Kau Khianati Aku, Ku Ambil Paman Mu

" Bu...... perhiasan ku hilang" pekik Karin melihat tidak ada lagi kotak perhiasan nya di lemari saat akan menyusun baju Haikal,Karin ingin meminta Haikal pergi dari rumah nya

" Ada apa Rin?" tanya Bu Warsi

" Bu,Ada maling! perhiasan ku hilang semua bu" ucap Karin menangis

" Mana mungkin ada maling Rin, semua isi rumah masih ada dan pintu juga tertutup rapat,ini komplek perumahan Elite Rin tidak mungkin ada maling yang berani masuk" ujar Bu Warsi tak percaya

" Lalu siapa yang mengambil perhiasan ku bu kalau bukan maling?cuma itu yang aku punya" Isak Karin

" Coba tanya pada Haikal dulu Rin, mungkin dia yang menyimpan nya karena cuma dia yang bisa masuk kedalam kamar ini bebas"

" Iya...mas Haikal, pasti dia pelaku nya bu" gumam Karin mengusap air mata nya dan mengambil ponsel untuk menghubungi Haikal

" Tut....Tut..."

Tidak ada jawaban dari Haikal membuat Karin bertambah kesal

" Bu,, bagaimana kalau perhiasan nya di jual sama mas Haikal ? jika itu terjadi aku minta cerai bu,aku nggak iklhas mas Haikal menjual barang ku"

" Hust... jangan sembarang bicara Rin,kamu baru saja keguguran,tidak baik berprasangka buruk pada suami sendiri"

" Aku bisa cari suami lebih kaya lagi bu daei pada dia,aku nggak mau kalau hidup melarat sama mas Haikal,rumah ini akan aku minta untuk Satria" jawab Karin

" Kepala ibu bertambah pusing melihat kalian terus-menerus bertengkar Rin,bisa Stres ibu" ujar Bu Warsi pergi dari kamar Karin

" Awas saja kamu pulang mas,,aku minta ganti dua kali lipat perhiasan ku kalau kamu tidak mampu silahkan pergi dari rumah ini,aku bukan tempat singgah lelaki kere seperti mu" umpat Karin kesal

****

" Mau yang itu Mbak" tunjuk Adel pada salah satu cincin berlian

Saat ini Damian sedang menemani calon istri nya ini belanja untuk keperluan pernikahan mereka

" Om,,gimana yang ini cantik?" tanya Adel

" Cantik"

Salah satu pelayan toko melihat Adel tersenyum mengenakan cincin berlian nya lalu beralih menatap Damian apa mereka om dan keponakan kalau sugar baby seperti nya tidak mungkin usia mereka tidak terpaut jauh,Damian juga tidak tua.

" Mau yang ini ya mbak" pinta Adel

" Ambil satu set saja Del,biar serasi" ujar Damian dan di anggukki Adel

"Mbak saya mau satu set ya!" pinta Adel

"Beruntung sekali memiliki om seperti anda tuan sangat baik kepada keponakan nya" ucap sang Pelayan tersenyum

" Dia bukan keponakan saya,tapi calon istri saya" tegas Damian membuat Adelia tertawa geli dan sang pelayan menutup mulut nya

" Maaf tuan...maaf...saya tidak tahu"

" Tidak masalah Mbak, lelaki di samping saya ini tidak pemarah kok sudah jinak" jawab Adel masih tertawa kecil membuat Damian kesal

Setelah membayar Damian segera keluar mood nya tiba-tiba berubah karena Adelia hanya tertawa saat pelayan itu menyangka mereka om dan keponakan

" Om....jangan marah" bujuk Adel bergelayut manja di lengan Damian

" Kamu masih mau belanja?" tanya Damian dengan wajah datar

" Masih" jawab Adelia cepat

" Aku tidak mau ada panggilan om lagi Del, membuat ku malu" ungkap Damian

" Lalu Om mau di panggil apa? Mas?"

"Jangan sama kan aku dengan Haikal"

" Lalu?" Adelia gemas sendiri melihat Damian yang tengah merajuk

" Jangan pasang wajah cemberut sayang,kamu terlihat lebih galak" ucap Adelia menangkup kedua pipi Damian gemas lalu mencium nya sekilas

" Del,, sebentar lagi kita akan jadi suami-istri,dan jarak kita pun tidak begitu jauh jadi jangan perlakukan aku seperti om mu,aku calon suami mu" tegas Damian

" Oke....oke....maaf kan aku Om-, eh sayang aku tidak akan memanggil Om lagi" ujar Adel tersenyum membujuk Damian

" Ayo belanja lagi" ajak Damian yang mood nya mulai membaik

Adelia bergelayut mesra di lengan Damian dan lelaki itu tampak menikmati itu semua,dia suka di saat Adelia bermanja-manja dengan nya,dia suka di saat Adelia merajuk dengan nya dan dia suka saat Adelia cemburu pada nya.Dunia nya seakan hidup kembali sejak berpacaran dengan Adelia.Damian berpikir kenapa tidak dari dulu Haikal ketahuan Selingkuh agar dia bisa memiliki Adelia dari awal.