NovelToon NovelToon
Kimi'S Destiny

Kimi'S Destiny

Status: sedang berlangsung
Genre:Bad Boy / Nikahmuda / Diam-Diam Cinta / Mafia / Cintapertama / Playboy
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: V3a_Nst

Hidup dengan berbagai peristiwa pahit sudah menjadi teman hidup bagi seorang wanita muda berusia 22 tahun ini, Ya ini lah aku Kimi Kimura..
Dari sekian banyak kilasan hidup, hanya satu hal yg aku sadari sedari aku baru menginjak usia remaja, itu adalah bentuk paras wajah yg sama sekali tidak ada kemiripan dengan dua orang yg selama ini aku ketahui adalah orang tua kandungku, mereka adalah Bapak Jimi dan juga Ibu Sumi.
Pernah aku bertanya, namun ibu menjawab karena aku istimewa, maka dari itu aku di berikan paras yg cantik dan menawan. Perlu di ingat Ibu dan juga Bapak tidaklah jelek, namun hanya saja tidak mirip dengan ku yg lebih condong berparas keturunan jepang.
Bisa di lihat dari nama belakangku, banyak sekali aku mendengar Kimura adalah marga dari keturunan jepang. Namun lagi-lagi kedua orangtua ku selalu berkilah akan hal tersebut.
Sangat berbanding terbalik dengan latar belakang Bapak yg berketurunan jawa, begitu pula dengan Ibuku.
seperti apakah kisah hidupku?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon V3a_Nst, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 27 - Dipingit!

***

"Selamat malam Tuan Muda." Sapa kompak sederatan para bodyguard yg sedang berada di depan rumah keluarga Anderson. William hanya mengangguk samar dingin dan datar. Hatinya sedang tidak baik-baik saja. Walau di luar ia terlihat dingin, namun biasanya jika berada di sekeliling para bodyguard yg sudah membersamai hidupnya sedari kecil, William menghargai mereka semua. Tetapi untuk malam ini, sungguh ia hanya ingin cepat menemui wanita yg telah melahirkan dirinya ke dunia.

Langkah lebar menuju kamar tidur sang Ibu William capai dengan cepat. Melalui anak tangga 2 sampai 3 anak tangga sekaligus perkara mudah baginya.

"Mommy.." Panggilnya berusaha lembut walau intonasi sedikit kencang. Padahal ia belum sampai benar di depan pintu, namun hati nya sudah tidak sabar ingin mencerca sang Ibu.

Tok..Tok...Ceklek...

"Mommy..." William masuk di mulai dari kepala saja yg mengintip.

Puk!

"William! Sedang apa kamu mengintip kamar Mommy." Ucap Vivian sembari menepuk punggung sang anak. Ia baru saja berbicara pada juru masak yg berada di dapur. Mendengar teriakan sang anak, ia bergegas menuju sumber suara. Ketika mendapati sang anak yg sedang mengintip kamar dirinya dan sang suami. Vivian spontan menepuk pelan punggung William.

William terkejut, ia membalikkan arah lalu menutup pelan pintu tersebut. Wajah yg semula kaget berangsur ke mode awal, yaitu kesal menahan emosi.

"Ada apa? Kenapa pulang-pulang begitu wajah anak Mommy?"

"Mommy menyuruh Kimi jangan bertemu aku sampai saat pernikahan tiba, Itu maksudnya bagaimana? Mommy mau membuat aku depresi lagi?" Muram wajah sang anak di sambut gelak tawa oleh Vivian. Ia belai wajah tampan William dan di akhiri dengan cubitan gemas pada pipi calon suami Kimi.

William menghindar jengah. Wajah masih tertekuk habis, dahi mengkerut tak terima.

"Itu namanya dipingit! Kamu paham tidak?"

Gelengan cepat dilakukan William.

"Ya di pingit saja, tidak boleh bertemu kamu sebelum hari H pernikahan. Kata orang jaman dahulu pantang!" Jawab Vivian lemah lembut.

"Tapi.. aku tidak bisa Mommy-"

"Syut! sudah ya, mending sekarang yg kamu pikirin itu, bagaimana caranya supaya hubungan kalian tidak ada masalah sampai hari H. Karena konon katanya, kalau sudah ada niat menikah, pasti ada saja halangan yg bikin batal menikah!"

Mata William membeliak tak terima. Sudah jelas bukan, yg menjadi penghalang saat ini adalah petuah Ibunya sendiri. Apa-apaan ini! Batin William.

Tanpa ingin mendengar keluh kesah sang anak lebih jauh, Vivian bergegas menggeser tubuh jangkung ke samping dan masuk mengunci pintu setelahnya. Vivian terkikik melihat raut wajah tak terima sang anak sebelum ia memasuki kamar.

Sedangkan William, ia mengusak rambut frustasi di depan pintu. Dengkusan nafasnya terdengar memburu. Dada naik turun menahan gejolak emosi. Akan tetapi, tidak mungkin ia menyerang sang Ibu. Maka, menarik oksigen dalam membuang kasar adalah solusi tepat untuk saat ini.

***

Menggercapkan mata menatap silau pada cahaya matahari yg masuk melalui celah-celah jendela kamar.

"Sudah pagi.." Gumam rendah serak khas orang bangun tidur. Ia regangkan tubuh agar rileks di pagi hari. Menatap pada layar ponsel yg masih menampilkan...

"Tampan sekali calon suami." Ucap Kimi sedikit menyunggingkan senyum malas khas bangun tidur. Ia dekati layar tersebut yg ternyata sudah panas sekali.

"Bener-bener tidak dimatikan sama sekali! Hebat kamu Liam."

Ya, tadi malam setelah William siap akan semua ritualnya. Seperti membersihkan tubuh, memasukkan asupan untuk tubuh dan lain sebagainya. Ia melakukan panggilan video pada Kimi. Sepanjang panggilan yg terdengar adalah rengekan manja Tuan Muda Anderson. Kimi berulang kali memutar bola mata jengah pada tingkah layaknya bocah sang pria tampan.

Salah satu nya adalah ini, William merengek sepanjang masa jika Kimi tak menuruti kemauannya yg menginginkan sleep call.

"Sudah seperti anak ABG saja kamu! Orang diluar sana pada tahu tidak sih, kalau kamu itu manja sekali aslinya." Kimi berucap sendiri pada layar yg menampilkan seorang pria tampan masih tertidur dengan nyenyak. Ia terkikik gemas.

Tok! Tok! Ceklek..

"Ya ampun Willy...."

Vivian masuk berniat ingin membangunkan sang anak, malah melihat adegan ala remaja yg sedang pacaran. William menggeliat malas melirik sang Ibu.

"Kim- sshh! Ya ampun sampai panas begini ponsel kamu Willy. Ada-ada saja kalian ini." Ratna mengaduh terkejut saat mengambil alih ponsel yg terletak tak jauh dari wajah sang anak. Semula wajah William yg menguasai layar, kini sudah berubah menjadi orang yg telah melahirkan calon suaminya ke dunia ini.

"Pagi Mommy.." Sapa Kimi tersenyum. Baru kali ini ia dan William melakukan sleep call, berpikir di awal adalah ide konyol. Namun ketika melihat riuhnya pagi ini, sedikit mengobati sepi dihati Kimi.

"Sudah pasti ide Willy ini kan nak?"

Kimi menggangguk cepat, senyumnya bahkan sudah berubah menjadi tawa.

Vivian menggelengkan kepala menatap tak habis pikir pada anak semata wayang.

"Kenapa...?" Tanya William dengan nada rendah. Sumpah demi apapun Kimi langsung berdesir mendengar suara rendah tersebut.

'Seksi sekali calon suami!' Pekiknya dalam hati. Mata nya sampai harus menutup membentuk kerutan di sekitar, hanya untuk menahan gejolak cinta di dalam dada.

Hal tersebut tertangkap netra William yg sedang menatap layar ponsel. Ia menyunggingkan senyum manisnya.

Merasa sang anak tidak fokus pada dirinya. Vivian melempar bantal ke arah wajah tersebut.

"Mandi Willy! Kamu nanti telat, Daddy saja sudah ada di meja makan untuk sarapan."

"Hmm iya Mommy.."

Vivian berjalan keluar kamar sambil melambaikan tangan pada layar ponsel.

***

"Anak kamu bucin sekali sama anakku!"

James terkesiap, dirinya yg sedang menggulir berita di layar gadget, tak menyadari kehadiran sang istri yg sudah duduk di sebelah.

Ia letakkan benda pintar di atas meja. Lalu kembali menelaah maksud sang istri, walau kata-katanya ambigu, namun sesaat setelahnya James mengerti maksud tersebut.

"Wajar Sayang. William itu seperti aku."

Vivian merona, menahan senyum, ia tepuk pelan lengan kekar sang suami.

"Jadi kamu sampai sekarang, masih bucin sama aku?"

"Tentu saja!"

Mendengar hal tersebut, semakin tersipu lah Nyonya besar Anderson. Ia rangkul manja sang suami tercinta, lalu...

"Berarti jatah ranjangku nambah kan sayang!"

Cih! Vivian berdecih, ia lepas lengan tersebut dengan wajah cemberut. Sedangkan James membalas dengan tawa terbahak. Ia usak lembut kepala wanita yg telah setia padanya. Tak lupa mendaratkan ciuman selamat pagi di dahi sang istri.

Walau mereka sudah mulai berumur, namun keharmonisan selalu terjaga sedari dulu. Kasih sayang selalu menjadi nomor satu di keluarga Anderson.

***

Sudah sedari malam tadi ia berkutat di meja operasi. Setelah pasien terakhir telah rampung, melihat pergelangan tangan, masih ada waktu sekitar 3 jam untuk kembali ke meja operasi. Ia bergegas ingin pergi ke apartemen. Karena tubuh sudah menjerit ingin istirahat, maka waktu yg sedikit ia manfaatkan sebaik mungkin. Akan tetapi, baru saja kaki melangkah keluar ruangan pribadi...

"Dok...Dokter! Jadwal operasi anda di majukan satu jam lebih cepat ya, Dokter Alex." Kata salah satu perawat. Ia melangkah lebar mengikuti langkah Alex yg sudah bersiap ingin pergi dari rumah sakit.

Alex menghentikan langkah, memijit kening yg terasa pening. Lalu ia melirik ke arah dada sang perawat...

"Hasley."

"Ha? I-iya Dok, kenapa?" Perawat yg bernama Hasley salah tingkah. Ia tersipu, Dokter yg sudah menjadi incaran banyak gadis di rumah sakit ini, bisa mengetahui namanya. Bukankah itu sebuah kebanggaan? Hati wanita itu senang, berpikir dialah pemenang dari sekian banyak yg mengagumi Dokter Alex.

Sedangkan dari pandangan Alex, ia menatap aneh. Dahi nya mengernyit heran.

"Kamu Hasley 'kan?" Ulang Alex memastikan.

Wanita tersebut hanya mengangguk sebagai jawaban. Gestur tubuh wanita itu sangat terlihat dirinya sedang malu-malu menahan senyum. Di tambah beberapa kali Alex menatap ke arah dada miliknya. Dirinya spontan semakin membusungkan dada, mengayun ke kanan dan ke kiri.

"Apa yg kamu lakukan?"

"Hah? Eh..." Sontak Hasley terdiam sejenak. Ia berhenti bergerak. Tajamnya mata Alex membuatnya tak berani lagi bertingkah. Tapi, bukankah pria ini yg menggodanya terlebih dahulu, begitu pikirnya.

"Ini..."

"Hah?" Sang wanita memegang cepat dada nya yg sedang di tunjuk Alex. Detak jantungnya bergemuruh. Berpikir apakah tidak apa-apa jika berbuat mesum di tempat terbuka seperti ini. Bagaimana dengan reputasi pria ini jika sampai ada yg mengetahui.

'Ah! Apa peduliku, Dokter Alex yg lebih dulu ingin memangsaku!' Pekik Hasley girang dalam hati.

"Aku tahu nama kamu dari sini!" Tunjuk Alex pada name tag sang wanita yg terpasang rapi di bagian atas dada.

Hasley membeliakkan mata, ia sorot name tag dirinya sendiri. Lalu menatap Alex malu. Senyum paksa terlukis hancur di wajahnya. Sedang Alex terkekeh pelan.

***

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!