NovelToon NovelToon
Kisah Singkat Chen Huang

Kisah Singkat Chen Huang

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Romantis / Fantasi Timur / Dikelilingi wanita cantik / Mengubah Takdir / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:215.7k
Nilai: 4.7
Nama Author: DANTE-KUN

Chen Huang, remaja 15 tahun dari desa kecil di benua Dong, bermimpi menjadi praktisi bela diri terkuat dan berdiri di puncak dunia. Bergabung dengan Akademi Xin, ia menghadapi persaingan sengit, intrik antar klan, dan rahasia gelap dunia bela diri. Bisakah Chen Huang meraih impiannya ataukah kerasnya dunia beladiri mengalahkan tekadnya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DANTE-KUN, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 28 — Menerobos

Malam harinya - Di Kamar Asrama.

Di dalam kamar asrama, suasana cukup tenang. Shen Lu sedang duduk di sudut kamar sambil membaca buku teknik bertarung yang baru ia peroleh, sementara Chang Su bersantai di atas kasurnya dengan setumpuk camilan yang hampir menggunung.

Di tengah ruangan, Chen Huang duduk bersila dengan tenang di lantai, batu spiritual kelas rendah berwarna merah terang diletakkan di hadapannya. Energi samar mengalir dari batu itu, memancarkan aura yang menenangkan tapi penuh potensi.

"Apakah kau yakin bisa menyerap energi batu spiritual secepat itu?" tanya Shen Lu dengan nada ragu. "Biasanya butuh waktu beberapa hari untuk sepenuhnya mengosongkan batu seperti itu."

Chen Huang hanya tersenyum tipis, tidak terganggu oleh komentar itu. "Aku akan mencobanya," jawabnya singkat.

Chen Huang menutup matanya perlahan dan mulai mengatur napasnya. Udara di sekitar ruangan terasa berubah. Suasana yang tadinya santai mendadak penuh konsentrasi. Chang Su menghentikan kunyahannya, sementara Shen Lu menutup bukunya, kini sepenuhnya memperhatikan Chen Huang.

Energi merah dari batu spiritual mulai berpendar, seperti aliran kecil cahaya yang merayap masuk ke dalam tubuh Chen Huang. Prosesnya begitu halus dan konsisten, seperti sungai yang mengalir tenang ke danau.

Detik demi detik berlalu. Chen Huang merasakan energi spiritual mengalir melalui nadinya, mengisi setiap pori-pori tubuhnya, memperkuat struktur dalamannya, dan memadatkan inti spiritualnya. Seluruh tubuhnya terasa seperti disiram oleh kekuatan hangat yang menyegarkan.

Tiba-tiba, aura di sekitar Chen Huang mulai berubah. Energi yang tadinya stabil mulai meningkat drastis, seperti badai kecil yang meledak di dalam kamar. Batu spiritual di depannya mulai meredup, perlahan kehilangan cahayanya, menandakan energi di dalamnya telah sepenuhnya terserap.

"DUAR!"

Suara mendalam bergema pelan saat energi itu memuncak, mengirimkan getaran lembut di lantai kamar. Cahaya keemasan yang samar menyelimuti tubuh Chen Huang, membuatnya tampak seperti patung dewa dalam meditasi.

Chang Su terperangah, setengah camilannya hampir jatuh dari tangannya. "Apa-apaan ini? Dia benar-benar berhasil!"

Shen Lu, yang biasanya tenang, berdiri dari tempat duduknya. "Dia... dia menerobos ke ranah pengumpulan energi tahap awal dalam waktu secepat ini?" suaranya penuh kekaguman.

Chen Huang membuka matanya perlahan, napasnya stabil dan matanya bersinar dengan semangat baru. Aura yang memancar darinya kini terasa jauh lebih kuat dan lebih terfokus daripada sebelumnya.

Chang Su menghampiri Chen Huang dengan wajah penuh kekaguman. "Chen Huang, kau monster! Bagaimana bisa kau menyerap energi secepat itu? Aku butuh waktu seminggu hanya untuk mendapatkan sedikit efek dari batu spiritual itu."

Chen Huang tersenyum tipis. "Mungkin karena aku terbiasa berkultivasi di kondisi yang sulit. Ini bukan hal yang baru bagiku," katanya dengan rendah hati.

Shen Lu mendekat, matanya penuh rasa hormat. "Kau tidak hanya memiliki akar spiritual superior, tetapi bakatmu juga luar biasa. Kau benar-benar akan menjadi seseorang yang hebat di Akademi ini."

Chen Huang berdiri, meregangkan tubuhnya sejenak. "Terima kasih, Shen Lu, Chang Su. Tapi perjalanan ini baru saja dimulai. Aku harus bekerja lebih keras untuk terus maju."

...

Keesokan paginya - Di Area Pegunungan

Mentari pagi menembus lembut melalui celah dedaunan, menyinari sebuah aliran sungai jernih yang mengalir dengan tenang. Chen Huang dan Ning Xue berdiri di tepi sungai, angin pegunungan yang sejuk menyentuh wajah mereka. Tempat ini adalah surga tersembunyi di sekitar Akademi Xin, lokasi yang sempurna untuk berlatih teknik bertarung.

Chen Huang membawa belati kecilnya, senjata yang telah menemaninya melewati berbagai perburuan binatang spiritual. Ia memandangnya dengan penuh rasa percaya diri, meskipun sederhana, belati itu adalah simbol kerja keras dan perjuangannya. Di sisi lain, Ning Xue memegang sebuah pedang panjang milik Akademi, pedang pinjaman yang menjadi alat baginya untuk mempelajari teknik pedang dasar.

Chen Huang membuka buku teknik "Jurus Belati Terbang" yang ia dapatkan dari perpustakaan Akademi. Ia membaca instruksinya dengan seksama. Teknik ini memerlukan kecepatan, ketelitian, dan penguasaan terhadap kekuatan lemparan belati untuk menciptakan serangan yang mematikan.

"Teknik ini mengandalkan kontrol penuh atas belati dan energi spiritual," kata Chen Huang sambil mencoba mengingat poin-poin penting dari buku itu. Ia mengambil posisi, menggenggam belati dengan erat. Dengan satu gerakan cepat, ia melempar belati itu ke arah sebuah pohon kecil. Belati melesat tetapi hanya mengenai bagian samping batang pohon, jauh dari target yang ia bayangkan.

Ning Xue yang sedang mengamati tersenyum kecil. "Kau masih harus banyak belajar, Chen Huang," godanya dengan nada lembut.

"Tunggu saja," jawab Chen Huang dengan senyum percaya diri.

Ning Xue mulai berlatih dengan pedangnya, mengayunkannya perlahan sesuai instruksi dari teknik pedang dasar. Gerakannya lembut namun penuh kehati-hatian, seakan setiap ayunan adalah seni yang ia pelajari dengan tekun.

"Teknik ini mengajarkan dasar-dasar yang sangat penting, tetapi juga menguji ketelitian dan fokus," ujar Ning Xue pada dirinya sendiri. Ia mempraktikkan posisi kaki yang stabil, menjaga keseimbangan tubuh, dan memastikan setiap ayunan pedangnya tetap sesuai dengan jalur yang diinstruksikan.

Di sela latihan, Chen Huang berhenti sejenak untuk berbicara. "Ning Xue, ada sesuatu yang ingin kuberitahukan."

Ning Xue menoleh, mengusap keringat di dahinya dengan lengannya. "Apa itu, Chen Huang?"

Chen Huang tersenyum bangga. "Aku berhasil menerobos ke ranah pengumpulan energi tahap awal setelah menyerap energi dari batu spiritual kemarin malam."

Mata Ning Xue membelalak. "Benarkah? Itu luar biasa, Chen Huang! Kau benar-benar cepat."

Chen Huang mengangguk. "Tapi itu bukan berarti aku bisa santai. Teknik belati ini cukup sulit untuk dikuasai, dan aku harus memanfaatkan setiap peluang untuk melatihnya."

Ning Xue tersenyum, menatapnya dengan penuh rasa bangga. "Kalau begitu, aku juga tidak boleh kalah. Aku akan menguasai teknik pedang dasar ini dengan baik!"

Selama beberapa jam berikutnya, mereka berdua terus berlatih. Chen Huang mulai memahami sudut yang tepat dan kekuatan yang dibutuhkan untuk melempar belati dengan akurat, sementara Ning Xue semakin percaya diri dengan kombinasi gerakan pedangnya.

Air sungai yang mengalir, suara angin, dan semangat mereka menciptakan harmoni yang unik di tempat itu. Di bawah langit pegunungan Chengdu, Chen Huang dan Ning Xue memulai perjalanan mereka untuk menjadi lebih kuat, langkah demi langkah menuju mimpi besar mereka.

1
Ismaeni
makin kemari semakin lama update-nya yaa?
Abi
macet terus
qwenqen
betul sekali comen di atas,ceritanya kurang jelas dulu klan long dan gu,cuma klan gu yang jelas nasibnya dan sekarang klan bai sama sekte pedang awan cuma sekte pedang awan ajah yg jelas nasibnya
Juhana Saragih
lanjutkan n mantapp
Sarip Hidayat
waah


ketua perampas juga 😀😀😀
Rinaldi Sigar
lanjut
Rinaldi Sigar
lnjut
Rinaldi Sigar
lanjut
Saodah Xiaomi
emang klan bai GK punya markas Thor, sampai sampai gak pergi kesana. di lengkapi dulu jalan critanya,baru di tutup.kaya kemarin kemarin, tidak di datangi tempat kekeaisaran. kalau saya baca terus, ini alurnya mungkin akan nanggung terus. udahan lah
Aman 2016
akhirnya Chen Huang jadi gila harta.tapi itu harus karena itu jika tidak diambil orang lain
Aman 2016
top top markotop lanjut
Aman 2016
mantul Thor lanjut
Rinaldi Sigar
lanjut
Aman 2016
mantab Thor lanjut
Yuga Pratama
boooooleeeeeeeeeh
Rinaldi Sigar
secangkir kopi dan 1 vote buat author
Rinaldi Sigar
lanjut thor
Cecep Agus soleh
o_o
udenk
jadinya beristri 3 nich
Sarip Hidayat: ahc kawin juga dia
total 1 replies
Yuga Pratama
woooooy
yg 2 kemana
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!