Cinta itu buta, mengaburkan logika dan hati nurani. Itulah yang Andien alami dalam pernikahannya bersama Daniel.
Setelah lima tahun berusaha mengembalikan perusahaan Barmastya ke performa yang lebih baik, pada akhirnya Andien tetap dibuang oleh sang suami begitu cinta pertamanya kembali.
Bukan hanya waku, perasaan, namun juga harta dan pikiran telah Andien curahkan kepada suami dan keluarganya pada akhirnya hanya satu kata yang didapatkannya “Cerai” dan diusir tanpa membawa apapun, terlunta-lunta dijalan dan terhina.
Disaat tengah merenggang nyawa, Andien yang terkapar dipinggir jalan tiba-tiba terselamatkan oleh sebuah keajaiban yang memberinya sebuah system bernama Quen System.
Dengan bantuan system, Andien bangkit. Menjadi sosok wanita sukses, kuat dan kaya raya. Diapun membalas semua perbuatan buruk sang suami dan orang-orang yang menyakitinya satu persatu dimasa lalu.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon julieta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BELANJA GILA-GILAAN
Begitu sampai dibawah, Clarissa yang dua hari kemarin sempat mendengar jika ada apartemen di lantai dua dijual, menghentikan langkah kakinya dan berbelok kearah pos security, sementara Silvi terus melangkah menuju tempat dimana mobil Clarissa terparkir.
“Pagi non Clarissa, ada yang bisa dibantu?”, tanya security ramah.
“Pagi pak. Oya, aku dengar unit no 12 dijual ya pak? apa sudah laku? ”, Clarissa berusaha mengorek informasi, demi cash back yang berlaku hari ini.
“Masih non. Kenapa, mau non Clarissa beli?”, tanyanya semangat.
“Begitu rencananya pak. Kira-kira, bapak bisa tidak menghubungi pemilik unitnya. Kalau bisa, sorean ketemu disini soalnya pagi sampai siang saya masih ada urusan diluar”, ujar Clarissa.
“Siap non. Nanti bapak hubungi pemiliknya”, jawabnya penuh semangat.
Security bernama Sonny tersebut sudah bisa membayangkan berapa komisi yang akan masuk kedalam rekeningnya nanti, begitu unit yang dititipkan kepadanya untuk dijual laku.
Meski unit yang akan dia beli tak sebesar yang Clarissa tinggali, setidaknya jika Silvy berada di tempat yang sama dengannya, wanita muda itu tak tak perlu capek bolak-balik untuk menjemput dan mengantarnya pulang setiap hari. Dan jika ada hal penting yang mendadak harus dia urus, dia bisa langsung menemaninya pergi.
Semua hal telah Clarissa pikirkan dan perhitungkan dengan cermat. Selain mendapatkan cash back 10x dia juga mendapatkan banyak keuntungan disini.
Setelah berkendara selama dua puluh menit, keduanya tiba di mall terbesar dikota M. Setelah memarkirkan mobil, Clarissa pun segera menggandeng Silvy untuk berbelanja. “Kak, hari ini kita bersenang-senang seharian. Kakak bisa pilih apapun yang kakak suka, aku yang bayar”, ucap Clarissa sambil menepuk dadanya penuh kebanggaan.
Silvy yang mendengar nada kesombongan dalam ucapan Clarissa, hanya terkekeh geli sambil menggeleng-gelengkan kepala.
Melihat kedatangan Clarissa, salah satu pegawai toko yang masih jelas mengingat wajah cantiknya sebagai orang yang tak ragu memberi tips besar kepada pramuniaga jika dia puas dengan pelayanannya, segera membagikan fotonya di grub, membuat seluruh mall heboh seketika.
Semua penjaga toko berdiri diluar, siap menyambut dan berharap Clarissa bisa mampir dan membeli barang di toko mereka.
Selain terkenal membeli tanpa menawar, Clarissa yang gemar memberikan tips besar kepada pramuniaga toko membuat semangat semua orang yang kebetulan berjaga di shift pagi merasa senang.
“Silahkan masuk kak. Kebetulan ada beberapa model pakaian baru datang malam tadi”, ucap salah satu pegawai toko pakaian ramah.
Clarissa yang memang sejak awal niatnya untuk memborong semua yang ada di mall demi memanfaatkan jackpot yang didapatkannya, pun segera menarik Silvy masuk kedalam toko.
Tak ada system, namun notifikasi internet bangking miliknya terus berbunyi, membuat senyum lebar terus tercetak diwajah cantik Clarissa setiap kali keluar dari toko dan ponselnya bergetar.
“Hari ini, aku benar-benar akan menggendutkan rekeningku”, ujarnya bersemangat.
Clarissa yang tak mau ribet membawa banyak barang belanjaan, menyuruh pihak toko untuk mengantar langsung barang-barangnya ke apartemen miliknya.
Silvy yang terus ditarik untuk masuk kedalam toko dan memilih apapun untuk dibeli merasa kelelahan dan tak enak hati.
“Sudah Cla, kamu sudah membelikan kakak banyak barang”, ujar Silvy menolak ketika lagi-lagi Clarissa menyodorkan barang branded dengan harga fantastis kepadanya.
“Tapi kan kedua orang tua kak Silvy dan kedua adik kakak juga belum dibelikan. Kali ini, aku dapat untung besar, jadi wajar jika aku akan berbagi”, ucap Clarissa final.
Melihat kekeraskepalaan Clarissa, Silvypun hanya bisa pasrah ditarik kesana kemari. Selain membelikan seluruh anggota keluarga Silvi baju, sepatu, hingga tas dan peralatan sekolah adik-adiknya, Clarissa juga membelikan tiga set seragam sekaligus untuk karyawan di toko stationary dan coffe shop miliknya.
Selain itu, dia juga akan memberi mereka semua perhiasan sebagai bonus untuk bulan ini atas kinerja mereka yang baik sehingga dia meraup keuntungan yang besar dalam usahanya.
“Maksimalkan cash back! Perkaya dirimu! Hahahaa”, batin Clarissa bahagia.
Bukan hanya Clarissa saja yang bahagia, seluruh karyawan toko yang berhasil dia masuki tersenyum lebar setelah menerima tips yang sangat besar, membuat para karyawan yang masuk shif sore merasa iri.
Karena hampir seluruh toko didalam mall telah Clarissa kunjungi, wajah dan namanya sebagai orang kaya yang dermawan pun semakin melekat dalam benak para karyawan yang langsung bisa menutup target harian dengan cepat hari ini setelah mendapatkan costumer loyal seperti Clarissa.
Jika Clarissa sedang bahagia, Daniel dan keluarganya sedang dalam suasana hati yang buruk setelah palu hakim terketuk dan pria itupun resmi menghuni hotel prodeo untuk tiga tahun kedepan.
Selain hukuman penjara, Prasetya juga diwajibkan untuk mengganti semua dana yang telah Daniel ambil dari perusahaan, membuat pria itu harus merelakan rumah yang baru dia huni beberapa pekan kembali hilang.
“Aku tak mau tinggal ditempat kecil dan sempit seperti ini pa”, renggek Siska setelah dia harus pindah dan tinggal di rumah sederhana dengan dua kamar yang berhasil Parsetya beli.
“Setidaknya, kita tak sampai kepanasan dan kehujanan ma. Lagipula, ini rumah kita sendiri, bukan sewa. Kecil tak apa, asal bersih dan tertata rapi”, ujar Prasetya sambil berlalu.
Siska mencebik bibirnya melihat sang suami yang telah pergi untuk kembali ke kantornya karena ada beberapa hal penting yang harus dia lakukan hari ini.
Brak!
Siska menutup pintu rumah sederhana yang dibeli Prasetya dengan kasar dan segera masuk kedalam kamarnya, mengaduh kepada Luna agar bisa membelikannya rumah yang lebih besar dan lebih baik dari ini.
Luna yang saat ini tengah bersama sugar daddynya, kembali mendapat keluhan dari sang mama, semakin enggan untuk pulang.
Apalagi setelah dia tahu jika kakaknya telah dipenjara dan sekarang keluarganya pindah ke rumah kecil yang ada didalam perkampungan, semakin enggan rasanya dia untuk pulang dan meninggalkan kemewahan yang ada disini.
Luna hanya mengirimkan uang kepada Siska dan mengatakan jika dia sibuk sehingga tak ada waktu untuk pulang menemui ibunya.
Melihat transferan yang Luna berikan, senyum lebar Siska pun merekah. “Tak apalah Luna tak pulang, asalkan transferannya terus mengalir kerekeningku”, ujarnya senang.
Siska pun segera memesan taxi online yang akan membawanya pergi belanja. Meski tak bisa membeli barang mewah, setidaknya dengan uang yang Luna kirimkan dia masih bisa membeli barang-barang mahal dan makan dengan enak.
Para tetangga yang melihat pendatang baru mereka yang tampak sombong pun enggan untuk menyapa dan hanya menatap Siska yang pergi dengan dandanan cetar membahana dengan tatapan sinis.
“Kudengar, keluarga itu jatuh miskin setelah menguasai harta menantunya dan mengusirnya kejalan dengan kejam”, ucap salah satu tetangga Siska bergosip.
“Itu namanya karma. Sekarang, tak perlu menunggu lama untuk karma bekerja”, ucap ibu-ibu yang lain menimpali.
Para ibu-ibu yang duduk dibawah pohon mangga, diatas kursi kayu yang luas sambil menunggu anak mereka pulang sekolah, terus bergosip mengenai Siska dan keluarganya.
Antena di kampung lebih panjang, sehingga informasi sekecil apapun bisa tersebar dengan cepat dalam waktu sekejap.
Mengenai pertengkaran antara Siska dan Prasetya pagi ini, setelah mereka pindahpun juga sudah menyebar layakanya angin yang bertiup kencang, tentunya telah dibumbui agar menjadi semakin menarik.
Siska yang tahu jika hidup didaerah perkampungan sangat keras, saat ini berusaha untuk menghibur diri dengan membelanjakan uang yang baru saja Luna berikan agar siap menghadapi kejulidan para ibu-ibu yang ada diwilayah tempat tinggalnya begitu dia pulang nanti.
“Brengsek! Ini semua gara-gara Andien! Jika saja dia mau pergi dengan ikhlas, mungkin nasibku tak akan seburuk ini”.
Siska dan Daniel masih belum juga sadar dan terus mencari sosok untuk disalahkan atas kesialan dan nasib buruk yang mereka alami tanpa sedikit pun mencoba untuk introspeksi diri jika semua hal buruk yang menimpa mereka merupakan buah dari perbuatan yang telah mereka lakukan selama ini.
lanjuut