NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:808
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Di ujung desa, Dimas dan Tegar tersenyum puas karena misi yang di berikan Deni telah selesai dijalankan. Sisa nya mereka tinggal kembali ke perkampungan dan bersikap seolah tidak tahu apa-apa.

"Syukurlah ndak ada yang lihat kita Gar, sebaik nya kita segera pergi sebelum ada warga yang datang ke sini." Pungkas Dimas yang kemudian di sambut anggukan ringan.

Sayang nya, belum sempat mereka benar benar beranjak pergi, mereka melihat titik cahaya yang di tengah adalah warga desa, nampak mendekat kearah mereka. Keduanya terkejut, dan seketika kocar kacir mencari tempat persembunyian.

"Mentang-mentang jadi RT, seenak nya aja nyuruh kita. Mana gelap banget lagi." Suara orang menggerutu sayup-sayup terdengar.

Dugaan mereka serupa benar, titik cahaya yang nampak semakin mendekat adalah senter yang di bawa Kang Sa'ad dan kang Ucun. Mereka di tugaskan untuk mencari tahu aliran listrik yang di sinyalir tengah mengalami kendala.

Tak ayal, obrolan mereka berdua membuat Dimas dan Tegar kian di hinggapi ketakutan. Mereka khawatir warga mencurigai keberadaan nya.

"Sebaik nya kita hubungi PLN saja Ad, lagian mana tahu kita tentang listrik-listrik gini." Ucap Kang Ucun memberi saran.

"Kamu bener juga, Cun. Eh tapi tunggu, itu ada sandal punya siapa, ya?" Kang Sa'ad yang mengamati suasana sekita tiba-tiba saja menemukan sepasang alas kaki sejuta umat merk swallow.

Tegar yang masih bersembunyi hanya bisa menepuk jidat, karena tergesa-gesa ia melupakan alas kaki nya. Apalagi setelah itu, dua warga tersebut nampak berjalan mendekat kearah tempat persembunyian nya.

"Dim! Mereka kesini Dim! Gimana ini?" Tegar berbisik kepada Dimas. Namun Dimas hanya menjawab dengan gelengan.

Ketika dua warga itu semakin berjalan mendekat, tiba saja Kang Ucun berujar.

"Ad, kamu ingat nggak sih? Keponakan nya pak Abdul kan masih ilang."

"Ya ingat lah, kasus ini kan masih di selidiki polisi," Kang Sa'ad menimpali.

"Menurut mu masuk akal ndak? Kalau ini sandal punya keponakan nya pak Abdul?" Kang Sa'ad yang mendengar dugaan kawan nya itu cuma manggut-manggut.

"Apa jangan-jangan, si Ilham itu ada di sekitar tempat ini, Cun?"

"Ah, mana mungkin dia kan ilang nya di pos ronda." Perdebatan kecil sempat terjadi beberapa saat. Sementara Dimas dan Tegar masih memperhatikan dua warga di tempat persembunyian.

"Jadi gimana nih? Apa sebaik nya kita lapor pak RT saja?"

Ekhem!

Baru saja kang Sa'ad dan kang Ucun hendak bertolak pergi, tiba-tiba ia mendengar suara deheman dari balik semak-semak. Kedua nya sontak berhenti sembari melempar pandangan satu sama lain.

"Mau di bawa kemana sandal saya hmmm?" Ucap Tegar dengan suara besar yang di buat-buat tanpa keluar dari persembunyian.

"S-siapa njenengan," Tanya kang Ucun dengan tubuh gemetaran.

"Aku penunggu tempat ini!" Jawab Tegar lagi.

"Maksud njenengan penunggu tiang listrik?" Celetuk kang Sa'ad.

"Bodoh! Mana ada demit nunggu tiang listrik!"

"Mana ada demit pakai sendal." Timpal Sa'ad yang menimbulkan suara erangan pertanda penunggu tempat itu menjadi murka.

"S-saya minta maaf, saya ndak bermaksud lancang."

"Pergi! Dan jangan ambil apapun di tempat ini, kalau kamu nggak mau kuwalat tujuh turunan."

Kang Sa'ad dan kang Ucun mengangguk cepat, ia segera meletakkan alas kaki ke tempat semula seraya bertolak meninggalkan tempat tersebut.

"Tunggu dulu! Ada satu hal lagi yang ingin ku sampaikan kepada kalian."

"Apa itu mbah?"

"Setelah ini, orang yang kalian cari akan kembali." Ujar Tegar yang sebelum kang Ucun dan kang Sa'ad benar-benar melesat pergi.

Setelah memastikan kondisi sudah aman, mereka bergegas keluar dari tempat persembunyian.

"Kamu ngapain sih, pake bahas orang hilang segala? Nanti kalau orang belum ketemu gimana?" Rutuk Dimas sambil menjitak kepala Tegar.

"Nggak apa-apa, cuma mau ngasih efek biar mereka percaya, lagi pula, aku yakin Deni pasti berhasil. Ayo kita pergi dari sini."

...****************...

Obor Deni mendekat seraya menyentuh pundak seseorang yang tengah duduk meringkuk di belakang pos ronda.

"Ilham? Kamu ilham kan?" Pria itu tak menyahut, sampai ketika guncangan yang ke dua kali nya, pria tersebut baru tersadar.

"Hah! kamu siapa? Apa yang terjadi dengan saya."

"Kamu Ilham kan? Keponakan nya pak Abdul?" Si pemuda mengangguk, namun ingatan nya belum terkumpul sepenuh nya. Ia tampak seperti orang linglung, tidak ada satu pun pertanyaan yang terjawab kecuali nama nya sendiri.

Tanpa menunggu lama, Deni segera menghubungi perangkat setempat. Sehingga dalam sekejap pos ronda kembali penuh sesak di datangi para warga karena ingin melihat keadaan Ilham. Kondisi jalanan yang malam itu tanpa penerangan tak sedikit pun menjadi kendala.

"Ajaib sekali, bagaimana ini bisa terjadi? Padahal para relawan juga sudah putus asa." Tutur pak Kades yang merasa senang karena Ilham sudah di temukan.

"Tapi omong-omong, apa yang sebenar nya terjadi? Kenapa kamu bisa hilang berhari-hari?" Tanya pak RT yang sekaligus mewakili pertanyaan para warga.

Di saat itulah perasaan Deni mendadak gelisah, sebab ketika Ilham menceritakan semua nya, warga pasti akan menduga jika Ratih dan keluarga lah penyebab nya.

"Pasti kamu mau di jadiin tumbal pasangan to mas? Ngaku aja ndak pa-pa mas, kami juga tahu siapa orang nya." Ujar seorang warga memecah keheningan. Sehingga membuat situasi di pos ronda menjadi tegang dan memanas.

"Iya, ngaku saja pasti kamu di buat kesasar sama ibu dua anak to?" Warga terus mencecar, dan menuntut pengakuan dari Ilham.

"Tidak, bukan begitu cerita nya."

Sontak saja warga melongo, mereka nyaris tak percaya dengan pengakuan yang baru saja di lontarkan Ilham. Namun setidak nya pengakuan itu dapat membuat perasaan Deni menjadi sedikit lebih tenang. Ia membuktikan ucapan Monik yang akan membuat Ilham melupakan separuh ingatan nya, melalui jurus semburan sakti yang ia miliki.

"Saya datang ke sini saat malam tiba, waktu itu hujan lebat, di desa ini turun kabut, dan tiba-tiba saja saya tidak ingat kemana arah rumah paman saya. Di saat itulah saya tersadar jika saya tersesat." Jelas Ilham dengan terbata, sebab belum mengingat semua dengan sempurna.

"Apa saja yang kamu temui nak Ilham?" Tanya Pak Kades lagi.

"Banyak, semua jenis makhluk saya temui, bahkan saya juga bertemu dengan pocong gundul dan Wewe gombel" Pengakuan Ilham tidak dapat di bantah, sekarang warga pun percaya jika pocong gundul di desa nya benar benar ada.

"Apakah pocong itu mencelakai kamu mas?" Ujar seorang warga yang tidak bisa menahan diri untuk bertanya.

"Tidak, justru dia memberi pesan kepada saya agar lebih berhati-hati dan menjaga sikap ketika bertamu. Hanya itu yang saya ingat, hingga saya di temukan oleh mas-mas yang pakai baju abu-abu itu." Sambung Ilham sambil menunjuk ke arah Deni. Tak ayal, semua pasang mata pun segera memusatkan perhatian ke arah nya.

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!