Sejak bersama dengan Kenneth hidup Bulan semakin dipenuhi dengan warna.
Sejak bersama dengan Bulan hidup Kenneth kembali dihiasi dengan kebahagiaan.
Kenneth selalu berhasil mengukir senyum di wajah Bulan bahkan hanya dengan melihatnya.
Bulan berhasil membuat Kenneth ingin hidup lebih lama.
Seperti tawa yang berdampingan dengan air mata, juga hal baik yang berdampingan dengan hal buruk. Kisah cinta pertama mereka juga begitu.
Bulan berharap mereka selamanya.
Kenneth juga berharap yang sama dalam ketakutannya.
Semua ingin akhir yang bahagia, tapi tidak ada yang benar-benar tau pada akhirnya akan seperti apa.
Kenneth yang selalu membuat Bulan tersenyum kini juga berhasil membuat Bulan sering menangis dalam keheningan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Keirina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DUA MINGGU PACARAN
"Kalau gue hitung-hitung udah dua minggu juga lo pacaran sama Bastian" Ujar Sari sambil menguncir rambutnya
"Anjir rekor terlama Lan!salut gue lo bisa tahan sampai dua minggu" Ujar Gino sambil bertepuk tangan meledek Bulan
"Udah putus" Ujar Bulan tidak memperdulikan Gino dan berhasil membuat orang-orang yang ada di situ serempak menatapnya kaget.
Seperti biasa Bulan dkk juga Jono dan Kenneth yang sekarang sering bersama dengan mereka sedang main di rumah Sari, tempat favorite mereka disaat hari libur, kalau Kenneth sih ikut gabung karena dia sekarang sudah satu tim basket dengan Fahri dkk makanya Kenneth sering diajak jika mereka main, kalau Jono dia hanya mengekori Kenneth saja. Tapi, Bulan dan yang lainnya tidak masalah, karena Jono membuat suasana mejadi ramai, toh mereka juga sudah mengenal Jono lumayan lama.
"Kapan?" Tanya Sari yang tidak tau soal kabar putus Bulan dan Bastian, "Bukannya lo dua hari yang lalu masih jalan sama dia?" Tanyanya lagi
Bulan yang duduk di sofa sambil menyila kaki dan memakan es krim yang diambilnya dari kulkas Sari mengangguk santai tanpa melihat Sari.
"Kemarin malam gue putus sama dia" Ujarnya dengan santai tidak terlihat sedih atau menyesal sama sekali seperti orang putus cinta pada umumnya. Sari hanya menggeleng-gelengkan kepalanya heran melihat temannya itu.
"Sekelas Bastian lo putusin?fix gila sih lo!" Ujar Jono
"Lo lah gila!" Bulan menatap Jono dengan wajah galaknya, "Namanya gak nyaman mau digimanain lagi"
"Awas nyesel lo!cewek-cewek di sekolah aja pada mati-matian ngejar dia tapi gak dapet, lo yang bisa dapet dengan mudah malah lo putusin" Ujar Jono
"Biarin Jon memang gitu anaknya gak usah heran seleranya tinggi!" Kata Gino ikut berkomentar
"Bastian juga fine-fine aja dari pada dia tersiksa pacaran sama gue," Bulan berhenti memakan es krimnya," Dia mau romantis, gue gak bisa. Dia mau diperhatiin, lo pada tau sendiri gue orangnya gimana kan?Dia mau dikabari setiap saat, gue juga gak bisa. Ya udah memang kita gak cocok terus ngapain dilanjut?buang-buang waktu aja kan" Jelas Bulan terus terang sesuai fakta yang ada.
Fahri yang mendengarnya tiba-tiba bertepuk tangan, Bulan dan yang lain menatapnya heran. "Gue akuin lo keren. Bagus, sadar diri" Katanya dengan nada mengejek.
"Memang faktanya begitu, mau gue bilang apalagi"
"Ini alasan gue mau temenan sama lo Lan, suka gue sifat lo yang terus-terang," Sari merangkul temannya itu. Bulan yang diperlakukan seperti itu langsung menyingkirkan tangan Sari dari bahunya,
"Tapi, lo kurangi-kurangi dah Lan kalau lo gitu terus yang ada lo jomblo seumur hidup" Sambung Sari lagi.
"Mulut lo, enak aja!" Galak Bulan. Sari reflek menghindar takut Bulan akan memukulnya.
"Yud lo ngomong napa, nasehatin temen lo tuh biar normal dikit dia" Ujar Sari pada Yuda yang sedari tadi sibuk membaca novel di sudut ruangan. Yuda memang hobi membaca novel, di rumahnya dia punya lemari khusus untuk menyimpan koleksi novelnya.
Yuda menutup bukunya dan menatap Sari, "Temen lo memang begitu susah dinasehatin nanti juga dia berubah kalau udah ketemu sama orang yang cocok sama dia" Kata Yuda
Bulan yang merasa dibela oleh Yuda, menyunggingkan bibirnya menatap Sari, "Bener kata Yuda" Ujarnya. Sari hanya bisa menghela nafasnya melihat Bulan. Ya sudahlah Sari berdoa semoga Bulan suatu saat bisa bertemu dengan seseorang yang tepat untuknya.
"Udah udah mending kita berenang" Ujar Jono mengalihkan topik pembicaraan mereka.
"Lo aja berenang sana!gue ceburin mau lo?" Ujar Gino.
"Lo yang gue ceburin mau?" Ujar Jono
"Yah lo nantangin gue?" Gino berdiri, "Nik, bantuin gue cepat!" Ujarnya pada Niko. Niko yang mengerti dengan maksud Gino ikut berdiri dengan senyum jailnya.
Jono yang melihat Gino dan Niko yang mendekatinya merasa was-was. "Mau ngapain lo?awas aja lo berdua ya!" Ujarnya ikut berdiri menghindari Gino dan Niko. Gino dan Niko mengepung Jono dan mencoba menangkapnya. Mereka yang ada di sana hanya tertawa melihat kelakuan tiga orang itu.
"Ampun Gin, gue gak bawa baju ganti!" Kata Jono pada Gino yang berhasil menangkapnya.
"Terus urusan gue?tadi lo nantangin gue bukannya?"
"Nik seret Nik!" Ujar Gino yang sudah memegang tangan Jono dan menyuruh Niko untuk membantunya menyeret Jono ke kolam berenang. Jono yang tangannya dipegangi masih mencoba melepas dirinya.
DRINGGG... DRINGGG...
"HP siapa tuh yang bunyi?" Tanya Sari yang mendengar suara nada dering HP yang berbunyi.
"Handphone gue" Ujar Kenneth yang baru menyadari ternyata handphonenya yang berbunyi. Kenneth melihat layar handphonenya, "MAMAH" lalu dia pergi menjauh untuk mengangkat telfon.
"Iya Mah, kenapa?" Tanyanya begitu panggilan tersambung.
"Kamu gak bawa obat kamu ya?"
"Bawa Mah"
"Jadi ini apa yang Mamah pegang, kamu kebiasaan banget sih!" Di tempatnya Revina sedang duduk di meja makan sambil memegang obat Kenneth yang ditemukannya di dalam kamar Kenneth saat bersih-bersih kamar anaknya itu.
"Perasaan tadi udah Kenneth bawa,"
"Ya udah gakpapa Mah tadi Kenneth sebelum pergi udah minum obatnya juga, Mamah tenang aja" Ujar Kenneth agar Revina tidak khawatir padahal dia belum meminum obatnya itu sama sekali hari ini.
Revina menghela nafasnya, "Ya udah pulangnya jangan kemalaman ya"
"Iya Mah"
Setelah itu panggilannya pun diputus oleh Revina. Kenneth melihat layar handphonenya yang mati, lalu kembali bergabung dengan yang lain.
"Nyokap lo?" Tanya Fahri begitu Kenneth kembali duduk disampingnya.
Kenneth mengangguk, "Iya" Katanya.
"Kenapa jadi nyebur bertiga?" Tanya Kenneth yang melihat Niko, Jono dan Gino yang sudah nyebur ke dalam kolam berenang.
"Ditarik sama si Jono gak mau nyebur sendiri dia" Fahri tertawa begitu juga Kenneth sambil melihat Niko dan Gino yang sedang membully Jono di dalam kolam.
"Join seru kayaknya, ayo Ken!" Fahri berdiri sambil melepas bajunya, "Ayo Yud jangan baca novel mulu kerja lo!" Ujar Fahri, lalu tanpa aba-aba dia langsung melompat ke dalam kolam membuat air kolam bercipratan keluar.
"Fahri, basahh!" Omel Bulan yang terkena cipratan, karena kolam yang berada pas di samping tempat mereka duduk.
Yuda meletakkan novelnya, melepas bajunya dan ikut bergabung dengan Fahri dan lainnya.
"Ken ayolah gak seru lo!" Jono sedikit berteriak mengajak Kenneth yang masih diam di posisinya.
Kenneth masih enggan ikut berenang. Fahri dan Gino yang melihatnya saling memberi kode lalu naik dari kolam dan berlari mendekati Kenneth. Mereka memegang kedua tangan Kenneth memaksanya ikut turun.
"Oke oke bentar, gue turun sendiri" Ujar Kenneth memberhentikan Gino dan Fahri yang berniat menyeburkannya.
Gino dan Fahri pun melepaskan tangan Kenneth. Kenneth pun melepaskan bajunya, lalu kemudian ikut masuk ke dalam kolam.
Gino dan Fahri yang masih di atas saling lihat-lihatan kembali memberi kode, lalu kemudian mereka berdua masing-masing menarik Sari dan Bulan ikut masuk ke dalam kolam berenang.
"ANJIRRR!!!" Teriak Sari yang tiba-tiba digendong oleh Gino dan dibawanya masuk ke dalam kolam berenang.
"FAHRI, GUE GAK MAU AHH!!!" Teriak Bulan yang tiba-tiba ditarik oleh Fahri. Namun apalah daya tenaga Fahri lebih kuat dari pada Bulan, jadilah akhirnya Bulan juga pasrah ikut masuk ke dalam kolam berenang. Mereka semua tertawa, bersenang-senang di dalam kolam berenang.
"Itu luka apa?" Tanya Bulan yang kini duduk di pinggir kolam bersama Kenneth disebelahnya sambil memperhatikan yang lain yang masih bermain di dalam kolam.
Kenneth melihat luka bekas operasi di perutnya dan menatap Bulan, "Waktu itu gue pernah operasi" Ujar Kenneth tidak berusaha menutupi. Bulan mengangguk, dia ingin kembali bertanya Kenneth operasi apa, tapi entah kenapa dia memilih mengurungkan niatnya dan diam.
"Ayo gabung lagi" Ujar Bulan dan kembali ke dalam kolam. Kenneth diam sebentar memperhatikan Bulan padahal Kenneth sudah memikirkan jawaban jika Bulan bertanya lebih lanjut, tapi ternyata tidak. Kemudian Kenneth juga ikut kembali ke dalam kolam.