Dijodohkan? Kedengarannya kayak cerita jaman kerajaan dulu. Di tahun yang sudah berbeda ini, masih ada aja orang tua yang mikir jodoh-jodohan itu ide bagus? Bener-bener di luar nalar, apalagi buat dua orang yang bahkan gak saling kenal kayak El dan Alvyna.
Elvario Kael Reynard — cowok paling terkenal di SMA Bintara. Badboy, stylish, dan punya pesona yang bikin cewek-cewek sampai bikin fanbase gak resmi. Tapi hidupnya yang bebas dan santai itu langsung kejungkal waktu orang tuanya nge-drop bomb: dia harus menikah sama cewek pilihan mereka.
Dan cewek itu adalah Alvyna Rae Damaris — siswi cuek yang lebih suka diem di pojokan kelas sambil dengerin musik dari pada ngurusin drama sekolah. Meskipun dingin dan kelihatan jutek, bukan berarti Alvyna gak punya penggemar. Banyak juga cowok yang berani nembak dia, tapi jawabannya? Dingin banget.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16 Pelajaran
Setelah menempuh perjalanan sekitar setengah jam, mobil sport hitam yang dikendarai El akhirnya berhenti di depan sebuah kafe yang sebelumnya disebutkan oleh Darian.
El memarkirkan kendaraannya dengan rapi sebelum turun dan masuk ke dalam kafe. Sambil menunduk, dia terus memeriksa pesan dari Darian yang memberi tahu lokasi tempat duduknya.
"El!" teriak Darian dari sebuah meja di sudut ruangan. Dia melambaikan tangan, mencoba menarik perhatian El yang sedang mencari-cari.
Mendengar panggilan itu, El segera menemukan Darian bersama dua teman lainnya. Dengan langkah santai, ia berjalan menghampiri mereka dan memberikan tos kepada ketiganya sebelum duduk di kursi yang tersedia.
"Gue udah pesenin kopi susu favorit lo nih!" Darian menyodorkan cangkir kopi di depannya dengan gaya sok perhatian.
"Thanks," jawab El singkat. Darian hanya mengangguk, merasa misinya selesai.
“Loh muka lo kenapa kusut gitu, El?" Sethian langsung membuka percakapan, menatap lekat wajah El yang tampak tidak bersemangat.
"Jangan-jangan abis berantem sama pacar lo lagi?" Arsenio menimpali dengan nada menggoda. Biasanya, memang begitu. El sering murung setiap kali ada masalah dengan Lyra.
Namun, kali ini El tidak segera menjawab. Dia malah menatap satu per satu wajah teman-temannya, seolah sedang mempertimbangkan sesuatu.
"Menurut kalian," El akhirnya angkat bicara, "kalau nanti kalian udah punya istri, bakal marah gak kalo istri kalian pergi tanpa pamit?"
Pertanyaan itu membuat mereka semua terdiam sejenak. Topik yang tiba-tiba dan tidak terduga.
"Ngapain lo nanya hal beginian? Kita aja masih suka bolos sekolah, udah ngomongin soal nikah segala!" Darian tertawa kecil.
"Atau... jangan-jangan lo mau nikahin Lyra? Jangan bilang lo udah ngehamilin dia, El!" Arsenio menimpali dengan suara lebih heboh.
"Alah jangan ngaco!" Sethian menimpali sambil geleng-geleng kepala. "Biar gimana pun, seburuk-buruknya El, dia gak bakal segila itu."
El menghela napas panjang. "Gue cuma iseng nanya, gak usah pada ribet," elaknya.
Namun, pikirannya tetap terpaku pada Alvyna. Istrinya itu sudah diingatkan berkali-kali oleh Sarena untuk selalu pamit jika hendak pergi. Tapi kenyataannya, Alvyna selalu mengabaikan permintaan itu, dan sikap itu sukses membuat El kesal.
Obrolan mereka terhenti ketika ponsel El bergetar di atas meja. Nama Lyra muncul di layar. Tapi, alih-alih mengangkat, El hanya menatap layar itu dengan malas.
"Angkat aja El. entar ngambek lagi lo juga yang repot," komentar Darian dengan santai.
El tidak menggubris. Hingga panggilan itu berakhir dan disusul beberapa panggilan berikutnya, ia tetap tak bergeming. Sebuah keputusan yang mengejutkan bagi teman-temannya.
"El beneran waras gak sih?" Sethian akhirnya bertanya dengan nada heran.
El mendecak kesal. "Udahlah, jangan bahas dia dulu. Gue lagi gak mood."
Baru saja suasana mulai tenang, Darian tiba-tiba menunjuk seseorang yang keluar dari area kasir. "Eh, itu bukannya anak baru di sekolah kita? Namanya Alvyna ya?"
Mendengar nama itu, El langsung menoleh. Tatapannya memicing saat mengenali sosok gadis itu. Alvyna tampak membawa kantong belanja dan berjalan keluar, menuju seorang pria yang menunggunya di luar.
"Siapa tuh cowoknya?" tanya Arsenio penasaran.
El hanya diam tapi di dalam hati, perasaannya berkecamuk. Meski tahu Alvyna punya pacar sebelum mereka menikah, melihat gadis itu bersama pria lain tetap membuatnya tak nyaman.
"Dasar! Malah enak-enakan pacaran," gumam El dalam hati. "Lihat saja nanti Alvyna. Gue bakal kasih lo pelajaran."