Amara Santya Raharja.....
seorang wanita dengan background hidup seorang broken home,
ibunya tiada karena syok melihat kebenaran tentang perselingkuhan suaminya di kala ia masih berusia 10 tahun.
ia mencintai sahabatnya secara membabi buta seperti orang gila hingga membuatnya menjadi seorang pembunuh dan berakhir di penjara.
Kekuatan uang membuat seorang pria tiba tiba datang dan mampu membawanya keluar dari penjara.
Namun....
itulah awal kehidupannya yang sebenarnya hancur di mulai.
Seseorang itu menjadikan ia tawanannya dan pada akhirnya membuat ia menjadi budak ranjangnya.
Mampukah seroang Amara Santya Raharja menyelamatkan hidupnya dari sosok berkuasa itu.......
ikuti kisah baru aku....
" CINTA INI MEMBUNUHKU......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon khitara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 28 pernyataan hati seorang Manuel
Manuel melihat sebuah kursi tunggal di depan meja rias,
Ia yang sudah buta karena keinginannya yang ingin memiliki Amara seutuhnya berniat mengambil kursi itu dan akan ia gunakan untuk mendobrak pintu ruangan di mana saat ini Amara tengah berada.
Manuel melangkah cepat ke arah kursi itu dan bersiap akan mengangkatnya ketika tiba tiba ponselnya berdering.
Manuel berniat tak merespon panggilan itu, namun panggilan itu tak kunjung berhenti. Laki laki itupun akhirnya meletakkan kembali kursi yang telah ia angkat dan memutuskan melihat lebih dulu siapa yang menghubunginya.
Kening Manuel sedikit berkerut ketika ia melihat nama yang tertera di layar ponsel mahalnya itu.
" Isa...." cicitnya sedikit terkejut.
Pasalnya yang ia tahu Isa tidak jadi datang berkunjung ke negara ini karena patah hati untuk yang ke dua kalinya.
Ia yang sempat mendengar Lyli adik Mattew yang sudah ia taksir sejak lama bercerai dari suaminya yang terdahulu berniat mendekati Lyli kembali.
Namun berita pernikahan gadis itu dengan Ryuga Carter membuatnya patah hati untuk yang kesekian kalinya.
( ya....ada apa ?! )
Manuel mengangkat panggilan telephonnya
( kau di mana ?! Mattew melarang kita datang ke apartemennya )
Isa menjawab sapaan sekaligus pertanyaan Manuel.
Manuel sedikit tercengang dan terhenyak mendengar kata kata bernada ultimatum dari salah satu sahabatnya sejak kuliah dulu itu.
( apà dia ada di dekatmu ?! Apa dia tahu aku datang kemari )
Tanya Manuel lagi mencoba meyakinkan sesuatu lebih dulu,
pasalnya rencananya kedatangannya saat ini memang bersama Isa. Namun karena Isa katanya membatalkan rencana mereka.
Manuel akhirnya memutuskan untuk datang sendiri karena memang urusannya yang sangat penting dan mendesak.
Ia memang tak berniat memberi tahu akan kedatangannya kali ini kepada Mattew karena ia merasa hanya sebentar berada di sini.
Begitu urusannya selesai ia akan langsung kembali ke China.
Otak Manuel kembali berputar cepat, ia mencoba mengira ngira arti keberadaan seorang Amara sekali lagi di apartemen sabahatnya ini.
Tiba tiba laki laki itu melipat bibirnya rapat rapat demi menebak hubungan apa yang mungkin telah terjadi di antara Mattew dan Amara.
Ia ingat bagaimana Mattew hampir saja menghajarnya hingga babak belur hanya karena dirinya yang di anggap keterlaluan menyentuh wanita itu saat itu oleh Mattew.
Pak...
Manuel memukul pipinya sendiri dengan sedikit kuat.
" bodoh kau Manuel...apa yang sudah kau lakukan ?!
Bagaimana jika Amara adalah memang milik Matt ?!
menurutmu apa yang akan dia lakukan padamu jika dia tahu apa yang baru saja kau lakukan pada Amara ?
kau lupa jika Mattew adalah donatur terbesar di perusahaanmu "
Manuel bermonolog di dalam hati penuh kecemasan dan ke khawatiran.
" god...apa yang akan terjadi padaku jika laki laki itu tahu apa yang sudah ku lakukan saat ini...."
Cicit Manuel lagi pelan merutuki perbuatannya.
Karena terbawa perasaan yang selama ia pendam terhadap Amara,
Ia melupakan hal besar dalam hidupnya itu.
( Manuel...!! kau masih di sana...?! Manuel...kenapa kau diam saja ?!
Jangan katakan saat ini kau sedang berada di apartemen Mattew, kau tahu konsekuensinya jika Mattew sudah melarang tapi masih di langgar kan...?!
Kau bisa kehilangan semua yang kau miliki Manuel....) kata Isa panjang lebar.
( ngawur kamu Isa...aku tidak di apartemen Mattew,
tapi aku...aku aku masih di perjalanan dari bandara menuju apartemen Matt,
Katakan kemana aku harus pergi sekarang ?!
Atau aku lebih baik mencari hotel sendiri ? )
Jawan Manuel jelas berbohong, Manuel mengusap keringat sebesar biji jagung yang saat ini tengah membasahi keningnya.
( baguslah kalau begitu...club paradise, aku menunggumu di sana.
sebentar lagi Mattew juga akan datang )
Degh...
Jantung Manuel seakan meloncat keluar mendengar Isa menyebut nama Mattew.
( ya ya ya...aku segera ke sana )
Jawab Manuel kemudian, setelahnya laki laki itu memutuskan sambungan telephonnya dengan Isa.
huft...
Manuel terdengar menghela nafas,
Kepalanya menoleh ke arah pintu ruangan di mana Amara tadi masuk masih tertutup.
Perlahan ia melangkah ke arah pintu itu.
Tubuhnya ia tempelkan ke daun pintu berikut dengan kepalanya.
" Amara...aku..." Manuel terdengar bersuara, dan suaranya terdengar sedikit tergagap.
Ia berharap Amara akan mendengarkan kata katanya dan akan mau membuka pintu itu untuknya.
Selanjutnya ia berniat akan membawa wanita itu pergi bersamanya.
Menurutnya....
Mattew bisa apa jika yang memutuskan pergi dan memilih dirinya adalah Amara sendiri.
" aku mencintaimu Amara, aku tidak bohong ketika aku berkata aku tak pernah bisa melupakanmu sejak hari itu.
aku juga tak pernah berhenti mencarimu hingga hari ini....aku hanya ingin memilikimu seutuhnya.
Bukalah pintu ini Amara...ikutlah pergi denganku. Aku berjanji akan membuatmu hidup bahagia " Manuel berkata lembut dengan mata yang berkaca kaca.
Telapak tangannya tanpa sadar mengusap pelan daun pintu di hadapannya itu seolah ia sedang mengusap Amara.
" Amara plis...maafkan aku, aku khilaf...aku sungguh hanya ingin memilikimu....
aku janji aku tidak akan mengulanginya lagi " ucap Manuel lagi namun tak kunjung mendapat balasan dari Amara.
Manuel lagi lagi menarik nafas dalam dalam.
" maafkan aku jika aku membuatmu takut...aku tidak bisa menahan diri saat melihatmu di hadapanku " sekali lagi Manuel berucap pasrah.
Kali ini laki laki itu menempelkan keningnya pada daun pintu itu seolah ia tengah menyatukan keningnya dengan seseorang.
Perlahan tubuhnya melorot dan jatuh terduduk di lantai.
" Amara...aku mohon keluarlah untukku..." cicit Manuel seperti merintih.
Sungguh ia berharap Amara akan mendengar semua pernyataan hatinya.
Namun nyatanya...
Seseorang yang ia harapkan mendengar dan akan mau memahaminya tak bisa mendengar sama sekali ucapannya apalagi memahami perasaannya.
Karena seseorang itu yang saat ini tengah pingsan dan tak sadarkan diri di dalam sana.
aray malah Matt yg bangunkan dia?
❤❤❤😍😙😗