NovelToon NovelToon
Terpaksa Menikah Dengan CEO

Terpaksa Menikah Dengan CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: CrystalCascade

⚠️FOLLOW DULU SEBELUM BACA!

⚠️Rawan Typo!

⚠️Mengandung adegan romans✅

⚠️Ringan tapi bikin naik darah✅



Neandra Adsila gadis cantik yang berasal dari desa yang merantau ke Jakarta untuk mengadu nasip di sana dengan bekerja sebagai cleaning service di perusahaan besar.

Entah tejatuh di timpa tangga atau mendapatkan durian runtuh pribahasa yang cocok untuknya saat ia terpaksa harus menikahi CEO muda dan tampan namun begitu angkuh di perusahaannya saat ia sedang membutuhkan banyak uang untuk pengobatan bapaknya di kampung.

"Saya akan membantu kamu asal kamu mau menikah dengan saya"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon CrystalCascade, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 28

Ryszard mengendarai mobilnya seperti orang kesetanan. Ia menancap gasnya dengan penuh karena ingin cepat sampai ketahuan nya. Didalam mobil itu sangat tampak sekali saat ini ia sedang gusar.

Saat ia melanjutkan mobil dengan kecepatan penuh, tiba-tiba lampu merah menghalanginya untuk melaju.

"Shit"

Umpat nya frustasi dengan memukul stir mobilnya. Lampu merah yang lamanya hanya 100 detik sekarang terasa satu jam lama nya.

Setelah menunggu lampu menghijau, Ryszard langsung menancap gasnya penuh.

Di mansion.

Nea mengelap setiap sudut lantai mansion ini dengan alat pel yang ia bawa dari tadi. Ia tak merasa keberatan karena sebelumnya memang ia sudah terbiasa dengan pekerjaan seperti ini. Tak ada seorang pelayan pun yang berani membantunya termasuk bi Lastri, mereka semua takut dipecat jika sampai membantu Nea sedikit saja.

Dirasa seluruh sudut rumah ini sudah bersih, Nea membereskan alat pel nya dan mengembalikan ke tempatnya.

"Huh! Ternyata capek juga ya bersihin dan ngepel seluruh isi rumah ini." keluh Nea seraya mengelap peluh yang membasahi kening nya. Sekarang ini posisi Nea sedang beristirahat di tangga.

"HEY DASAR PEMALAS! Kamu pikir setelah ini tidak ada pekerjaan lagi untukmu sehingga kamu enak-enakan duduk disini!" Baru saja Nea mengistirahatkan pinggangnya, sudah ada yang mengagetkan nya saja.

"Sana masak! Saya lapar." Titahnya Nea pun hanya bisa mengangguk patuh.

"KAMU TIDAK PUNYA MULUT? Hah!"

"Pu-punya."

"Lalu kenapa kamu hanya diam saja?"

"Ma-maaf" ucap Nea menunduk.

"Maaf-maaf, kamu bisa nya cuman minta maaf!"

"Jangan pikir selama kamu jadi istri anak saya bisa enak-enakan ya. Kamu itu pantas nya itu jadi pembantu. Mengerti?!"

"Kenapa diam saja? Cepat sana pergi ke dapur!"

"I iya,"

Nea melangkahkan kakinya pergi ke dapur dan memotong bahan-bahan yang bisa ia masak. Sebenarnya ada rasa ragu didalam hatinya karena ia jarang sekali memasak. Tapi dengan bibimbingan kertas yang sudah dituliskan bi Lastri, ia bisa menghidangkan sup kesukaan mama Ryszard. Karena kebaikan bi Lastri lah sekarang Nea bisa selamat.

'Semoga tidak mengecewakan' guman Nea dalam hati.

Nea membawa sup itu ke ruang makan dan menghidangkan nya di meja makan.

Saat mama Ryszard mulai menyruput sup itu hati Nea begitu tak karuan, ia takut kalau rasanya tidak sesuai.

'Lumayan!' Batin mama Ryszard saat pertama kali sup itu masuk kemulutnya. Namun beda dengan yang ia ucapkan saat ini.

"Sup apa ini? Kamu itu tidak becus masak!" Setelah mengucapkan itu ia langsung menyingkirkan sup itu dari meja hingga mangkuknya pecah berkeping-keping mengenai kaki Nea. Sudah tersiram sup panas ditambah lagi pecahan beling yang membuat kaki nya terluka.

"Aw" pekik Nea tertahan.

Tanpa mereka sadari, adegan barusan tertangkap oleh mata hitam pekat yang sedari tadi mengamati pergerakan mereka.

Saat melihat Nea tersiram sup dan tergores beling, Ryszard yang baru datang dan melihat beberapa adegan pun langsung berlari ke arah Nea yang sudah memekik kesakitan diiringi air mata yang berlinang.

"Mah!" Bentak Ryszard ke mamanya.

Mamanya yang masih duduk pun kaget melihat kedatangan Ryszard .

Ryszard dengan sigap berjongkok mengelap dan meniup kaki Nea yang terkena tumpahan sup juga goresan beling.

Nea yang merasa perih pun menjauhkan kakinya yang titip oleh Ryszard.

"A aw."

"Perih?" Tanya Ryszard dengan penuh kelembutan. Nea pun hanya bisa mengangguk dan menahan semua rasa sakitnya.

Tanpa peringatan Ryszard langsung menggendong tubuh mungil Nea ala bridal stayl menaiki tangga menuju kamarnya mengabaikan mamanya yang meneriakinya.

'Dasar gadis kampung!sampai kapanpun saya tidak akan membiarkan hidupmu tenang'. Batin mama Ryszard ber api-api.

********

"Ahh aw".

"Tahan ya"

"Pelan pelan".

"Iya ini sudah pelan. Kamu jangan garak-gerak".

Ryszard dengan telaten pun membersihkan luka Nea menggunakan alkohol. Setelah itu ia mengoleskan salep dan membalut luka nya.

"Makasih."

"Saya yang seharusnya minta maaf ke kamu."

"Maaf? Untuk apa?"

"Saya tahu pasti sebelum saya datang mama saya sudah berlaku tidak baik ke kamu."

"Mas nggak perlu minta maaf. Mas nggak salah, aku pantas dapet ini semua, lagian yang diminta ibu mas itu nggak neko-neko. Dia hanya mau aku angkat kaki dari sini."

"Sampai kapan pun tidak ada yang bisa mengusir kamu dari sini kecuali saya!" Tiba-tiba nada bicara Ryszard naik.

Nea kaget dengan perubahan Ryszard yang tiba-tiba saat menyinggung hal ini. Padahal menurut Nea, permasalahan nya disini cukup muda karena dengan cara Nea pergi dari rumah ini pasti semua masalah akan selesai. Dan tidak ada konflik lagi diantara mereka, cukup menjalani hidup masing-masing dengan tidak saling mengganggu. Tapi mungkin itu semua tidak semudah yang ia bayangkan.

"Kita hanya tinggal menunggu waktu mas, semua ini akan segera berakhir. Cepat atau lambat tidak ada bedanya aku akan segera pergi dari sini karena perjanjian kita akan segera berakhir" Nea mengatakan semua fakta yang akan terjadi walau pun semua itu sulit ia katakan. Tapi ia harus sadar karena kenyataan tidak seindah yang ia bayangkan. Mau ada atau tidak nya mama Ryszard, ia akan segera berpisah. Tidak ada yang bisa menghalangi itu kecuali pembatalan surat perjanjian itu.

"Tutup mulut mu!"

Dengan Cepat Ryszard mendorong tubuh Nea dan menyumpal mulutnya dengan bibirnya.

Tidak ada kelembutan dalam ciuman itu hanya ada kemarahan dan gairah yang membara. Seolah dengan ciuman itu ia bisa meredahkan semua kemarahan yang akan meledak dalam dirinya.

Perlahan ciuman itu turun ke leher jenjang Nea dan membuat beberapa tanda kepemilikan disana seolah menggambarkan tidak ada yang membuatnya lebih baik dari dirinya.

Nea tak memberontak, karena ia tahu sekuat apapun ia memberontak itu tidak akan ada hasilnya. Karena tubuh nya jauh lebih lemah dari Ryszard dan ditambah kakinya yang sedang cidera.

Ryszard terus melakukan aksinya. Dan dengan seiring berjalan nya waktu, semua perilakunya melembut ciuman yang tadinya ganas sekarang menjadi penuh kelembutan dan cita di dalam nya. Tapi sekarang ia sudah tidak bisa menahan tubuhnya lagi untuk bermain lebih jauh, ia sudah terlanjur terbakar gairah.

Sepertinya tidak ada cara lain untuk menghentikan Nea pergi darinya, hanya malaikat kecil perpaduan antara mereka berdua yang bisa mengunci agar hubungan mereka bisa bertahan dan melupakan perjanjian itu. Maka dari itu Ryszard mulai sekarang bertekat untuk membuat Nea hamil anak nya, walaupun dengan segala resiko yang akan ia hadapi nantinya karena hamil diusia muda seperti Nea sangat lah beresiko. Masa bodo semua itu bisa ia atur, Ryszard akan mencari dokter terbaik untuk Nea agar bisa menjamin kesehatan nya kalau perlu Ryszard akan membawanya keluar negri.

Ryszard melepaskan ciuman nya, ia menatap manik gadis dibawahya. Tidak ada kata pun yang bisa mewakili Ryszard saat ini. Terdapat tatapan tajam didalam sana, namun juga ada cinta yang terselip didalam nya, tak hanya itu kabut gairah pun ikut menghiasi mata hitam pekat tersebut. Hingga berbaur menjadi satu membentuk sebuah aktivitas yang panas namun memabukkan didalam kamar itu. Kedua tubuh itu bersatu menyalurkan rasa yang terpendam lewat sebuah penyatuan tanpa Nea tahu bahwa cinta berperan didalam nya. Entah cinta atau gairah, yang jelas kedua nya saling menginginkan satu sama lain.

Nea tak bisa berbohong, ia tak bisa menolak semua sentuhan yang Ryszard berikan padanya. Walau pun akal sehatnya menolak, namun hati dan tubuh nya tidak. Logikanya dua lawan satu, jelas yang dua yang menang karena disini kita berhubungan dengan hati.

Hingga keduanya berakhir dengan saling menyerukan nama satu sama lain. Tidak ada ungkapan cinta atau sayang yang mengalun, hanya perilaku yang menggambarkan sejuta rasa yang terpendam.

Ryszard mengecup kening Nea diakhir kegiatannya lalu mengambil selimut yang sudah jatuh entah kemana. Ia menyelimuti tubuh Nea yang lunglai karena kegiatan panas itu.

"Jangan pernah meninggalkan saya," bisik nya di telinga Nea lalu ikut membaringkan tubuhnya disamping Nea. Entah perkataan barusan terdengar atau tidak di telinga nya karena saat ini mata nya sudah terperanjat dan napasnya juga sudah teratur menandakan sang empu sudah tertidur karena kelelahan.

******

Keduanya terbangun saat hari sudah gelap. Entah sudah berapa lama mereka tertidur tapi yang mereka rasa adalah baru tidur sebentar tapi hari sudah malam saja.

Kedua pasang mata itu memang sudah terbangun dan menatap satu sama lain, namun bibir tidak bergerak sedikit pun untuk memulai pembicaraan. Mereka masih diam membisu tanpa sepatah katapun.

Tidak ada yang berinisiatif memulai pembicaraan. Entah bagaimana suasana diantara mereka menjadi canggung sepeti ini.

Ryszard turun dari kasur dan dengan tiba-tiba menggendong tubuh Nea ke kamar mandi dan meletakkan nya di bath up. Nea hanya bisa pasrah karena jika berjalan sendiri pasti tubuh bawahnya akan merasa nyeri. Anggap saja ini adalah bentuk pertanggung jawaban Ryszard karena sudah membuatnya seperti ini.

Saat Ryszard ingin membantu Nea menyabuni tubuhnya, Nea menolak.

"Aku bisa sendiri."

"Jika kamu sendiri, pasti tengah malam baru selesai. Diam dan biarkan saya membantu mu!" Ucapnya seperti tidak ada yang bisa mengganggu gugat.

Baru saja Nea akan membuka mulutnya, namun Ryszard memperihatinkan lagi. "Tidak ada penolakan!" Nea pun pasrah.

Setelah selesai dengan kegiatan dikamar mandi, Ryszard kembali menggendong tubuh Nea keluar dari kamar mandi dengan kimono yang menutupinya,sedangkan Ryszard ia memakai handuk putih di pinggangnya

Ryszard menundukkan tubuh Nea dikasur dan berjalan ke lemari mengambil baju untuk dirinya juga Nea.

"Mau saya pakaikan atau pakai sendiri?" Tawar Ryszard.

"Ya pakai sendiri lah!" ucap Nea sedikit ngegas dengan semburat merah di pipinya.

"Ngapain masih disini?" Tanya Nea kepada Ryszard yang masih setia tak bergerak dari posisi nya.

"Kamu tidak lihat saya juga mau ganti baju?"

"Kenapa nggak ke kamar mandi? Disini kan ada aku."

"Memangnya kenapa? Kamu juga sudah melihat semuanya." Nea melotot mendengar kalimat itu keluar dari mulut Ryszard.

Nea melempar bantal kearah Ryszard dan dengan sigap ia tangkap. Okeh sudah cukup menjahili Nea, lebih baik Ryszard mengalah dan berganti baju di kamar mandi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!