NovelToon NovelToon
My Little Girls

My Little Girls

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Bad Boy
Popularitas:5.5k
Nilai: 5
Nama Author: Encha

Kehidupan seorang gadis cantik bernama Calista Angela berubah setelah kepergian Ibunya dia tahun yang lalu karena sebuah kecelakaan.
Ayahnya menikah dengan Ibu dari sahabatnya, dan semenjak itu, Calista selalu hidup menderita dan sang Ayah tidak lagi menyayanginya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Encha, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

22. Kenyataan Pahit

Setelah selesai kuliah, Calista kembali masuk kedalam mobil bersama Lila. Lila menatap Calista yang sedari tadi diam.

  "Ca, kamu gapapa?"Lila menatap Calista khawatir

  "Aku mau ke rumah."

  "Tapi-

  "Cuma sebentar, ada yang mau aku ambil disana."

Lila mengangguk, dan minta mobil untuk melaju dan dia langsung mengirimkan pesan pada Leon memberitahukan jika mereka akan ke rumah Calista.

Selama perjalanan Calista hanya diam, menatap keluar jendela. Semua ucapan Talita soal Papanya, soal perusahaannya. Dia tidak mau melihat Papanya sedih, dia tau bagaimana perjuangan saat dulu orangtuanya membangun perusahaan itu. Pasti saat ini Papanya sedang bingung, apa yang harus dia lakukan, apa dia harus membantu Papanya, atau dia membiarkannya. Hubungan mereka tidak baik-baik saja, Apa ucapan Talita benar, dia begitu jahat sebagai seorang anak. Calista memejamkan matanya. Lila terus menatapnya. Hingga mobil sampai didepan sebuah gerbang, dan melaju masuk saat gerbang di buka.

Calista terdiam, menatap rumah yang sudah beberapa hari tidak dia tinggali.

  "Kamu yakin akan turun? Atau kita kembali?"Lila mengusap bahu Calista.

  "Kau yakin, kamu tunggu disini sebentar."

Lila mengangguk dan menatap Calista yang berjalan masuk. Namun, tidak lama sebuah mobil masuk dan Talita terlihat keluar mobil. Lila yang melihatnya keluar dan masuk. Dia tidak mau terjadi sesuatu dengan Calista.

  "Wah, siapa yang datang?" Ucap Silvia saat melihat Calista masuk.

 "Tidak perlu menyambutnya, karena gue cuma sebentar cuma ambil barang gue."

  "Memang harusnya seperti itu, karena kamu memang gak bisa tinggal dirumah ini."

Langkah Calista berhenti, dia berbalik menatap Silvia yang tersenyum.

  "Lo beneran ke rumah." Talita berjalan dan berdiri di samping Silvia.

 "Apa maksud Lo tadi, ini rumah orang tua gue. Gue berhak untuk tinggal di rumah ini. Harusnya kalian yang pergi dari rumah ini."

 "Tapi nyatanya selama ini kita yang tinggal dirumah ini, dan kamu- kamu bahkan diusir sama Orang tua sendiri."

 "Kalian lihat aja, siapa yang bakal keluar dari rumah ini." Tegas Calista kembali melangkah.

 "Sepertinya dia belum tau soal perjanjian itu Ma."

Calista berhenti, dia berbalik menatap dua wanita yang begitu menyebalkan.

  "Perjanjian? Perjanjian apa."

Silvia menatap Talita dan tersenyum.

  "Papa kamu belum cerita?"

  "Katakan, gue gak punya banyak waktu bicara sama kalian."

"Baiklah, tapi gue minta Lo gak usah kaget."

 "Gue bilang cerita semua.!"

 "Kamu pasti tau keadaan Perusahaan, dan Papa kamu harus mendapatkan uang untuk mengganti pinalti dari beberapa perusahaan lain karena kerjasama mereka. Tapi, bulan itu point' utamanya. Karena Papa kamu sudah menjual kamu pada salah satu kliennya untuk bisa mendapatkan uang."

 "A- Apa. Itu gak mungkin."

 "Lo ingat apa yang Bela bilang, kalau ada satu Perusahaan yang bantu Papa kan?"

Calista terdiam. Dia ingat saat Bela menceritakan soal itu.

Tes,,

Air mata mulai menetes di wajahnya. Dia segera menyeka kasar.

"Kalian bisa saja bohong, gue gak percaya kecuali Papa sendiri yang bilang." bohong Calista walaupun hatinya sudah begitu hancur. Dia kembali melangkah menuju kamarnya.

"Terserah Lo mau percaya atau engga, yang jelas Lo memang udah jadi alat penukar. Oya gue sampai Lupa, mobil Lo. Ya Mobil Lo juga sudah Papa jual."

Langkah Calista kembali berhenti. Mobil, tidak itu mobil peninggalan Mamanya. Hadiah terakhir sebelum Mamanya pergi.

"Kenapa? Lo mau gak percaya lagi sama kita? Lo bisa lihat di garasi sendiri."

Calista langsung berlari, jika dia hanya di usir dia tidak masalah, tapi mobil itu. Itu satu-satunya barang dari almarhum Mamanya.

Deg.!

Benar saja, Calista tidak melihat mobilnya di Garasi. Hanya ada mobil milik Silvia dan juga Talita di sana.

Ini gak mungkin,, Calista histeris, bahkan dia terduduk di lantai. Lila yang melihatnya langsung berlari mendekat.

"Nona, Nona baik-baik saja"

Calista terus terisak, Dia tidak menyangka Ayahnya akan berbuat seperti ini.

"Ayo Nona, kita pulang dari sini."

Lila membantu Calista berdiri, tatapan matanya melihat tajam ke arah Silvia juga Talita yang tersenyum melihatnya.

"Kalian, saya tidak akan diam melihat Nona Calista diperlakukan seperti ini." Ucap Lila tajam sebelum melangkah pergi.

Talita hanya mengangkat bahunya, hancur itu yang dia lihat dari Calista. Sahabatnya dulu, namun menjadi saingannya sekarang. Dan dia, mulai hari ini dia bisa lebih unggul dari Calista. Dia bisa hidup di rumah mewah, menikmati kekayaan bahkan bisa membeli apapun, berbeda dengan Calista. Dia tersenyum. Dendamnya sudah dia balas bahkan lebih dari apa yang dia pikirkan.

"Sayang,," Silvia terus menatap Calista yang masuk ke dalam mobil.

"Kenapa Ma?"

"Siapa perempuan yang bersama Calista?"

"Oh, dia hanya mahasiswi kampus Ma. Selama ini Calista tinggal dirumahnya."

"Kamu serius hanya mahasiswi biasa?"

"Memangnya kenapa sih Ma."

"Kamu lihat, mereka bahkan pakai mobil mewah dan supir mereka, terlihat jelas kalau bukan dari kalangan biasa. Terus, apa kamu tidak dengar jika perempuan itu memanggil Calista dengan panggilan Nona."

Talita terdiam, dia baru menyadari semua itu. Tatapan mata Lila pun bukan seperti perempuan biasa.

"Mama benar."

"Kita harus cari tau dimana tempat tinggal Calista sekarang."

Talita mengangguk dan masuk kedalam mobil. Mereka akan mengikuti mobil tadi.

"Cepet sayang, kita tidak boleh ketinggalan."

"Ma, ini udah paling cepet loh."

Silvia terus menatap mobil hitam didepannya. Siapa sebenarnya mereka, dan mereka terlihat bukan orang biasa.

Calista terus terisak, bukan hanya sedih, tapi dia juga kecewa dengan apa yang sudah dilakukan Papanya. Dia tidak menyangka Papanya bisa Setega itu.

"Sepertinya kita diikuti."

Lila menoleh dan benar saja, sebuah mobil berada tidak jauh dibelakang.

"Mau apa lagi mereka." Kesal Calista membuat Lila bisa menebak siapa pemilik mobil itu.

"Lakukan."

"Baik."

Mobil melaju semakin cepat, membuat Talita membulatkan matanya.

"Ma, kemana mobil tadi."

"I-iya sayang, kok bisa hilang? Kamu juga gak lihat?"

Talita menggeleng dan menyandarkan tubuhnya.

"Mama yakin mereka bukan orang biasa."

Talita terdiam, dia teringat kemunculan tiba-tiba Lila di kampus hari ini. Ya, bisa dipastikan ini tidak sebuah kebetulan.

1
meynur
asek kontrak
Cindy
lanjut kak
wo te
perusahaan keluarga x yah 🤭🤭
wo te
menjual x kak bukan menjauh 🤭🤭
wo te
ko up nya cuma 1 SH kak
meynur
next
Fani Septiani Putri
lanjut kak
rhani bhelLo💕
suka sama ceritanya
karya ka encha emang best bgd
rhani bhelLo💕: sama" ka enchaa 🌹
total 2 replies
Fani Septiani Putri
up trs kak cerita nya baguss/Drool/
Encha Imout: siap Kapten 🫡
total 1 replies
Fani Septiani Putri
suka bgt sama alur cerita nya kak, semoga happy anding calista dan leon
Cindy
lanjut
Cindy
lanjut kak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!