NovelToon NovelToon
AMBISI SANG ANTAGONIS

AMBISI SANG ANTAGONIS

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / One Night Stand / Pelakor / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Angst
Popularitas:118.5k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

Di malam pertunangannya, Sahira memergoki pria yang baru saja menyematkan cincin pada jari manisnya, sedang bercumbu dengan saudara angkatnya.

Melihat fakta menyakitkan itu, tak lantas membuat Sahira meneteskan airmata apalagi menyerang dua insan yang sedang bermesraan di area basement gedung perhotelan.

Sebaliknya, senyum culas tersungging dibibir nya. Ini adalah permulaan menuju pembalasan sesungguhnya yang telah ia rancang belasan tahun lamanya.

Sebenarnya apa yang terjadi? Benarkah sosok Sahira hanyalah wanita lugu, penakut, mudah ditipu, ditindas oleh keluarga angkatnya? Atau, sifatnya itu cuma kedok semata ...?

"Aku Bersumpah! Akan menuntut balas sampai mereka bersujud memohon ampun! Lebih memilih mati daripada hidup seperti di neraka!" ~ Sahira ~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

ASA : 08

“Apa kau sudah tak waras, Dedi?!” Sigit menatap sengit sahabatnya.

“Aku tak percaya bila itu dia. Rekaman cctv jalan sewaktu kejadian mati total, hal tersebut menambah kecurigaan ku atas kejanggalan kecelakaan yang terjadi!” Dedi Tama tak kalah keras nada suaranya.

“Dia dikubur di pemakaman umum padat penduduk, tak nya kau takut bila saat penggalian ada yang mencurigai, terlebih diam-diam merekam, lalu menjadi viral dan banyak kaum penasaran mencari tahu, tak lama kemudian terkuak sudah kalau dia anak angkat ku dan seorang Chef andalan Wita resto, itukah yang kau mau?!” hardik Sigit.

"Adapun dilakukan otopsi, dengan apa kita mencocokkan tes DNA nya? Asal usulnya saja tak jelas! Riwayat kesehatannya pun tak ada. Pakai otakmu sebelum berkicau!" Sigit terlihat begitu emosi, sampai urat lehernya menonjol.

“Lantas kita harus bagaimana? Diam saja menerima kehancuran bisnis warisan keluarga kita sejak puluhan tahun lalu, iya?!” pekik Dedi sembari menatap nyalang.

“Cukup!” Widya membentak, dia muak dengan suasana tegang, kalut, cemas, yang setiap hari mewarnai harinya semenjak kematian Sahira. “Gunakan akal sehat kalian! Bukannya berlaku seperti orang gila yang saling menyerang!”

“Utus salah satu orang terpercaya, beli menu andalan terbaru Resto Nusantara, kemudian perintahkan koki terbaik selain Sahira untuk mencicipinya, suruh dia membuat sama persis dengan cita rasa lebih lezat, agar bisa kita luncurkan pula menu terbaru Wita resto!” titahnya dengan sorot mata tajam.

Untuk sementara waktu, hanya ini yang bisa mereka lakukan, menggunakan cara licik demi mempertahankan para pelanggan agar tidak lari ke restoran saingan mereka yang sudah berdiri semenjak puluhan tahun lamanya.

.

.

Thariq ~ Apa kau ingin sesuatu Hira?

Sahira membaca pesan singkat yang dikirim calon suaminya, bibirnya menyunggingkan senyum muak, tetapi jemarinya lincah menulis kata.

Sahira ~ Hira ingin Abang menginap di sini, kalau malam hari terlalu sepi bila seorang diri.

Langsung tanda biru chat balasannya, Thariq tidak keluar dari room obrolan.

Thariq ~ Jangan sok menggoda, apabila saat bertemu dan baru dipandangi pipimu sudah memerah.

Sahira ~ Baiklah Abang, selamat bekerja. Kalau perlu lembur agar segera selesai urusannya lalu cepat kembali pulang dan kita langsung naik pelaminan.

Thariq ~ Siap Hira, jaga kesehatanmu, jangan sampai sakit! Bila ingin sesuatu, langsung saja hubungi nomor kontak yang kemarin ya?

Sahira tidak membalas dengan kalimat tapi emoticon senyum pipi bersemu merah.

Setelahnya, wanita yang hampir dua minggu ini menempati apartemen milik Thariq Alamsyah, tengah menelepon orang kepercayaannya. Begitu serius dia mendengarkan, senyum puas tak luntur dari bibirnya.

“Tunggu sebentar lagi, sampai aku sudah menjadi istrinya. Maka takkan ada satupun yang dapat menghalangi langkah ku,” monolognya seorang diri.

.

.

Jauh di seberang sana, tepatnya restoran kota Padang Sumatera Barat. Thariq masih senyum-senyum seorang diri, berulangkali membaca ulang pesan dari Sahira.

Dia seperti seorang remaja yang sedang jatuh cinta, suka sekali melihat ponsel, mengecek ada atau tidaknya pesan dari Sahira, padahal nada dering handphone nya tidak di senyap kan.

Damar yang sedari tadi menemani makan siang atasannya, memilih diam. Diapun bingung kala ingin mendeskripsikan sikap bos nya itu.

“Apa berkas pernikahan saya dengan Sahira sudah lengkap?” Thariq memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku jaket jeans bagian dalam.

“Sudah, Tuan. Tinggal menunggu persetujuan dari Nyonya Arimbi, agar bisa langsung diproses untuk terbit,” ucap Damar.

Thariq terdiam, rautnya sama sekali tidak terlihat enggan, cemas, maupun menyesal.

Sebenarnya, dia sudah ingin mengatakan sewaktu pulang dari apartemen yang ditinggali oleh Sahira, tapi Arimbi sedang berada di luar kota melakukan fashion show busana rancangannya, setelahnya dia sendiri pun harus terbang ke Padang, menyambangi pabrik cabang milik keluarganya.

“Pesan tiket pesawat paling pagi untuk kepulangan kita esok hari,” titahnya.

“Biak, Tuan.”

.

.

Di sebuah hunian komplek perumahan kelas menengah ke atas, sedang terjadi kehebohan dikarenakan wanita paruh baya yang bergelar ibu itu terlihat sibuk sekali mengolah menu masakan kesukaan putranya, yang hari ini pulang dari perjalanan bisnisnya.

“Ma, sudahlah! Tak nya mungkin Abang bisa menghabiskan menu sebanyak itu. Kasihan pula para Bibik terlihat kelelahan.” Mustika, adik dari Thariq Alamsyah, meminta sang ibu untuk berhenti memasak.

“Kau ini tak bisa melihat orang senang, sekali-kali nya Mama turun ke dapur. Padahal hari biasa mana lah pernah.” Ayda memukul pelan lengan putrinya, lalu ia mencuci tangan dan keluar dari dapur.

“Terima kasih ya Kak,” dua orang asisten rumah tangga tersenyum sumringah yang langsung dibalas kedipan mata oleh Mustika.

“Daripada Mama mondar-mandir macam tukang tagih bank plecit, alangkah baiknya pijat punggung ku yang pegal-pegal ini!” Mustika menepuk sisi sofa, meminta sang ibu untuk duduk.

"Pakailah koyok kalau lagi bekerja, biar tak keropos tulang mu macam orang jompo saja,” dengus sang ibu, tapi tak pelak duduk membelakangi putrinya dan mulai memijat.

“Apa pulak Mama ini! Masa kerja diruangan ber AC pakai koyok yang baunya menyengat, nanti teman satu divisi ku pingsan baru tahu rasa.”

Plak.

“Tinggal bilang Abang mu minta dipindahkan jadi buruh menjemur atau memotong kulit kayu manis, maka beres perkara! Tak payah tiap bentar Mama pijat badanmu, buatkan jamu kuat. Bikin repot saja!” Ayda memukul cukup keras punggung putrinya.

Mustika menoleh ke belakang, menatap malas ibunya yang terkenal ringan tangan, sedikit-sedikit main pukul. Tertawa, terkejut, antusias, pasti akan memukul siapa saja yang didekatnya.

“Pelan dikit lah Ma! Pedas kali rasanya. Taknya Mama sadari kalau tangan mu itu kayak Algojo!”

“Berani ya kau mengatai Mama mu sendiri, mau kau kumasukkan lagi kedalam perut, iya?!”

Tanpa mereka sadari bila interaksi hangat itu diperhatikan oleh Thariq Alamsyah. Dia begitu bersyukur memiliki dua wanita tangguh, penuh kasih. Meskipun terlihat sering tak akur, tapi ibu dan adiknya saling menyayangi dan penuh kasih.

Terlebih sang ibu, bagi yang belum mengenalnya, pasti akan mengatakan dia sosok judes, tatapan memusuhi, intonasi suara seperti orang mengajak ribut, tapi memang seperti itulah ibunya, sudah keturunan suku mereka.

Sementara Thariq Alamsyah, menurun dari almarhum ayahnya, bertutur tegas, tenang, tidak menggebu-gebu, terlebih dia sekarang seorang pebisnis terbilang sukses.

“Tak ada yang lebih saya rindukan selain wangi minyak gosok, suara bak guntur, dan perdebatan sperti di pasar ikan,” sindirnya, berjalan mendekati wanita tersayangnya.

“Abang!” Mustika langsung beranjak, begitu juga dengan bu Ayda, mereka berebut memeluk kepala keluarga Alamsyah.

Thariq merentangkan tangan memeluk keduanya sekaligus, mencium pucuk kepala ibu dan adiknya.

“Arimbi belum pulang?” tanyanya setelah melerai pelukan.

“Jam segini jangan tanya keberadaan kak Arimbi di rumah ini, tentulah tak ada dia. Entah dimana, sedang apa, mana pernah kasih kabar. Tahu-tahu besok pagi telah berpakaian rapi dan siap pergi lagi,” cela Mustika sinis. Sedari awal dia memang tidak cocok dengan kakak iparnya.

“Muncung kau ini, pedas betul. Minta di sumpal sambal.” Tangannya tidak berhasil menarik mulut putrinya.

“Kan memang betul. Rumah kita ini sudah kayak hotel dibuatnya,” gerutu Mustika.

“Sudahlah, lebih baik kita makan malam saja!” Thariq melerai, agar tidak berkepanjangan. "Setelah makan malam nanti, ada hal serius yang ingin saya sampaikan."

"Tentang apa, Bang ...?"

"AKU TAK SUDI DI MADU!!"

.

.

Bersambung.

1
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
jangan2 sebenarnya Adisty pun ada niat buat dapetin Thariq pula🤣
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
kok Adisty ini ngeselin yaa , semoga rencana mu berbalik ke kamu atau Arimbi atau jenny biar mampus kalian semua
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
lahh kan si Abang mulai luluh duluan , haduh semoga secepatnya ganti Hira yang luluh trus lupa sama rencana nya
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
parah si Hira blak2an beneran ehh kan bikin merinding gini 🤣🤣
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ehh beneran ini cuma pelukan doang 🤣 duh nanggung loh 🤭
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
alamakk Hira tanganmu nakal yaaa tau aja mana yg harus dipencet2🤣
narti bintang
Luar biassaaa...karya thor slalu ter the best👍
aryuu
sudah kudugong Sahira ini assuu juga 🤭🤭 dia pukul rata orang baik ,, tulus sama jahat dia perlakuan sama....
lyani
ini org kepercayaan Hira. pemilik Nusantara rupanya meski racikan ttp tangan Hira
Zeliii... S
Apa maksud kata²Thariq ya??? Apa dia tau kalo sahira rubah kecil yg licik... 🤔🤔🤔🤔🤔🤔🤔
SasSya
adistyyyyyy
Kamu bermain di mana ty???
kaya bunglon 🤓
Zeliii... S
para iblis betina sedang menyusun rencana jahat untuk sahira semoga berbalik kepada mereka senjata makan tuan...!!!!!!
Zeliii... S
Makin kesini ceritanya makin seruuu... bikin gak sabar nunggu part selanjutnya... 🤗🤗🤗🤗🤗
SasSya
hooooooo
kaya ada clue
Thoriq sebenarnya sudah tau niat awal Sahira 😃🤔
aryani
curiga ma adysti. Sahira hati² para perusuh akan datang
Nur Hamidah
kryamu selalu di tunggu kak
Secret Admire
apakah Adisty orang yang menjebak Thariq dulu dengan obat perangsang? sepertinya Adisty juga mencintai Thariq 😁
Ayanii Ahyana
adisty kyknya di pihak sahiraaaaa
🌷💚SITI.R💚🌷
Aditya ini mau menjerumuskan kedua dan tr dia yg menari di atas luka
🌷💚SITI.R💚🌷
jangan smp kecewa ya thoriq..klu sahira memanfaatkan kamu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!