NovelToon NovelToon
Putra Rahasia Sang Aktor

Putra Rahasia Sang Aktor

Status: sedang berlangsung
Genre:Lari Saat Hamil / Pernikahan Kilat / Single Mom / CEO / Anak Genius / Romansa
Popularitas:6.1k
Nilai: 5
Nama Author: Quenni Lisa

Menikahi Pria terpopuler dan Pewaris DW Entertainment adalah hal paling tidak masuk akal yang pernah terjadi di hidupnya. Hanya karena sebuah pertolongan yang memang hampir merenggut nyawanya yang tak berharga ini.

Namun kesalahpahaman terus terjadi di antara mereka, sehingga seminggu setelah pernikahannya, Annalia Selvana di ceraikan oleh Suaminya yang ia sangat cintai, Lucian Elscant Dewata. Bukan hanya di benci Lucian, ia bahkan di tuduh melakukan percobaan pembunuhan terhadap kekasih masa lalunya oleh keluarga Dewata yang membenci dirinya.

Ia pikir penderitaannya sudah cukup sampai disitu, namun takdir berkata lain. Saat dirinya berada diambang keputusasaan, sebuah janin hadir di dalam perutnya.

Cedric Luciano, Putranya dari lelaki yang ia cintai sekaligus lelaki yang menorehkan luka yang mendalam.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Quenni Lisa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 25 - Pertemuan Anna dan Raven

Halo guys, maaf kemarin gak bisa update lagi. Author mau mingguan, walaupun gada pacar, wkwk🤭

Bantu masukan juga ya. Menurut kalian gimana dan pendapat kalian gimana. Jadi, nanti author akan usahakan untuk menyesuaikan🫶

BANTU LIKE YA, ITU BERARTI BANGET BUAT AUTHOR🫶

......~LIKE~......

...~ LIKE ~...

...****************...

Anna membelalakkan matanya, melihat kedatangan Adnan. Lelaki itu tampak rapi dengan stelan kerja. Anna menatap sudut kanan pakaian Adnan, yang terpampang nama "Taman Bermain Ceria".

"Loh, Adnan? Kok bisa di sini?" tanya Anna, tak percaya.

Adnan tersenyum, ia mengacak-acak rambut Cedric. "Iyalah, kamu aja yang enggak tahu. Aku udah lama kerja sambilan disini," jelas Adnan, dengan tangan yang bergerak jahil mengusap kepala Cedric.

"Ihh, Om! Rambutnya jadi berantakan, kan!" sebal Cedric, menatap Adnan tajam. Bukannya takut, Adnan malah tertawa terbahak-bahak.

"Haha. Dasar bocah," ujar Adnan. "Oh, ya. Tumben si bocah mau pake pakaian begini? Kesambet apa, hah?" tanya Adnan, meledek Cedric. Cedric hanya menunduk malu, ia juga tak mau berurusan dengan Adnan yang super rewel.

"Oh, ini. Aku juga enggak tahu, Nan! Tiba-tiba aja, dia mau pake. Padahal, udah keliatan kekecilan begitu, karena udah beberapa tahun," jelas Anna, yang juga merasa heran. Waktu itu, ia mati-matian memohon agar Putranya itu mau memakai pakaian ini, namun Cedric menolak.

Terbesit di hatinya, alasan sebenarnya kenapa Cedric tiba-tiba mau mengajaknya ke taman bermain dan memakai set couple yang paling tidak disukainya. Anna merasa itu karena sikapnya beberapa hari yang lalu, yang membuat Putranya merasa bersalah dan ingin menebusnya.

Suasana tiba-tiba tampak menjadi lebih muram. Karena Anna yang tiba-tiba saja memasang raut wajah sedih, sembari menatap Cedric.

Adnan yang menyadari itu pun, langsung berusaha mengalihkan perhatiannya. "Mumpung aku sudah menyelesaikan shift pagiku, bagaimana kalau aku yang menuntun kalian bermain? Huh, begini-begini aku tahu semua tempat bagus di sini," ujar Adnan, membanggakan dirinya. Membuat Cedric menatapnya datar tanpa ekspresi. Seolah mengejek Adnan, lewat ekspresinya.

Adnan juga menyadari ekspresi Cedric, ia hanya terkekeh kecil sembari mengalihkan perhatiannya ke arah lain. 'Duh, malu banget,' batin Adnan.

Anna tersenyum. "Itu ide yang bagus, Nan! Makasih ya, udah mau nemenin kita. Ya, itupun kalau tidak merepotkan," jelas Anna. Sedikit merasa tak enak.

"Kaya sama siapa aja, Na... Udahlah, ayo kita bersenang-senang!" teriak Adnan. Dalam hatinya ia merasa benar-benar bahagia. Ia juga merasa ia seolah-olah mendapatkan kesempatan untuk bisa dekat dengan Anna dan Cedric.

Greb!

Syung!

Tanpa aba-aba, Adnan menggendong Cedric si lengan kekarnya dan membawa lari bocah itu.

"Arghh! Om lepasin gak! Turunin aku!" Cedric merasa kesal, terlihat dari ekspresi wajahnya. Namun, tak di pungkiri ia sedikit merasakan perasaan Adnan, yang berusaha membuatnya senang.

Anna hanya mengikuti dari belakang. Melihat kedekatan Adnan dan Cedric. Ia jadi merasa sangat merindukan sosok itu. Terlintas di pikirannya bagaimana jika posisi Adnan sekarang adalah Lucian. Jika itu, ia akan benar-benar merasa bahagia.

Adnan benar-benar membawa mereka berkeliling hingga puas. Cedric yang merasa kesal pun, kini tengah menikmati permainan yang di rekomendasikan Adnan. Walapun awalnya ia menolak. Namun, saat ini ia dengan semangat membara ingin membalas Adnan.

Bruk!

Brak!

Adnan dan Cedric tengah bermain Bumper Car. Cedric yang di dampingin Anna di sampingnya, dengan Adnan yang sendirian.

"Haha! Hati-hati, Ced. Serang lagi, jangan kasih ampun!" pekik Anna, girang. Ia seolah melepaskan sejenak bebannya. Walau merasa khawatir ia juga merasakan sensasi keseruannya.

"Heh, dia tidak akan bisa menang," ucap Cedric, sembari tersenyum miring.

"Oh, benarkah? Awas kau ya," ancam Adnan, lelaki itu terus menyerang Cedric dan Anna. Menabraknya hingga keduanya terhuyung-huyung. Namun, Cedric dengan pintar bisa menghindari dan menabrak Adnan.

Setelah puas bermain, mereka berkumpul di tengah-tengah. "Mau makan apa bocah? Udah hampir sore, pasti lapar?" tanya Adnan, pada Cedric.

"Benar, jika kamu mau... Om Adnan bisa cari makanan enak," jelas Anna. Ia juga merasa lapar karena seharian ini hanya bermain.

Cedric tampak berpikir. "Hmmm... bagaimana dengan pentol bakar," usul Cedric, rasanya sepanjang perjalanan tadi, hidungnya mengendus wangi pentol bakar yang menyeruak, membuat perutnya keroncongan.

"Haha, boleh!"

Mereka berjalan, layaknya keluarga kecil yang bahagia. Walau terlihat Anna selalu berusaha menjaga jarak, takut ada yang melihat dan akan menjadi fitnah.

"An-Anna!"

Anna dengan spontan menoleh.

Deg!

Anna terdiam kaku. 'Ra-raven?' batin Anna. Ia sangat takut. Tubuhnya gemetar, namun ia berusaha menutupinya.

'Ba-bagaimana ini? Kenapa Raven bisa berada disini?' batin Anna. Ia tak menyangka akan bertemu lelaki itu disini. Bagaimana jika lelaki itu mengetahui bahwa Cedric adalah Putra Lucian. Raven pasti akan memberitahu Lucian.

Anna melangkah mundur. Berniat menjauh sejauh mungkin dari Raven. Namun, naasnya pria itu malah memeluk Anna tanpa bisa di hindari.

Greb!

"Ra-Raven! Le-lepasin aku!" Anna panik sendiri. Ia tak menyangka lelaki itu akan memeluknya.

Raven melepaskan pelukannya dan memegang kedua bahu Anna, sembari menatapnya dalam. "Kau kemana saja, Na! Aku mencarimu kemana-mana. Apa yang terjadi? Sehingga kamu menghilang seperti ini!" Raven melontarkan pertanyaan-pertanyaan yang membuat Anna terdiam membisu.

"Siapa Paman? Kenapa memeluk Bundaku!" Cedric menatap Raven tak suka.

Raven menoleh menatap seorang bocah yang mengaku sebagai anak Anna. Dan, bergantian pada Adnan yang tampak juga kebingungan.

Ia kembali memasang wajah terkejut. "Ka-kau sudah menikah?" tanya Raven, tak bisa menyembunyikan keterkejutannya.

'Apakah lagi-lagi aku terlambat?' batinnya.

Anna terdiam, ia masih mencerna keadaan. Walau mulutnya kaku, ia berusaha terlihat natural.

Anna mengangguk. "Iya. Aku sudah menikah lagi!"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Ok, segitu dulu ya. Kalo LIKE-nya banyak, 10+ nanti aku UPDATE lagi, JANJI🫶

KOMENTAR JUGA YA, MAKASIH SEMUA🫶

1
tia
lanjut thor
alyssa bunga: oheyy
total 1 replies
tia
dikit amat thor
alyssa bunga: oh kurang panjang, oklah nanti di panjangin makasih😂
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!