NovelToon NovelToon
PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

PENGANTIN PENGGANTI KAKAKKU

Status: tamat
Genre:Pengantin Pengganti / Pernikahan Kilat / Pengganti / Obsesi / Cinta Seiring Waktu / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Tamat
Popularitas:1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Mimah e Gibran

Dalam satu hari hidup Almira berubah drastis setelah menggantikan kakaknya menikah dengan King Alfindra. CEO yang kejam dan dingin.
Apakah Almira sanggup menghadapi Alfin, suami yang ternyata terobsesi pada kakaknya? Belum lagi mantan kekasih sang suami yang menjadi pengganggu diantara mereka.

Atau Almira akan menyerah setelah Salma kembali dan berusaha mengusik pernikahannya?

Yuk simak ceritanya, semoga suka.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

28. Dia, istriku

Alfindra yang mendengar suara gaduh di depan sontak menutup laptopnya dan segera begegas dari taman samping rumah. Sudah ia tebak, pasti keributan antara Mamanya dengan sang istri.

Plakkk...

Dengan brutal Silvia menyerang Almira, bahkan tak sungkan mendaratkan tamparan di pipi hingga membekas merah. Almira tak marah, hanya saja apa yang dilakukan oleh mamanya Alfin sudah diluar batas kesabaran.

"Tante, lepas gak. Aku bisa ngadu ke Mas Alfin kalau Tante menamparku," pekik Almira. Ia sudah mencoba melepaskan diri dan menghindar tapi netijen tau sendiri bukan tenaga emak-emak seperti apa?

"Ada apa ini? Astaga, Ma. Stop, mama apain Almira," pekik Alfindra ikut terkejut dan meraih istrinya yang sudah acak-acakan kena amukan Silvia.

"Ja lang ini harus mama beri pelajaran karena sudah godain kamu," pekik Silvia masih dengan emosi menggebu-gebu dan hendak kembali menjambak Almira akan tetapi dengan sigap Alfindra mendekapnya dan melindungi.

Tinggi badan yang jauh diatas Almira membuat Alfindra dengan mudah melindunginya dari serangan Silvia.

"Kenapa kamu nggak lawan?" tanya Alfindra masih sempat mendebat saat Almira sama sekali tak melawan mamanya, hanya berusaha menghindari dan melepaskan diri.

"Dia mama kamu, Mas."

Disaat seperti ini bahkan Almira masih menghormati mama mertuanya.

"Alfin, mama nggak,--" terhenti kala melihat Alfindra mengibaskan tangan ke atas.

Alfindra menghela napas pelan lalu membimbing Almira ke sofa. Sementara Silvia menghentak kaki kesal karena sang putra sama sekali tak menggubrisnya.

"Jadi kamu nggak ke kantor dan malah mengurusi ja lang ini, bahkan kalian tinggal bersama disini dan dia sedang mengandung anak kamu?" cerca Silvia dengan tatapan tajam.

"Cukup, Ma! Dia bukan ja lang, dia istriku," aku Alfindra membuat Silvia terkejut dan melotot tak percaya.

Almira meringis menahan sakit, akan tetapi dibalik itu entah kenapa mendengar Alfindra pada akhirnya mengakui dirinya sebagai istri membuat hati Almira tiba-tiba menghangat.

"Istri? Kamu bilang dia istrimu? Mana... Mana buktinya! jangan main-main kamu, yq Fin. Apalagi berani menikah di belakang mama dan papa." murka Silvia, ia sampai berdiri dan menujuk-nunjuk Amira dengan jarinya. Definisi marahnya emak-emak yang mendramatisir.

"Mama yang apa-apaan," dengus Alfindra lalu menoleh ke arah Almira dan melepas pelukan.

"Kamu ke kamar dulu, Mir. Biar aku ngomong sama mama bentar," pinta Alfindra diangguki Almira. Ia bangkit dan meninggalkan ibu dan anak itu menaiki tangga ke lantai atas. Mata Silvia semakin melebar kala melihat Almira memasuki kamar putranya dengan mudah. Lalu kembali menatap remeh ke putranya.

"Kamu beneran ada apa-apa dengan wanita itu? Kamu teh gak mikirin mama yang udah klop sama Salma, yang udah jelas bibit bebet bobotnya?" Nada Silvia merendah bahkan terkesan lirih. Kenapa saat ada Almira tadi nadanya menggebu-gebu?

Sungguh, kadang Alfindra tak mengerti dengan sikap mamanya.

Afindra berdehem sebentar, "dari kecil apa mama pernah nanya kemauan aku gimana? Pernah mama nanya aku pengen apa? Kenapa aku begini, begitu? Mama pernah gak nanya kenapa aku bandel pas sekolah, males ngurus perusahaan papa?" tanya Alfindra panjang lebar.

Silvia hanya bisa diam, toh kenyataannya ia tak pernah memikirkan hal itu.

"Yang mama pikir hanya bagaimana kami jadi orang yang kalian ingini. Yang mama tahu, aku harus bisa ngimbangin bang Zion tanpa tahu bagaimana aku sudah berusaha keras. Mama nggak tahu apapun soal aku, awalnya dengan aku membawa Salma ke rumah mama jadi lebih memikirkan perasaanku, dan ternyata No, Big No!"

"Mama cuma mau yang terbaik buat kamu," seru Silvia.

"Terbaik versi mama? Dengan aku menikahi Salma yang selalu sibuk dengan ambisinya, pekerjaannya? Aku menikahi Almira karena dia bisa mengurusku dengan baik di rumah."

"Hanya itu? Bagaimana dengan status sosialnya? Kamu nggak mikir gimana malunya mama?" pekik Silvia masih tak terima.

"Mama cukup banggain bang Zion di luaran sana, kalau perlu jodohin saja sama Salma. Toh bang Zion menyukai Salma, itu bukan hal yang buruk bukan! Dari pada terus menaruh rasa sama kekasih adik sendiri, aku nggak keberatan kalau Salma sama Bang Zion."

Deg.

Silvia bungkam, hal sesensitif ini ia bahkan sampai tak tahu.

"Maksudmu? Jadi alasan kamu putus dengan Salma..."

"Bukan! Alasanku karena dia menolak menikah denganku beberapa bulan yang lalu, sekarang baik mama, papa maupun Bang Zion tak memiliki pilihan lain selain menerima Almira sebagai istriku. Kami sudah menikah sekarang," jelas Alfindra sekali lagi.

"Kapan kalian menikah, setidaknya jika tidak dengan Salma kamu bisa pilih wanita lain bukan?"

Alfindra mengusap wajahnya kasar lalu meminta Silvia pulang.

"Lebih baik mama pulang sekarang!" titahnya kesal.

"Kamu ngusir mama? Mama yang ngelahirin kamu?" geram Silvia.

"Mama sendiri yang memperumit semuanya, kalau mau tinggal jangan banyak bicara. Ini rumahku, dan Almira istriku."

Saking lelahnya ia sampai mengabaikan Silvia dan menyusul Amira ke kamar.

"Ck! Anak itu," desis Silvia. Ia ikut naik ke lantai atas dan menggedor pintu kamar Alfindra dengan kasar.

Ceklek...

Bukan Alfindra, melainkan Almira yang membuka pintu.

"Kalau Tante ngetuk pintu mau ngajakin ribut, lebih baik besok saja. Mas Alfin lagi mandi," ucap Almira sebelum Silvia meneriakinya atau mencercanya. Sejujurnya Almira merasa tak enak, bagaimanapun harusnya Silvia tahu mereka sudah menikah.

"Mana buktinya kalau kalian sudah menikah?" cerca Silvia.

Almira menunjuk tangannya dimana terpasang cincin nikah di jari manis.

"Cincin? Kamu pikir aku bodoh, hanya cincin seperti itu semua orang juga bisa memakainya," ledek Silvia membuat Almira menghela napas kasar.

Batu sekali mama mertuanya, pikir Almira.

"Kalau tante mau bukti, tante bisa datengi KUA deket Jl Cempaka dan tanya apa nama kami terdaftar disana atau gak?"

"Kamu tuh ya, ja lang gak tau.."

Brakk!

Almira menutup pintu keras sebelum Silvia memakinya. Ia terkikik sendiri di dalam membayangkan betapa masamnya wajah Silvia. Sudah pasti tensi mama mertuanya itu menaik drastis.

"Mir?" Alfindra keluar hanya mengenakan handuk yang membalut pinggang.

"Ya, Mas?"

Glekk...

Seketika Almira memalingkan wajahnya ke samping menghidari Alfindra yang bertelanj*ng dada.

"Bukanya sudah biasa lihat juga? Omongan mama jangan dimasukin ke hati, dia emang gitu, kalau kamu keberatan satu rumah sama mama sementara dia ada disini, gimana kalau kita pulang aja ke rumah papa kamu?"

"Nggak ah mas," tolak Almira. Lagi, ia tak ingin Hana memiliki peluang dekat-dekat dengan Alfindra.

"Kenapa sih?" tanya Alfindra keheranan.

"Ya, gak gimana-gimana kok. Kalau mas mau, kita bisa nginep disana tapi gak terus-terusan," seru Almira.

"Hanya sesekali," sambungnya lagi.

"Oke, malam ini kita tidur disana aja. Ada mama disini dan dia masih kekeh gitu kamu pasti gak nyaman," putus Alfindra.

Almira hanya mengangguk pasrah.

1
Henny Tri Mawardhany
Luar biasa
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: makasih kk
total 1 replies
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •
hai kak
Ervina
Luar biasa
Nayyara Gisella Nay Lagooss
😏😏 ceihhh 🤦
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: 🤣🤣🤣🤣🤣
total 1 replies
Nurfatihah Tiha
/Smile/
Jutawan Tafonao
Pasti silvia dengan senang hati nerima cucunya 🤔
Jutawan Tafonao
Rasakan itu fin biar kamu gak curiga sama org lain bawah yg di kandung istrimu ada lah anak mu
Jutawan Tafonao
Ternyata zion itu jahat ya
Jutawan Tafonao
Itu lah yg di namakan cinta
Jutawan Tafonao
Seharusnya kelakuan salma tau silvia mamanya alfin biar tau rasa
Jutawan Tafonao
Entah kenapa rayyan ikut campur dalam hubungan mereka jelas jelas alfin cemburu katanya teman tapi mebuat almira sengsara
Jutawan Tafonao
Harus begitu fin biar istrimu tidak ada yg mengagap remeh
Jutawan Tafonao
Segitunya cinta alfindra dengan istrinya seru
ᴍ֟፝ᴀʜ ᴇ •: thanks kak
total 1 replies
Jutawan Tafonao
Kasihan cinta bertepuk sebelah tangan/Shame/
Jutawan Tafonao
Awas jadi penggangu lagi
Jutawan Tafonao
Lanjut saya baca ya/Pray/
Jutawan Tafonao
/Chuckle//Silent/
Jutawan Tafonao
kasihan banget almira nya
꧁𓊈𒆜🅰🆁🅸🅴🆂𒆜𓊉꧂
good
Khotinah Busro
ko si Almira polos wpa bodo banget si
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!