NovelToon NovelToon
Pewaris Terhebat 2

Pewaris Terhebat 2

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Balas Dendam / Menantu Pria/matrilokal / Crazy Rich/Konglomerat / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi
Popularitas:20.5k
Nilai: 5
Nama Author: BRAXX

Setelah kemenangannya melawan keluarga Ashcroft, Xander menyadari bahwa kejayaan hanyalah gerbang menuju badai yang lebih besar.

Musuh-musuh lama bangkit dengan kekuatan baru, sekutu berpotensi menjadi pengkhianat, dan ancaman dari masa lalu muncul lewat nama misterius: Evan Krest, prajurit rahasia dari negara Vistoria yang memegang kunci pelatihan paling mematikan.

Di saat Xander berlomba dengan waktu untuk memperkuat diri demi melindungi keluarganya, para musuh juga membentuk aliansi gelap. Caesar, pemimpin keluarga Graham, turun langsung ke medan pertempuran demi membalas kehinaan anaknya, Edward.

Di sisi lain, Ruby membawa rahasia yang bisa mengguncang keseimbangan dua dinasti.

Antara dendam, cinta, dan takdir pewaris… siapa yang benar-benar akan bertahan di puncak?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BRAXX, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 28

Xander berhasil menumbangkan dua orang, dengan cepat merebut alat sumpit mereka. Ia bergegas bersembunyi di balik pohon, melesatkan serangan dengan sumpit pada dua orang yang masih terjaga meski masih bisa dihindari.

Xander beralih menyerang para monyet meski hewan-hewan itu bisa menghindar, Sebagai gantinya, kawanan monyet itu marah dan mulai turun menuju keenam orang yang menahannya.

Xander bergegas menuju pantai secepat mungkin, melepas baju hingga bertelanjang dada, merobeknya untuk menutupi luka di tangan. "Mereka mengejar."

Xander melirik ke belakang di mana keenam orang tadi dan kawanan monyet mengejarnya. Ia sudah keluar dari hutan dan kembali menginjak pasir pantai.

Xander bergerak zigzag untuk menghindari serangan dari belakang, berguling-guling beberapa saat. Ia meraih tali, naik secepat mungkin sampai akhirnya tiba di perahu yang dinaiki Evan Krest, Bernard, Darren, dan Kelly.

Evan Krest memberi tanda pada keenam orang itu untuk berhenti, tersenyum. Satu dari keenam orang itu mengeluarkan pistol ke arah kawanan monyet hingga hewan-hewan itu kembali ke dalam hutan.

Xander mengendalikan nafas yang memburu, segera berdiri, memberikan kelima bendera sebagai syarat menyelesaikan ujian pada Evan Krest. Ia berhasil menyelesaikan ujian lebih cepat dari waktu yang ditentukan.

"Satu jam empat puluh lima menit," ujar Kelly seraya menunjukkan catatan waktu.

"Kau berhasil menyelesaikan ujian di menit-menit terakhir, Alexander" ujar Evan Krest.

Xander terkejut sesaat.

"Bukankah aku berhasil menyelesaikan ujian lebih cepat dari waktu yang sudah ditentukan?"

"Aku berbohong mengenai waktu ujian empat jam. Waktu ujian sebenarnya adalah dua jam. Hal itu aku lakukan untuk membuatmu semangat."

"Dua jam?" Xander menunduk sejenak, mengepalkan tangan erat-erat, bergumam. "Jika saja aku telat, aku akan gagal dalam ujian."

"Darren, berikan penawarnya pada Alexander dan obati luka di tangannya."

Darren melakukan seperti yang diperintahkan. Perahu yang dinaiki Govin, Miguel, Mikael, dan pengawal lain mendekat.

Evan Krest tersenyum, duduk di kursi. "Kau sepertinya sangat kesal, Alexander. Hasil ujian ini adalah tingkat kemampuanmu sekarang. Jika kau marah, marahlah pada dirimu sendiri. Jadikan amarah itu sebagai dorongan untuk membuatmu lebih kuat. Kita akan memulai evaluasi sekarang."

"Baik," ujar Xander.

"Secara keseluruhan kau menyelesaikan ujian dengan baik. Caramu untuk mengatasi kawanan monyet itu dan cara mendapatkan dua bendera tersisa sangat bagus. Sayangnya, kau lengah di saat-saat akhir, Alexander. Aku dan yang lain tidak mengetahui apa yang kau lakukan di sekitar semak-semak. Dalam tayangan video, kami melihat para monyet mengambil tasmu yang berisi tiga bendera. Selain itu, kami melihat para monyet juga mendapatkan dua bendera lain di saat-saat terakhir. Jelaskan pada kami."

"Aku memang menyimpan ketiga bendera di dalam tas. Tapi saat aku melihat para monyet mendapatkan bendera keempat, aku menyimpan tiga bendera itu di balik celana. Dua bendera yang para monyet dapatkan tadi adalah kain dari bajuku yang sengaja aku buat seperti bendera," terang Xander.

"Lalu apa isi tas yang diambil para monyet itu?"

"Itu hanya beberapa ekor ular yang sengaja aku masukkan ke dalam atas."

Evan Krest tertawa. "Para monyet itu pasti sangat terkejut ketika membuka tas itu. Baiklah, kau lulus di ujian kali ini. Aku dan Bernard akan melatihmu di bulan kedua dengan lebih keras. Pastikan kau siap menghadapinya, Alexander. Setelah kita kembali ke pulau Tuzon, kau boleh beristirahat sampai besok pagi."

Evan Krest kembali berdiri, berjalan ke sisi kapal. "Darren, jalankan perahunya. Kita akan kembali ke pulau sekarang."

"Baik, Kakek." Darren bergegas menghidupkan mesin.

Keenam orang yang dilawan Xander nyatanya adalah para nelayan yang menjadi bawahan dari si kapten kapal. Mereka melambaikan tangan ketika perahu mulai meninggalkan pulau.

Xander menghembus nafas panjang. Meski lolos, ia sama sekali tidak puas dengan hasil ujian ini karena nyaris gagal. "Aku terlalu percaya diri bisa menyelesaikan ujian dengan cepat hingga lengah di akhir. Aku belum banyak berubah."

Beberapa menit kemudian, perahu mendarat di pelabuhan.

"Alexander, besok akan menjadi latihan pertamamu di bulan kedua. Nikmatilah hari liburmu sebaik mungkin. Kau tidak akan memiliki waktu santai ke depan." Evan Krest turun lebih dahulu dari perahu, disusul Bernard, Darren, dan Kelly.

Xander menuruni perahu beberapa menit kemudian. Govin, Miguel, Mikael dan tiga pengawal mengikuti Xander dari belakang, sedang pengawal lain mulai menyebar ke arah lain.

Xander tiba di pinggiran tebing tempatnya biasa berkumpul dengan Evan Krest dan yang lain. Ia memandang pulau tempat ujian yang terlihat sangat kecil sekarang. Rasa kesalnya semakin membesar. "Ini masih jauh dari target."

"Apa yang ingin kau sampaikan, Govin?" tanya Xander tanpa berbalik.

Govin maju selangkah. "Tuan, ada informasi penting mengenai Edward yang harus Anda ketahui sekarang."

"Katakan." Xander melirik sekilas.

"Menurut informasi dari mata-mata kita, Edward, Troy Lennox, dan Tyler Lennox sudah bertemu dengan Franklin, orang yang melatih mereka. Ketiganya sedang berlatih keras di bawah bimbingan Franklin."

Xander berbalik. "Franklin? Siapa dia?"

"Franklin adalah rekan dari ayah Edward yang bernama Caesar selama berada di penjara. Dia adalah pembunuh bayaran terkenal di negara Lytora. Kekuasaannya melingkupi lebih dari setengah negara ini. Saat ini, Edward, Troy, dan Tyler berada di kota LittleTown."

Xander menoleh pada Miguel. "Apa kau tahu mengenai Caesar dan Franklin, Miguel?"

"Ada banyak orang bernama Caesar dan Franklin yang aku temui saat aku masih aktif sebagai pembunuh bayaran maupun selama di penjara, Tuan. Aku mungkin saja mengingat mereka atau salah satu dari mereka ketika aku melihat wajah mereka," kata Miguel.

"Mata-mata kita kesulitan untuk mengambil foto Caesar dan Franklin karena akses yang sangat sulit. Caesar berada di negara Havreland, sedang Franklin lebih sering bepergian untuk menjalankan tugasnya." Govin menambahkan.

Xander diam sesaat. "Awasi kota LittleTown dengan ketat dan cari informasi mengenai Caesar dan Franklin secepatnya. Bagaimanapun juga, rencana kita pada Edward harus berhasil."

"Kita juga mendapatkan informasi mengenai gerakan yang mulai terlihat dari keluarga Ashcroft, Tuan. Gerakan itu dipimpin oleh Dalton dan juga Jasper."

"Bagaimana dengan ketiga pamanku? Apa mereka berada di bawah gerakan itu?"

"Mereka sepertinya mengetahui soal pergerakan itu, tapi mereka tidak melakukan pelarangan maupun merencanakan gerakan itu. Gerakan itu murni dilakukan oleh Dalton dan Jasper untuk menuntut balas."

"Jadi pertarungan antara keluarga kembali terjadi?" Xander terdiam sesaat. "Ikuti pergerakan Dalton dan juga Jasper. Pastikan mereka berpikir kalau kita tidak mengetahui pergerakan mereka. Aku ingin tahu sampai sejauh mana mereka berani bertindak."

Xander pergi menuju kamarnya di atas bukit, beristirahat sampai waktu siang. Ia menghubungi Lizzy untuk mengabarkan soal keberhasilannya menyelesaikan ujian. Meski berat, ia harus kembali berpisah dengan wanita dan calon buah hatinya.

Xander memandang hutan dan laut dari jendela. Bayangan saat peristiwa ujian tadi terus bermunculan dalam pikirannya.

1
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
👍🏿💥👍🏼💥👍🏿
Siti Norina
untuk beberapa hari kedepan kayaknya gw harus ngepet ni thor buat beli kuota demi PT.
#✌️✌️✌️
y@y@
💥👍🏿🌟👍🏿💥
y@y@
⭐👍🏻👍🏼👍🏻⭐
Glastor Roy
up
Ablay Chablak
lamaaa
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
y@y@
🌟👍🏾👍🏿👍🏾🌟
Rocky
Kira2 apa ya 'sesuatu' yg di maksud Kakek Evan ?
Ablay Chablak
noh udh gw kasih hadiah thor...rajin2 ya updatenya
Rahmat BK
penderitaan di mulai
y@y@
🌟👍🏻👍🏼👍🏻🌟
y@y@
⭐👍🏿👍🏾👍🏿⭐
y@y@
💥👍🏼👍🏻👍🏼💥
Ablay Chablak
sehari 4bab lah thor
ikhsan
penasaran sama kelanjutannya gimna perjalanan xander
cepat² di up nya min
Glastor Roy
up
Siti Norina
nunggu up nya smp lupa sarapan thor
#makan2
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!