Hanya ada di noveltoon, bila ada yang lain maka plagiat.
Desa pandan Arum mendapatkan teror yang amat mengerikan selama satu tahun terakhir anak anak atau pun remaja, banyak yang meninggal dalam keadaan mengerikan dan itu hanya untuk berjenis kelamin laki laki saja.
Mereka di temukan dalam keadaan anus rusak parah, semua nya sudah tidak bernyawa ketika sudah kembali pada keluarga nya.
siapa yang sudah membunuh mereka?
siapa pula yang membuat teror mengerikan ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 28. Erni jadi korban.
Erni bernyanyi riang sambil mandi karena tiba tiba saja dapat rezeki nomplok yang sangat besar sehingga bisa untuk membangun rumah nya bagian depan, mana memang sudah lama dia menunggu ada uang yang bisa di pakai untuk membeli seng dan juga akan lain nya untuk rumah agar segera bagus dan juga rapi.
Malah tiba tiba saja dapat uang nomplok sepuluh juta rupiah, bahkan itu masih ada sisa walau nanti sudah di belikan seng dan juga alat lain. padahal niat awal cuma bantu membersihkan rumah Darma saja agar nanti tidak berserakan kemana mana bara api nya, sebab bisa saja terbang di tiup angin kencang.
Malah bahaya kalau sampai kemana mana dan tak urung rumah dia bakal kebakaran juga, sebab rumah Erni dan Darma tidak seberapa jauh, hanya berjarak dua rumah saja dan langsung rumah dia. pokok nya hati Erni sangat riang gembira akan rezeki yang dia dapat, setidak nya dia yakin ini memang rezeki nya bukan mengambil milik orang lain.
Dalam hati dia malah mengatakan bahwa segala sesuatu yang di niati dengan baik maka akan dapat balasan secara tidak terduga begini, maka nya dia sangat senang dan bahagia setelah dapat uang tak di sangka sangka dengan jumlah sepuluh juta rupiah ada di tangan.
Jebuuuur.
Jebuuur.
"Ah segar nya mandi ku kali ini, bisa langsung jajan lah aku." Erni sangat riang di dalam kamar mandi.
"Masih ada sisa dua jutaan lah uang nya, aku nanti mau beli baju lah karena sudah lama tidak pakai baju baru." Erni menghayal kemana mana sekarang karena uang yang dia dapat.
Hayalan sudah mau beli baju baru juga karena dari uang nya masih ada sisa pula, bisa puas untuk jajan atau pun beli baju, nanti bisa membelikan makanan serta jajanan lain untuk anak nya. sudah di bayangkan oleh Erni kalau dia akan belanja banyak, seperti orang di kota kota pikir nya.
Wuussssh.
"Ah!" Erni kaget karena punggung terasa dingin sekali.
"Perasaan aku baru mandi lah tapi kok udah dingin sekali sampai mau menggigil." gumam Erni segera mengambil handuk dan ingin keluar dari sana.
Ceklek.
"Siapa yang sudah mengunci ini, kenapa pintu nya macet?" heran Erni berusaha untuk membuka nya.
"Mas! Mas Tofa, bukan pintu nya dulu." teriak Erni dari dalam kamar mandi.
Sudah beberapa kali di coba nya untuk membuka pintu dan tetap saja tidak bisa membuat Erni mulai panik, suami nya juga tidak dengar teriakan nya dari dalam kamar mandi, bukan main takut nya wanita ini karena lampu pun mulai berkedip berulang kali.
"Tolooooong, Mas Tofa!" teriak Erni tambah panik.
"Jangan panik, ada aku yang menemani mu di sini." bisik suara laki laki dari belakang Erni.
"Hahhhh!" Erni berbalik untuk melihat siapa yang ada di belakang nya.
"Siapa? siapa yang barusan bicara!" teriak Erni karena di belakang nya tidak ada siapa pun.
Lagi pula aneh sekali karena tiba tiba saja ada suara laki laki di dalam kamar mandi nya, padahal jelas hanya ada dia saja di dalam situasi sehingga tidak mungkin ada orang lain lagi. saat ia berbalik pun sudah tidak ada, membuat jantung Erni tambah tidak karuan.
Bayangan soal hantu muka rata kembali dalam benak nya, tidak sanggup bila sampai harus bertemu lagi dengan setan itu, lagi pula kenapa iblis muka rata sampai mengejar dia kesini. rasa nya Erni tidak ada salah pada dia, lalu kenapa bisa sampai terus di kejar dan tidak mau melepaskan nya.
"MASSSSS, BUKA PINTU NYA SEKARANG!"
"MAS TOFAAAAA DENGARKAN AKU, BUKA PINTU NYA SEKARANG!"
BRAAAAAK, BRAAAAAK.
Pintu kamar mandi terus saja di gebrak oleh Erni agar suami nya bisa dengar dan tau bahwa dia ada di dalam sini, namun Tofa memang sama sekali tidak mendengar suara istri nya. sebab dia masih di kebun untuk menebang pisang, Erni hanya di rumah sendirian.
Tap.
"Bukan kah sudah ku katakan bahwa ada aku di sini?" suara itu kembali terdengar dan tangan nya juga memegang pundak Erni.
"Si..siapa kamu?" Erni melirik tangan hitam penuh belatung mengerikan itu.
"Malaikat maut!" jawab nya pelan namun sangat seram.
"Pergi, jangan ganggu aku!" pekik Erni sangat takut.
Greeeeep.
Namun tangan itu malah memegang leher Erni sehingga dia tidak bisa lagi mau teriak atau pun mengeluarkan suara sepatah kata pun, tidak sanggup dia mau bernafas akibat di cekik sekuat ini oleh hantu muka rata. Erni menyadari kalau hantu ini sama dengan yang dia lihat kemarin, entah kenapa dia terus saja mengejar.
BRAAAAAK.
"Aaaaghhh!" Erni menjerit kesakitan karena di buang oleh iblis muka rata.
"Kau munafik, manusia bermuka dua!" geram iblis muka rata.
"Jangan sakiti aku, tolong jangan sakiti aku." pinta Erni berusaha untuk bangun.
"Pernah kau berpikir saat menyakiti orang lain lewat ucapan mu? kenapa sekarang kau tidak mau di sakiti!" iblis muka rata mengambil Erni dan mematahkan tangan nya.
KRAAAAAK.
"Aaaaaghhh!" Erni berteriak keras menahan sakit ini.
"Tangan mu lancang mengambil barang yang bukan milik mu!" geram iblis muka rata sangat marah atas apa yang sudah Erni lakukan.
Sayang nya Erni tidak sadar apa yang sudah dia buat, susah sekali manusia mau menyadari bahwa apa yang dia lakukan itu adalah hal yang salah. pikiran nya dia selalu benar dan tidak pernah banyak tingkah, padahal dia sudah mengambil barang nya Darma dan tidak seharus nya mau membelanjakan segala macam.
Duaaaaak.
"Ah!" Erni hanya mengeluh pelan dan kemudian dia terdiam kaku setelah kepala nya di benturkan bak mandi.
Darah mengucur deras dari luka pelipis nya, iblis muka rata tersenyum melihat pemandangan ini. tak lama dia segera menghilang dari pandangan bersama dengan nyawa Erni yang lepas dari badan, tidak ada yang tau soal kematian Erni karena dia hanya sendirian di dalam kamar mandi.
"Lama sekali Erni mandi, gitu kalau aku yang di kamar mandi lama saja dia sudah marah marah." Mustofa membawa pisang dari kebun.
"Udah mau matang ya pisang nya, Pak?" tanya Fatan anak Mustofa.
"Udah yang ini, bisa lah di makan kalau kamu mau." angguk Mustofa.
Fatan mengambil nya dan memakan pisang itu bersama dengan sang Ayah, mereka sama sekali belum tau bahwa Erni sudah meninggal di dalam kamar mandi, sebab mereka memang sama sekali tidak dengar soal kejadian patah tubuh nya Erni atau pun suara lain nya di dalam sana.
Hallo guys jangan lupa like dan komen nya kalian ya.