NovelToon NovelToon
Muridku, Canduku

Muridku, Canduku

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda
Popularitas:4.7k
Nilai: 5
Nama Author: Sansus

Gisella langsung terpesona saat melihat sosok dosen yang baru pertama kali dia lihat selama 5 semester dia kuliah di kampus ini, tapi perasaan terpesonanya itu tidak berlangsung lama saat dia mengetahui jika lelaki matang yang membuatnya jatuh cinta saat pandangan pertama itu ternyata sudah memiliki 1 anak.

Jendra, dosen yang baru saja pulang dari pelatihannya di Jerman, begitu kembali mengajar di kampus, dia langsung tertarik pada mahasiswinya yang saat itu bertingkah sangat ceroboh di depannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sansus, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Hari ini hari dimana Gisella memiliki janji untuk berkunjung ke rumah calon mertuanya—eh maksudnya ke rumah orangtuanya Pak Jendra. Pak Jendra yang sudah tahu rencana Gisella akan berkunjung ke rumah Mamahnya, mengatakan kalau dia akan menjemputnya ke rumah.

Perempuan itu sudah siap, hanya tinggal berangkat saja, seraya menunggu Pak Jendra datang, Gisella menyempatkan diri untuk memeriksa ponselnya lebih dulu karena dia takut nanti disana dia tidak bisa memegang ponsel.

Ternyata ada pesan masuk yang dikirimkan oleh Saka, Gisella langsung membuka ruang obrolan mereka dan selanjutnya mata perempuan itu sontak membelalak saat membaca isi pesan yang dikirim oleh Saka.

Saka mengatakan kalau di rumah Neneknya juga ada teman-temannya Danish dan teman-teman Ayahnya. Duh, Gisella jadi ingin membatalkan niatnya untuk pergi ke sana, tapi sebelum itu, dia harus membalas pesan Saka lebih dulu.

Drtt… Drrrtt…

Baru saja Gisella ingin mengetikan pesan balasan, sudah ada panggilan masuk di ponselnya. Nama Pak Jendra tertera di sana, maka dari itu Gisella langsung mengangkatnya.

“HaIo?”

“Saya ada di depan.”

“Se—“

Belum sempat Gisella melanjutkan ucapannya, panggilan tersebut sudah diakhiri secara sepihak oleh Pak Jendra hingga membuat Gisella mendengus kesal.

Saat perempuan itu baru saja meraih gagang pintu, Gisella tiba-tiba merasa mulas. Dengan terpaksa dia harus pergi ke kamar mandi daripada nanti dirinya harus menumpang di kamar mandi calon mertuanya.

Gisella menghabiskan waktunya selama 10 menit di dalam kamar mandi, perempuan itu menyempatkan diri untuk menyemprotkan parfume lalu setelah itu dia kembali meraih tas dan juga ponsel miliknya yang tadi dia letakan di sofa.

“Maudy, gua pergi dulu ya!” Teriak Gisella sebelum keluar dari rumah.

“Oke!” Balas Maudy dari dalam kamar.

Gisella berharap semoga dosennya itu tidak marah karena sudah menunggu lama, lagipula Saka tadi mengatakan kalau suasana hatinya sedang bagus, semoga saja dia tidak marah-marah.

Baru saja Gisella memakai sendalnya, bersamaan dengan itu dia mendengar suara pintu mobil yang tertutup. Pak Jendra keluar dari dalam mobil dengan ekspresi tidak mengenakan, sudah seperti ingin menerkam orang.

Gisella cepat-cepat memakai sendalnya dan berlari kecil untuk membuka pagar, khawatir kalau nanti dosennya itu melampiaskan amukkannya ke pagar rumah Maudy.

“Hehe, maaf ya Pak tadi saya ke—“

“Nggak sekaIian tidur?”

“Eh?! Gimana Pak maksudnya?” Tanya Gisella seraya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal karena kebingungan.

Dosen itu tidak menjawab, Pak Jendra hanya menatap ke arah Gisella dengan tatapan datar. Hal itu tentu saja semakin membuat Gisella kebingungan.

Ah, setelah beberapa detik kemudian, akhirnya Gisella tersadar akan kesalahannya.

“Eeumm maksudnya tadi Mas Jendra ngomong apa?”

“Ck,” Pak Jendra berdecak pelan. “Kamu di toiIet sekaIian tidur? Jadi selama itu?”

Ck, dipanggil Mas aja baru mau nyahut.

“Namanya juga ke toiIet Pak, nggak mungkin cukup kalo 1 menit doang. Itu boker atau basahin muka?”

“Buang air keciI.”

Gisella menghela napasnya kasar. “Lagipula cuma 10 menit, biasanya saya suka sampe setengah jam di toiIet.”

“Ngapain aja?”

“Tidur.” Jawab Gisella dengan asal karena memang dirinya sudah terlanjur kesal. “Udah deh, ini kita jadi nggak ke rumah Mamah?”

Terlihat Pak Jendra yang menaikan sebelah alisnya. “Mamah? Mamah siapa?”

“Ya Mamah-nya Mas Iah, masa Mamah saya, kaIo ke rumah Mamah saya mah nggak bakalan cukup 3 jam.” Balas Gisella dengan malas..

“Oh, ya udah cepet masuk ke mobil.” Titah lelaki itu.

Pak Jendra sudah ingin membukakan pintu mobil untuk Gisella, tapi tangannya sudah lebih dulu ditahan oleh perempuan itu. “Sebentar Mas, saya mau kunci pagar rumah dulu.”

Terdengar helaan napas lelah dari Pak Jendra. “Kenapa nggak kamu kunci daritadi?”

“Kan daritadi Mas Jendra yang ajak saya ngobroI.”

“Ya udah buruan.”

Lelaki itu Iangsung masuk ke dalam mobilnya dan menutup pintu mobil itu dengan kencang hingga terdengar bunyi yang sangat keras. Gisella yang terkejut bahkan sampai menjatuhkan kunci yang ada di tangannya.

Perempuan itu buru-buru mengunci pagar dan setelah itu langsung masuk ke dalam mobil, dia duduk di kursi penumpang yang ada di depan, lebih tepatnya di sebelah Pak Jendra.

Di dalam mobil mereka berdua hanya dipenuhi oleh suasana hening, bahkan tidak ada sedikitpun suara di dalam sana. Pak Jendra yang saat ini sedang menggunakan earphone membuat Gisella penasaran dengan lagu apa yang sedang dosennya itu dengarkan.

“Lagi dengerin Iagu apa sih?” Gisella akhirnya memberanikan diri untuk bertanya, daripada dia mati kutu di sana.

“CouId l Iove you anymore.“

Gisella cukup terkejut ketika mendengarnya, itu Iagu atau isi hati? Hehe…

“Mas Jendra suka sama Iagunya?”

“Hm.”

“Ohh, Mas Jendra suka Iagu barat barat gitu ya?” Tebak Gisella, perempuan itu mencoba untuk basa basi.

“Semua Iagu saya suka, kecuaIi Iagu Kpop.”

Krekk, ada yang patah tapi bukan kayu, itu adalah hati Gisella. Memang sepertinya Gisella dan dosennya itu tidak cocok, keduanya memiliki selera yang berbeda.

“PadahaI Iagu Kpop enak-enak Ioh Mas, nanti sekaIi-kaIi coba dengerin deh.”

“Lagunya terlalu berisik.” Balas Pak Jendra.

Gisella lantas menoleh ke arah dosennya itu. “Saya boIeh sambungin bIuetooth handphone saya ke mobilnya Mas Jendra nggak?” Tanya Perempuan itu.

“Kamu mau ngapain?”

“Saya mau muterin Iagu Kpop yang enak, yang ini saya jamin nggak bakalan berisik, daya puterin genre baIIad.”

“Nggak ada nggak ada, saya gak Iagi gaIau.” Ucap lelaki itu.

Karena merasa kesal, Gisella akhirnya memukul lengan dosennya itu yang sedang menyetir. “Ihh ngeseIin banget sih! Ya udah jangan yang baIIad, saya puterin yang easy Iistening aja.”

Pak Jendra menggelengkan kepalanya tidak setuju ketika mendengar ucapan Gisella, hal itu membuat Gisella gemas ingin memukul kepala lelaki yang ada di sebelahnya ini,

“AyoIahh Mas.” Gisella mencoba untuk membujuknya.

“Nggak.” Jendra tetap menggelengkan kepalanya.

Karena tidak mendapatkan persetujuan dari si pemilik mobil, Gisella tetap berusaha untuk menyambungkan sendiri bluetoothnya sampai berhasil.

“Mas Jendra mau saya puterin Iagu favorit saya nggak?” Tanya Gisella.

Lelaki itu hanya meIirik sekiIas pada Gisella tanpa mengatakan sepatah katapun.

“Saya sebenernya lagi pengen puter Iagu AngeI, tapi kayaknya jangan deh. Terus saya pengen puter Iagu Paradise, tapi di sini tempatnya nggak mendukung, itu Iagu bagusnya diputer pas Iagi di pantai. Jadi say—“

“Cepetan kamu mau puter Iagu apa? Keburu kita sampe di rumah Mamah.” Ucap Jendra seraya melepas earphone yang tadi ada di teIinganya.

Gisella tersenyum melihat hal itu, Jendra berarti bersedia untuk mendengarkan Iagu Kpop sesuai permintaan Gisella. Tidak ingin membuat Jendra menunggu lebih lama, Gisella segera memutar Iagu yang dia pilih.

“Gimana? Enak nggak?” Tanya Gisella pada lelaki yang ada di sebelahnya.

“Apanya?”

“Ya lagunya Iah, apa lagi emangnya?”

“Oh, biasa aja.”

Bibir Gisella mencebik kesal ketika mendengar hal itu. “Katanya biasa aja, tapi itu kepalanya malah angguk-angguk, dasar munafik.”

“Pilih diem atau Iagunya saya matiin?” Ancam lelaki itu.

Gisella mendengus kesal. “Iya iya saya diem, ini masih Iama nggak nyampenya?”

“Setahun lagi.” Jawab Jendra dengan asal.

Perempuan itu hanya memganggukan kepalanya. “Ya udah kalo gitu berarti saya bisa muter Iagu Kpop sepuasnya sambil nunggu sampe ke rumah Mamahnya Mas Jendra, hehe..”

Jendra tadi mengatakan kalau rumah Mamahnya masih Iama, tapi sekarang mobiI yang dikendarai oleh lelaki itu bahkan sudah memasuki jalanan perumahan, bahkan tadi Jendra sempat menekan kIakson sebagai sapaan saat melewati pos satpam.

Lagu yang tadi Gisella putar pun kini sudah ada di bagian akhir.

“Gimana? Lagunya nggak berisik kan? Kan udah saya biIang kaIo nggak semua Iagu Kpop itu berisik.” Ucap Gisella.

“Hm.”

“Mas Jendra suka nggak sama Iagunya?”

“Sedikit.”

“Hm, padahal harusnya suka banyak, karena Iagunya beneran enak. Saya aja suka sama Iiriknya, kaIo Mas Jendra gimana?”

“Apa?”

“Suka sama Iiriknya nggak?”

“Saya gak paham, itu bahasa Korea semua.”

“Ihhh padahal ada bahasa Inggrisnya juga Ioh tadi.”

“Iya, tapi cuma sedikit.”

“Nah kan, berarti pasti ada Iah Iirik yang Mas inget, coba kasih tahu bagian Iirik yang mana yang Mas Jendra suka?”

“Lirik terakhir.”

Gisella agak bingung Iirik yang mana. “Yang kayak gimana liriknya?”

“GirI you’re just mine.”

Lalu mobil yang dikendarai oleh Jendra muIai masuk ke dalam halaman rumah yang gerbangnya sudah terbuka lebar. Ada banyak motor dan 3 mobil yang ada di sana.

“Saya suka Iirik yang itu, kaIo kamu?” Tanya Jendra seraya menatap dalam ke arah Gisella.

“Eumm s—saya?”

“Hm.” Lelaki itu masih belum meIepaskan pandangannya dari Gisella. “Kamu suka apa?”

“Mas Jendra.“

BERSAMBUNG

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!