NovelToon NovelToon
DIUJUNG IKHLAS ADA BAHAGIA

DIUJUNG IKHLAS ADA BAHAGIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Obsesi / Dikelilingi wanita cantik / Pelakor / Poligami / Keluarga / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: zanita nuraini

---

📖 Deskripsi: “Di Ujung Ikhlas Ada Bahagia”

Widuri, perempuan lembut yang hidupnya tampak sempurna bersama Raka dan putra kecil mereka, Arkana. Namun di balik senyumnya yang tenang, tersimpan luka yang perlahan mengikis keteguhan hatinya.
Semuanya berubah ketika hadir seorang wanita kaya bernama Rianty — manja, cantik, dan tak tahu malu. Ia terang-terangan mengejar cinta Raka, suami orang, tanpa peduli siapa yang akan terluka.

Raka terjebak di antara dua dunia: cinta tulus yang telah ia bangun bersama Widuri, dan godaan mewah yang datang dari Rianty.
Sementara itu, keluarga besar ikut memperkeruh suasana — ibu yang memaksa, ayah yang diam, dan sahabat yang mencoba menasihati di tengah dilema moral yang makin menyesakkan.

Di antara air mata, pengkhianatan, dan keikhlasan yang diuji, Widuri belajar bahwa bahagia tidak selalu datang dari memiliki… kadang, bahagia justru lahir dari melepaskan dengan ikhlas.

“Karena di ujung ikhlas… selalu ada bahagia.”


---

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zanita nuraini, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 28 - KEPUTUSAN RAKA

Siang itu, suasana di ruang khusus security terasa berbeda dari biasanya.

Biasanya diisi canda tawa, dering HT, dan obrolan receh para petugas shift pagi, tapi hari ini... sunyi.

Hanya terdengar dengungan kipas angin tua yang berputar malas, sesekali suara langkah petugas lain yang lewat di luar ruangan.

Raka duduk di kursinya — seragamnya masih rapi, tapi wajahnya kusut. Tatapannya kosong menembus dinding ruangan. Di depannya, segelas kopi sudah dingin tak tersentuh.

Pikirannya melayang jauh... ke rumah, ke Widuri, ke keputusan besar yang baru saja ia ambil.

Kalimat itu terus terngiang di kepalanya:

“Aku akan menikah dengan Rianty... tapi tidak akan menyentuhnya.”

Kalimat yang seharusnya jadi solusi, tapi malah terasa seperti hukuman.

Ia menatap cincin di jarinya lama-lama, mencoba meyakinkan dirinya bahwa semua ini demi kebaikan, bukan karena ia menyerah.

“Brooo!!”

Suara Dika tiba-tiba memecah keheningan.

Dika masuk sambil menjinjing dua kotak nasi bungkus dan dua gelas plastik kopi dingin.

“Eh, hidup lagi lo! Kirain udah reinkarnasi jadi CCTV,” celetuknya tengil sambil menjatuhkan diri di kursi sebelah Raka.

Raka hanya melirik sekilas, lalu kembali diam.

Dika mengerutkan dahi, menatap temannya yang biasanya selalu tenang tapi sekarang seperti orang kehilangan arah.

“Nih orang kenapa lagi? Jangan bilang gara-gara cewek ya, soalnya muka lo udah kayak bapak-bapak abis dicuekin anaknya.”

Raka tidak menjawab. Hanya memandangi kopi di tangan Dika, lalu menghela napas pelan.

“Dik…”

“Hm?”

“Ada hal yang harus gue bilang.”

Dika menatap serius, walau nada suaranya masih bercanda.

“Waduh, jangan bilang lo mau pensiun dini? Atau nikah lagi sama CCTV sebelah?”

Raka tersenyum tipis, hambar.

“Gue mau nikah lagi, Dik.”

kopi yang baru Dika teguk langsung tersembur ke meja.

“Pfffft!!—APAAN?! Nikah lagi??!! Lo serius, bro? Widuri tau?”

Raka menunduk, suaranya berat. “Tau. Dia... udah tau semuanya."

Ruangan seketika senyap.

Dika mematung, mencoba mencerna kata-kata itu.

“Tapi... tapi lo gila ya, Rak?! Lo tuh security, bukan sultan! Terus Rianty—”

“Ya,” potong Raka pelan. “Rianty.”

Dika langsung berdiri, tangannya refleks menepuk dahinya.

“Astaga bro, ini beneran kejadian sinetron sore… cewek kaya ngejar security tampan tapi udah beristri! Gue harus jual skrip ini!”

Raka menatapnya tajam.

Dika langsung angkat tangan. “Oke, oke. Gue diem. Tapi jelasin dulu deh, kenapa lo mau?”

“Karena semuanya udah terlalu jauh,” jawab Raka lirih. “Keluarga Rianty, orang tuanya, bahkan keluarga gue sendiri ikut campur. Gue nggak bisa terus lari.”

“Terus Widuri?” tanya Dika dengan nada tak percaya.

“Dia… setuju. Tapi dengan syarat.”

Dika melotot. “Setuju? Widuri tuh malaikat apa gimana, Ra? Gue aja kalo jadi dia udah kabur dari dulu.”

Raka menatap meja kosong di depannya.

“Dia cuma bilang: ‘Kalau itu yang terbaik, aku siap, asal jangan lupakan aku dan Arkana.’”

Dika terdiam lama.

Hening mendadak menyelimuti ruangan kecil itu — hanya suara jam dinding yang terus berdetak.

“Gila…” gumam Dika pelan. “Lo sadar gak sih, Rak? Lo tuh bukan cuma plin-plan, tapi juga terlalu berkorban. Lo mikirin semua orang, kecuali diri lo sendiri.”

Raka diam. Kalimat itu menamparnya keras, tapi ia tidak punya jawaban.

Dika melanjutkan, “Lo tuh manusia, bro. Bukan perisai buat semua orang. Widuri masih cinta, tapi kalo terus begini, yang lo selamatin cuma nama, bukan hati.”

Raka menarik napas panjang. “Gue tahu, Dik. Tapi lo juga tahu, posisi gue nggak gampang. Nama keluarga, dan, gengsi — semuanya udah keburu terlibat. Gue cuma pengen masalah ini selesai.

Gue capek lihat orang tua gue ribut, lihat Widuri nangis.”

“Dan solusi lo... nikah lagi?” Dika menatapnya dalam. “Lo yakin nggak bakal nyesel?”

Raka mengangkat bahu. “Gue nggak tahu. Tapi kalo ini satu-satunya cara buat tenangin semua pihak, gue jalani aja. Gue udah tanda tangan perjanjian sama keluarga Rianty.”

“Perjanjian?”

Raka mengangguk. “Gue bakal nikah sama dia, tapi tanpa hubungan suami istri. Semua cuma formalitas.”

Dika tertawa kecil, tapi terdengar getir. “Lo tuh aneh, bro. Orang lain poligami buat cari bahagia, lo malah poligami buat nyiksa diri.”

Raka ikut tersenyum tipis. “Mungkin gue emang bodoh.”

Dika menggeleng. “Bukan bodoh, tapi lo terlalu baik. Dan kadang, orang baik yang paling sering disakiti.”

Keduanya terdiam lama.

Suasana di ruangan semakin berat. Dika membuka bungkus nasi, tapi selera makannya langsung hilang.

Sementara Raka hanya menatap jam dinding yang terus berdetak, seolah tiap detik makin mendekatkan dia pada sesuatu yang tak bisa dihindari.

“Lo udah bilang ke anak lo?” tanya Dika pelan.

Raka menggeleng. “Belum. Arkana masih kecil, Dik. Gue jelasin ke dia kalau rianty itu bunda dia juga

Dika bersandar ke kursi, menatap temannya lekat-lekat. “Widuri kuat ya?”

Raka mengangguk pelan. “Kuat banget. Kadang gue malah malu sendiri. Harusnya gue yang melindungi dia, bukan bikin dia nahan sakit kayak gini.”

Dika menepuk pundaknya. “Masih ada waktu buat berubah pikiran, bro. Lo belum nikah, kan?”

Raka menatap kosong. “Udah ditetapkan tanggalnya. Dua minggu lagi.”

“Cepet amat,” gumam Dika.

Raka hanya mengangguk tanpa ekspresi.

“Terus lo bakal ngomong apa ke anak lo nanti?”

“Entahlah,” jawab Raka lirih. “Mungkin gue cuma bakal bilang, ayah lagi kerja. Karena gimana pun, di mata dia, gue harus tetap jadi ayah yang utuh.”

Dika menarik napas panjang. “Lo kuat banget, Rak. Tapi lo harus tahu, kadang yang lo sebut pengorbanan, sebenernya bentuk dari kehilangan.”

Raka menatapnya heran. “Maksud lo?”

“Lo kehilangan diri lo sendiri, bro. Dan kalo lo terus jalan kayak gini, suatu saat Widuri bakal pergi bukan karena benci, tapi karena capek.”

Kata-kata itu menusuk. Raka tak bisa menyangkalnya. Ia tahu Widuri bukan tipe yang banyak menuntut, tapi diamnya selama ini jauh lebih menyakitkan dari kemarahan.

Raka memejamkan mata, menghela napas panjang. “Gue cuma berharap, waktu bisa buktiin kalo keputusan ini gak sepenuhnya salah.”

Dika berdiri, mengambil topinya dan menatap Raka sekali lagi. “Gue gak akan nasihatin lagi. Tapi kalo suatu hari lo nyesel, jangan takut balik arah. Widuri bakal tetep ada, gue yakin.”

Raka hanya tersenyum lemah. “Makasih, Dik.”

Dika keluar, meninggalkan

Raka sendirian.

Ruangan kembali sunyi.

Raka menatap meja, lalu membuka ponselnya. Ada satu pesan dari Widuri.

“Mas, Arkana nanyain, ayah pulang jam berapa?”

Raka menggigit bibir, mengetik balasan pelan:

“Ayah pulang malam ini. Bilang ke Arkana, jangan tidur dulu ya.”

Ia menatap layar beberapa detik sebelum menaruh ponsel itu di atas meja.

Kepalanya berat, dadanya sesak, tapi ia tahu — roda kehidupan sudah berputar, dan tidak ada yang bisa menghentikannya sekarang.

Ia berdiri, menatap jendela kecil di ruangan itu.

Langit di luar mendung, seperti ikut menahan tangis.

Dan untuk pertama kalinya, Raka merasa:

keputusan yang ia kira benar, mungkin akan menjadi ujian terbesar dalam hidupnya.

#tbc

adoi dika yang biasanya tengil mendadak serius karena kata kata dari raka

jangan lupa vote like komen kirsan nya readers!!!

---

1
Intan Pandini
Ohh jadi sebelumnya pernah di suruh poligami ya sama keluarganya
Intan Pandini
Hmm jadi penasaran sama rianty ini, kira kira siapa ya
Intan Pandini
Shock banget tiba tiba di tanya boleh berbagi suami 😭 aku reflek bakalan ngamok kayak nya 🙏
Delwyn
Ngakak sampe geleng-geleng!
zanita nuraini: terima kasih sudah mampir
total 1 replies
Kovács Natália
Makin penasaran dengan twist ceritanya.
zanita nuraini: terimakasih sudah mampir cerita author
ditunggu kelanjutan nya ya☺️
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!