawan tersebut seketika terdiam seribu bahasa karena rasa takut yang sangat-sangat besar.

Ia tidak mengucapkan satu patah kata pun melainkan hanya memberikan sebuah senyuman miring yang sangat-sangat misterius dan sangat-sangat penuh dengan rahasia gelap.

Kaila merasa jantungnya berdegup sangat-sangat kencang karena ia menyadari bahwa mulai besok hidupnya tidak akan pernah lagi menjadi sama seperti saat ia masih berseragam sekolah.

"Masuklah ke dalam mobil dan jangan pernah berani untuk melihat ke belakang lagi jika kau tidak ingin dihantui oleh bayang-bayang mereka," perintah Adnan.

Pria itu mendudukkan Kaila dengan sangat-sangat lembut di atas kursi kulit limosin yang sangat-sangat empuk lalu ia segera duduk di sampingnya dengan posisi yang sangat-sangat kaku.

Pintu mobil tertutup dengan sebuah dentuman yang sangat-sangat berat dan seketika suasana di dalam kendaraan tersebut menjadi sangat-sangat sunyi dan sangat-sangat senyap.

Adnan segera meraih kaki Kaila yang sedari tadi terus mengeluarkan darah dan ia mulai melepas sepatu hak tinggi itu dengan gerakan yang sangat-sangat hati-hati.

"Kenapa kau tidak mengatakan sejak awal bahwa kakimu sudah hancur dan sangat-sangat berdarah seperti ini di dalam sepatu sialan ini?" tanya Adnan dengan nada rendah.

Kaila meringis perih saat kulitnya yang terkelupas bersentuhan dengan udara dingin di dalam mobil yang memiliki pendingin sangat-sangat kuat dan sangat-sangat menusuk tulang.

Ia melihat Adnan mengambil sebuah kotak pertolongan pertama dari balik laci mobil lalu mulai membersihkan luka di tumitnya dengan selembar kain sutra yang sangat-sangat halus.

Sentuhan jemari Adnan yang nampak sangat-sangat kokoh itu kini terasa sangat-sangat hangat dan sangat-sangat lembut seolah-olah ia sedang memegang sebuah porselen yang sangat-sangat rapuh.

"Saya hanya tidak ingin merusak acara penting Anda tuan karena saya tahu betapa sangat-sangat berartinya citra perusahaan Dirgantara bagi Anda," jawab Kaila lirih.

Adnan terdiam sejenak sambil terus membalut luka Kaila dengan sebuah perban putih yang nampak sangat-sangat bersih dan sangat-sangat rapi di bawah cahaya lampu mobil.

Ia menatap mata Kaila dengan sebuah pandangan yang sangat-sangat dalam dan sangat-sangat sulit untuk diartikan oleh gadis sekecil Kaila yang masih sangat-sangat polos ini.

Ada sebuah rasa bersalah yang sangat-sangat tipis merayap di balik mata elangnya namun ia segera menepis perasaan itu dengan sebuah helaan napas yang sangat-sangat panjang.

"Mulai sekarang kesehatanmu adalah prioritas utamaku lebih dari sekadar kontrak atau pun wasiat konyol yang selama ini kita jalani bersama," ujar Adnan tiba-tiba.

Kaila merasa hatinya seolah-olah baru saja disiram oleh air pegunungan yang sangat-sangat sejuk dan sangat-sangat menyegarkan setelah sekian lama berada di tengah padang pasir.

Ia tidak menyangka bahwa pria yang biasanya nampak sangat-sangat kejam dan sangat-sangat predator ini bisa mengucapkan kata-kata yang sangat-sangat manis dan sangat-sangat menenangkan.

Namun kebahagiaan itu kembali terusik saat ia teringat tentang semua bisikan jahat mengenai rahasia masa lalu Adnan yang belum sempat ia tanyakan secara langsung kepada suaminya.

"Tuan apakah benar bahwa saya hanyalah alat untuk melahirkan pewaris Anda sebelum Anda kembali kepada cinta sejati Anda yang sesungguhnya?" tanya Kaila dengan penuh keberanian.

Suasana di dalam mobil seketika berubah menjadi sangat-sangat tegang dan sangat-sangat mencekam seiring dengan berhentinya gerakan tangan Adnan di atas pergelangan kaki Kaila.

Adnan perlahan-lahan mengangkat wajahnya lalu menatap Kaila dengan sebuah tatapan yang sangat-sangat dingin dan sangat-sangat mematikan seolah-olah ia baru saja mendengar sebuah penghinaan.

Mobil terus melaju membelah kegelapan malam menuju menara kaca sementara Kaila hanya bisa menunggu jawaban di tengah rasa takut yang sangat-sangat luar biasa hebat.

Pulang dalam keheningan menjadi satu satunya hal yang bisa mereka lakukan saat ini karena ada sebuah jurang besar yang kembali terbuka di antara hati mereka yang sangat-sangat keras.

 

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!