NovelToon NovelToon
Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Cinta Yang Terbelenggu MAHKOTA

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Cinta Beda Dunia / Romansa Fantasi / Action / Diam-Diam Cinta / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:802
Nilai: 5
Nama Author: `AzizahNur`

Kerajaan itu berdiri di atas darah, dusta, dan pengkhianatan.

Putri Mahkota yang logis dan penuh tanggung jawab mulai goyah ketika seorang tabib misterius menyingkap hatinya dan takdir kelam yang ia sembunyikan.

Putri Kedua haus akan kekuasaan, menjadikan cinta sebagai permainan berbahaya dengan seorang pria yang ternyata jauh lebih kuat daripada yang ia kira.

Putri Ketiga, yang bisa membaca hati orang lain, menemukan dirinya terjerat dalam cinta gelap dengan pembunuh bayaran yang identitasnya bisa mengguncang seluruh takhta.

Tiga hati perempuan muda… satu kerajaan di ambang kehancuran. Saat cinta berubah menjadi senjata, siapa yang akan bertahan, dan siapa yang akan hancur?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon `AzizahNur`, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 28 : Bagaimana Bisa?

Arion memeluk Lyanna dengan erat, seolah ingin menyalurkan ketenangan lewat debaran dadanya. Ia segera merogoh saku dan mengeluarkan sapu tangan, menekannya pada lengan Lyanna yang berdarah. Napas gadis itu terengah, wajahnya memucat menahan sakit. Arion bahkan sempat menjatuhkan pedangnya ke tanah agar kedua tangannya bisa menopang bahu Lyanna yang hampir terkulai.

Di sekeliling mereka, serigala-serigala yang tumbang terkapar di tanah, sebagian tertebas pedang Arion, sebagian lagi lemah karena jarum beracun milik Lyanna. Begitu napas Lyanna mulai sedikit tenang, Arion melepaskan pelukannya. Ia cepat-cepat merobek kain dari pakaiannya, lalu mengikatkan sapu tangan itu agar menahan pendarahan di lengan Lyanna.

“Semuanya akan baik-baik saja,” ucap Arion, suaranya tegas namun tetap lembut.

Lyanna hanya menggeleng. Tatapannya penuh kecemasan yang tak bisa dibendung. Setelah tangannya selesai dibalut, ia mendorong Arion perlahan, lalu berlari ke arah hutan tanpa menoleh lagi. Panggilan Arion tak membuatnya berhenti, hingga pemuda itu terpaksa menyusul, sambil meraih kembali pedangnya yang sempat tergeletak di tanah.

“Veyra!” seru Lyanna, suaranya melemah, seolah berharap keheningan hutan menjawab panggilannya. Tapi tak ada balasan selain desir angin dan dentuman jantungnya sendiri.

Hingga akhirnya matanya menangkap sosok Veyra. Gadis itu terduduk di dekat batang pohon yang tumbang, tubuhnya terengah-engah, wajahnya pucat namun masih bertahan. Seketika Lyanna berlari menghampiri, air matanya nyaris jatuh. Ia menjatuhkan diri di samping Veyra dan langsung memeluknya erat.

“Kau baik-baik saja?!” serunya dengan suara bergetar.

Veyra menoleh perlahan. Senyum lelah terbit di wajahnya, seolah berusaha meyakinkan kakaknya. “Aku baik-baik saja,” jawabnya lirih.

Namun Lyanna menggeleng keras, tangannya gemetar saat memeriksa tubuh adiknya. “Jangan berbohong padaku, tunjukkan lukamu!” suaranya penuh desakan, seolah tak sudi menerima jawaban singkat.

Veyra menahan tangan Lyanna, menatapnya dengan tatapan mantap meski napasnya masih berat. “Aku tidak terluka, Lyanna” katanya tegas, meskipun wajah pucatnya jelas tak sepenuhnya meyakinkan.

Arion yang akhirnya tiba melangkah mendekat, matanya menyapu sekitar dengan waspada. Ia menunduk sedikit, suaranya serius dan penuh tekanan, “Putri Veyra, kalau begitu… di mana serigala yang tadi kau kejar?”

Veyra terdiam, menundukkan kepala sambil menyandarkan punggungnya pada batang pohon yang setengah rebah. Sesekali ia meringis, menahan sakit yang masih terasa di punggungnya, meski berusaha menutupinya di depan Lyanna dan Arion.

“Serigala itu… sudah pergi,” katanya akhirnya dengan suara pelan.

Arion mengerutkan alis, tatapannya penuh keraguan. Bahkan Lyanna sempat menoleh ke arahnya dengan sorot mata curiga, seakan mencari penjelasan yang lebih masuk akal. Ia lalu meraih tangan Veyra dengan erat, suaranya bergetar ketika bertanya, “Bagaimana bisa serigala itu pergi begitu saja? Dan… siapa yang menumbangkan pohon ini?”

Pertanyaan itu membuat hening sejenak. Veyra tak segera menjawab. Diamnya justru semakin menambah kekhawatiran Lyanna. Gadis itu menatap adiknya lekat-lekat, lalu bertanya lagi dengan nada cemas, “Veyra… kau terlihat kesakitan, ada apa dengan punggungmu?”

Akhirnya Veyra menghela napas berat. Ia memalingkan wajahnya sejenak, lalu membuka suara dengan nada datar, “Aku… hanya terjatuh.”

Lyanna menatap Veyra dengan ragu, namun akhirnya ia hanya mengangguk. “Kita harus kembali ke Yvaine dan Lysander,” ucapnya lembut, meski sorot matanya masih menyimpan kegelisahan.

Veyra turut mengangguk. Dengan bantuan Lyanna, ia perlahan bangkit meski tubuhnya masih terasa sakit. Mereka mulai melangkah menjauh, meninggalkan tempat yang dipenuhi aroma tanah basah dan sisa pertarungan.

Namun sebelum benar-benar pergi, Veyra sempat menoleh ke belakang. Matanya menyapu batang pohon yang tumbang, bayangan gelap di antara pepohonan, dan hening yang terasa terlalu asing. Tidak ada siapa pun di sana… hanya sekilas bayangan samar terakhir yang sempat ia lihat, bagai sosok yang menghilang begitu saja ditelan kegelapan.

Lyanna yang memperhatikan tingkah adiknya segera menoleh, suaranya pelan namun sarat kekhawatiran. “Ada apa, Veyra?”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!