Tak pernah terbayangkan dengan apa yang saat ini di jalani, bergerak tanpa arah, dan melangkah tanpa tujuan.
Terasa sesak di dalam dada mengingat semua kisah yang sulit untuk di lupakan, Namun terasa sakit saat mencoba untuk menerima semua yang terjadi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Selvi Noviyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab. 28
...Saat ini aku menghabiskan waktu untuk satu hal akan tetapi kelihatannya sangat sederhana....
...Mencari keikhlasan, di tengah tumpukan amarah, kecewa dan juga rasa ketidak mampuan memahami kenyataan yang berbeda dari khayalan, aku pun belajar perlahan....
...Aku belajar untuk tidak lagi menyalahkan diriku atas semua yang berjalan tidak sesuai dengan keinginan....
...Aku tahu, bahkan setiap pertanyaan di benak selalu saja bertanya, " mengapa harus seperti ini.? "...
...Aku tidak pernah mengubah alurnya, akan tetapi menerima pun juga bukan hal yang instan....
...Pernah merasa seperti seakan di kejar oleh kenyataan yang pernah memberikan pesan, pernah mencoba tuk mencoba melapangkan dada. Akan tetapi justru dada ini yang semakin merasakan sesak...
...Seandainya jika memang benar ini adalah takdir, kenapa rasanya seakan sedang di hukum.?...
...Selalu saja pertanyaan itu selalu muncul dan aku pun tahu aku tidak sendiri merasa semua ini....
...Seperti saat ini, aku mencari alasan mengapa aku tetap harus kuat, bukan karena aku suci ataupun bukan juga karena aku tidak terluka, akan tetapi karena aku memelihara luka terlalu lama hanya akan membuat hidup setengah-setengah. Dan nyatanya mengalahkan keluh itu lebih menumbuhkan dari pada menenangkan....
...Aku pun sadar, menghabiskan waktu untuk meratapi kenyataan lebih melelahkan dari pada berusaha sedikit demi sedikit....
...Untuk kamu, jika kita sama untuk belajar kenyataan, perlahan Terima, tidak perlu terburu-buru dengan pemikiran atau dirimu yang merasa gagal hanya karena sedih, rasa perih itu valid, kita sedang belajar menjadi manusia yang lebih besar dari rasa sakitnya....
...ikhlas bukan berarti untuk membenarkan luka, akan tetapi tentang tidak membiarkan luka itu untuk mengatur langkah arah mu terus menerus....
...❀•°•═════ஓ๑♡๑ஓ═════•°•❀...
Aidan tersenyum saat turun dari mobil, tangannya menenteng bingkisan yang ia beli saat melihat pedagang soto.
Dengan wajah yang begitu semangat ia berjalan, tangannya memutar knop pintu.
"Sayang... " panggil Aidan dengan berjalan menuju ke ruang makan.
"Lihatlah aku membawa makanan kesukaan kamu, kebetulan saat jalan pulang lihat gerobak soto kesukaan kamu. " ucap Aidan dengan meletakkan bingkisan di atas meja.
Aidan mengambil mangkok di lemari, ia terlihat mencari keberadaan Emily akan tetapi tak ada suara lembut yang menyambutnya.
Aidan meletakkan mangkok di atas meja, dengan langkah perlahan ia berjalan mencari keberadaan sang istri, Emily.
"Emily... " panggilnya dengan berjalan mencari keberadaan sang istri.
"Mungkinkah sedang mandi. " gumam Aidan dengan berjalan menuju kamar mereka.
Ceklekkk...
Aidan membuka pintu, terlihat kamar yang masih berantakan seperti sebelum dirinya pergi.
"Apa Emily belum pulang, di mana dia sekarang. apa dia pergi dengan gi*golo itu?" pertanyaan demi pertanyaan tersirat di lubuk hati pria yang saat ini terlihat kebingungan.
Aidan teringat sebuah map yang berada di atas meja. ia berjalan mendekati ranjang melihat map yang masih pada tempatnya.
Perlahan Aidan membuka kembali, ia melihat sebuah kertas yang saat ini ada di dalamnya.
tangannya terlihat bergetar, hati dan juga pikirannya seakan ketakutan.
"Kenapa aku merasa bahwa akan ada sesuatu yang berbeda. " gumamnya yang saat ini perlahan mengambil kertas yang ada di dalam.
Aidan membuka, melihat dan membaca isi dari kertas yang ada di hadapannya.
Degggg
sebuah foto yang nampak membuat dirinya merasakan kaget dan juga bersalah. Dan tak hanya foto yang ia lihat, melainkan sebuah surat gugatan perceraian yang di ajukan oleh Emily.
Kakinya seakan tak mampu untuk menompang tubuhnya, Aidan terduduk lemas di lantai dengan tangan yang saat ini menggenggam erat kertas yang ia lihat.