Susuk

Duaaaaak.

"Ah!"

Arka mengerang karena dagu nya di sundul dengan kepala Bintari sehingga reflek melepaskan pelukan nya dari tubuh gadis mungil ini, cepat Bintari lari masuk kedalam kamar dan mengunci nya karena takut bila Arka akan datang lagi dengan tingkah nya yang tidak jelas itu sehingga membuat Bintari kalang kabut saja.

Di kira nya jantung Bintari tidak mau meledak karena harus sedekat itu dengan Arka, perasaan perasaan yang sekian lama berusaha ia musnahkan ini malah seenak nya saja datang lagi lalu berkembang pesat. Bintari membenturkan kepala nya pelan pada pintu, agar otak ini sadar kalau pemuda itu tidak jelas mau nya apa.

Di kasih hati malah minta empedu, namun ketika menerima empedu pahit maka dia protes kesana kemari. mau nya sangat tidak jelas sehingga membuat mereka kalang kabut saja menerima fakta ini, Bintari mengambil ponsel nya dan melihat postingan Digo soal foto mereka berdua tadi dan memang wajah dia di tutup stiker.

Di like lah postingan itu, namun punggung gadis ini terasa begitu dingin seolah ada yang berdiri di belakang nya. Bintari takut ini ada sesuatu yang akan mengancam nyawa nya, sebab Kendal sudah memperingatkan kalau ada sesuatu yang mungkin akan datang walau tidak tau kapan dan di mana datang nya.

"Hahhh!" Bintari kaget melihat sosok yang amat menyeramkan di belakang nya.

"Apa ini, Ya Allah!" Bintari ketakutan melihat wujud nya yang kering dan cuma tengkorak dengan mata menyala.

"Mati lah!" iblis kering menggeram dan menyabetkan tangan nya.

Triiing.

"Jangan ganggu dia, bangsat!" Arka datang menghalau dengan ekor nya.

Buaaaaak.

"Aaaaghkkk!"

Iblis kering yang melanting jadi mengerang kesakitan karena dia tidak akan mampu melawan kekuatan nya anak ular satu ini, walau dia plin plan tapi kalau kekuatan seperti ini maka Arka hebat juga. masalah dia kan hanya tidak punya kepastian saja, kalau soal yang lain masih hebat selagi lawan tidak menemukan penawar.

Buaaaak.

Wuuusssh.

"Jangan lari kau!" Arka ingin mengejar nya namun ingat Bintari cuma sendirian di rumah.

Gadis itu sudah terpojok ketakutan melihat Arka dan juga iblis ini, Arka melihat wujud nya sendiri yang sudah berubah menjadi ular sehingga mungkin saja Bintari takut melihat wujud dia yang begini. maka Arka kembali berubah menjadi manusia normal, dengan celana panjang dan juga kaos oblong nya.

"Si..siapa dia?" tanya Bintari gemetaran karena rasa takut nya.

"Tidak apa apa, sekarang sudah aman ada aku." Arka menuntun Bintari agar mau berdiri dan duduk di ranjang nya.

"Aku..aku mau keluar saja, Kendal sedang pergi jadi dia tidak bisa melindungi ku." Bintari ingin mencari kunci mobil nya.

"Jadi tidak ku lihat aku di sini, kamu pikir aku tidak bisa melindungi kamu?" Arka naik alis nya karena agak jengkel.

"Arka! mungkin aku sudah berulang kali bicara dengan mu, kau tau aku punya perasaan pada mu jadi tolong kau berhenti mendekati aku karena yang kau mau Lula!" Bintari naik darah juga lama lama.

Untung nya Kendal sedang tidak ada di sini sehingga amarah ini cuma murni dari Bintari saja, coba kalau ada maka habis Arka akan di cakar oleh kucing putih yang agresif itu karena dia juga kesal akan tingkah Arka. malah dia ingin nya kalau Bintari dengan Arya saja, biar otak nya Arka tambah menyala panas.

Cup.

"Hem!" Bintari kaget dengan reflek nya Arka yang mencium bibir nya.

Gara gara sama sama amatir dan memang mereka belum pernah melakukan nya, serta Arka juga agak grogi karena Bintari terus berontak. maka di peluk nya erat gadis ini sehingga tidak bisa mau berontak lagi, Bintari mendelik karena ini ciuman pertama nya.

"Jantung ku, astaga jantung ku!" jerit Bintari dalam hati nya.

"Dia berdebar, tanda nya dia masih mencintai ku!" Arka girang sendiri karena tau perasaan Bintari memang masih untuk nya.

Lidah Arka menerobos masuk dan Bintari semakin tegang tidak karuan, di gigit nya kecil bibir gadis ini. menimbulkan sedikit bekas di sana dan memang itu yang Arka mau agar Bintari selalu ingat kisah ciuman pertama mereka, Bintari yang semula menolak tegang perlahan lahan luruh juga karena seratus persen cinta nya memang untuk pemuda plin plan ini.

"Hentikan, Arka!" Bintari membuang muka sambil tangan nya menahan pundak pemuda ini.

"Bukan kah kau menyukai nya?" Arka tersenyum melihat wajah Bintari yang merah padam dan ia masih tidak mau melepaskan pelukan ini.

"Lalu kau pikir bila aku menyukai nya maka akan ku lakukan sesuka hati? aku sudah terbiasa menahan perasaan ku walau sesuka apa pun aku padamu!" teriak Bintari mendorong Arka keras namun pemuda ini tetap tidak bergeser.

"Aku minta maaf soal ucapan ku malam itu, sesungguh nya aku pun tidak tau perasaan ku." lirih Arka.

"Bila kau memang tidak tau, maka ku mohon stop lah ganggu aku lagi. biarkan aku dengan Digo!" teriak Bintari keras dan menarik kaos Arka.

"Apa kata mu?!" Arka menatap tajam karena tidak suka akan ucapan nya Bintari barusan.

"Perasaan mu itu untuk Lula, mau sampai kapan pun kau memang hanya cinta pada Lula!" Bintari memukuli Arka agar melepaskan diri nya.

Bukan nya melepaskan pelukan pada Bintari yang sudah mulai menangis, Arka malah mengusap air mata gadis ini agar menjadi agak tenang. walau yang membuat masalah dan menjadi kacau ini adalah dia, tidak mau mengejar Bintari tapi Bintari dengan yang lain malah dia mengamuk sampai datang begini.

"Maafkan aku bila selama ini aku menyakiti perasaan mu." sesal Arka memeluk erat kepala Bintari di dada nya.

"Lemah sekali perasaan ku, aku sudah berusaha keras untuk membuang perasaan ini padamu sekuat mungkin! karena aku tidak mau tersiksa akan rasa sakit." isak Bintari.

"Memang aku tidak tau pasti soal hati ku, tapi setelah mengatakan hal itu di dekat sungai maka aku gamang! aku berjanji akan mencari tau soal perasaan ini, biar lah aku akan mendatangi Mama saja." tekad Arka karena dia mau di baca pikiran nya.

"Pergi lah sekarang, aku tidak ingin melihat mu." usir Arka.

"Bila iblis itu datang lagi, apa kau bisa menghadapi nya?" Arka punya alasan untuk tetap tinggal di sini menghabiskan waktu dengan Bintari.

"Ya tapi jangan peluk aku terus!" Bintari ingin lepas.

Arka perlahan lahan melepaskan pelukan nya, Bintari cepat berdiri masuk kamar mandi untuk cuci muka agar tidak mau ketahuan habis menangis. Arka sendiri tersenyum tak ada sudah nya, segera dia keluar karena tidak pantas berduaan di kamar gadis karena biar bagai mana pun dia adalah laki laki dan punya hasrat juga.

Bab pertama guys, jangan lupa like dan komen kalian ya.