NovelToon NovelToon
Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Gadis Cupu Mengandung Benih Dosen Duda

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Duda / Konflik etika / Beda Usia / Cinta pada Pandangan Pertama / Romansa
Popularitas:12.8k
Nilai: 5
Nama Author: Erchapram

"Tolong jangan sentuh saya, Pak." Ucap seorang gadis cantik berkacamata bulat dengan tubuh bergetar hebat. Gadis itu terisak pilu ketika mahkota yang selama ini dijaga, direnggut paksa oleh seorang dosen.

Azura Saskirana seorang mahasiswi tingkat akhir yang sedang mengerjakan skripsi di ruang perpustakaan di malam hari yang sepi ditengah hujan badai. Zura hari itu memang sengaja ingin menyelesaikan skripsinya yang tinggal sedikit lagi selesai. Disaat bersamaan hujan turun dengan lebat disertai angin, membuat dia enggan beranjak. Karena tempat kostnya terletak lumayan jauh dari kampus, jadi dia memutuskan untuk menunggu hujan reda baru akan pulang itupun dia masih harus berjalan kaki.

Garvin Reviano Agler, seorang dosen yang sudah lama menduda dan berhati dingin setelah pernikahan dengan wanita yang dicintainya gagal karena wanita itu lebih memilih pergi untuk mengejar karir. Malam itu Garvin dijebak oleh dosen wanita yang terobsesi dengannya dengan minuman yang sudah dicampur obat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Erchapram, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Mencari Jejak Zura

Di sebuah rumah besar berbentuk limas dengan dinding kayu ulin, dan jendela besar khas rumah jaman kuno berlantaikan semen itu nampak seorang gadis yang kini menjadi wanita hamil sedang sibuk membersihkan rumah yang kotor akibat lamanya ditinggal oleh pemiliknya terdahulu.

Setelah satu hari perjalanan Zura akhirnya menampakkan kaki di sana.

Zura tersenyum melihat sekeliling rumah, teringat kenangan ketika masih kecil bersama ibu kandung dan kedua kakek neneknya. Bercanda tawa bersama, seolah hidup indah tanpa beban.

"Huff, kotor sekali rumah ini. Rasanya sudah seharian aku bersihkan. Tapi masih juga belum selesai. Akunya yang terlalu lelet atau rumah ini yang terlalu besar."

Meskipun dengan mengomel sendiri, gadis cantik dengan penampilan cupu ini tetap semangat merapikan rumah yang akan menjadi tempat tinggal untuknya.

Kampung halaman ibu kandung Zura terletak di pelosok desa di pinggiran sawah yang asri dan juga terdapat sungai yang segar.

"Mungkin aku akan membesarkan anakku seorang diri di sini." Monolognya.

Sedangkan di rumah ayah Ruslan kini terdengar pertengkaran yang selama ini tidak pernah terjadi. Setelah mendengarkan keluh kesah dari sang putri, saat ini ayah Ruslan minta kejujuran dari ibu Yuliana. Tentu saja diawal dia tidak ingin mengatakan kebenarannya, tapi karena jengah dicecar suaminya. Akhirnya ibu Yuliana membongkar sendiri aib dirinya.

"Iya, mas iya aku selama ini selalu minta anakmu itu mengirimi aku uang. Itu juga karena kamu sudah tidak bekerja, aku dapat uang dari mana lagi. Toko milik istri pertama kamu sudah sangat sepi pembeli."

"Tapi tidak dengan meneras Zura, bu. Kasihan dia, di kota hidup sendiri mengandalkan beasiswa untuk kuliahnya. Sedangkan aku sebagai orang tua tidak bisa memberikan nafkah untuk putriku itu." Tangis ayah Ruslan.

"Kamu menangis, hanya karena Zura. Anak yang lahir dari istri yang bukan wanita yang kamu cintai?" Ibu Yuliana mendengus.

"Aku memang tidak mencintai ibu kandung Zura, tapi tidak dipungkiri jika Zura adalah putri kandungku."

"Hanya putri kandung, bukan berarti kamu harus mengorbankan hidup untuknya. Kamu hanya boleh berkorban untukku. Wanita yang sejak dulu kamu cintai mas. Bukan siapa pun itu." Ucap keras ibu Yuliana.

"Kali ini kamu keterlaluan bu, sekarang kembalikan semua pemberian dari juragan Kadir. Nanti malam dia akan datang ke sini." Ujarnya.

"Hanya sertifikat tanah yang isinya juga masih utuh. Untuk uang sudah habis semua. Dan perhiasan masih utuh." Ucap ibu Yuliana.

"Uang sebanyak itu habis dalam hitungan hari, kamu buat apa bu?" Tanya ayah Ruslan marah.

"Uang seratus juta dapat apa, ya habis lah." Jawab enteng ibu Yuliana tanpa rasa bersalah.

"Astagfirullah, jadi seperti ini watak asli kamu bu." Ayah kecewa.

"Dari dulu aku seperti ini, kamu saja yang baru sadar."

"Dan kesadaranku datang di waktu yang tidak tepat. Aku terlambat menyadarinya, hanya karena rasa cintaku."

"Sekarang bagaimana bu? Dengan apa kita harus mengganti uang juragan Kadir yang nominalnya besar itu."

"Karena ini kesalahan Zura, ya minta saja sama dia. Suruh dia tanggung jawab karena menolak perjodohan ini. Lagi pula, anak tidak jelas asal usulnya kok dipertahankan. Gugurkan saja beres urusan."

"Kamu memang gak punya hati bu, mana mungkin Zura berani bertindak nekat seperti itu. Zura putriku terkenal lembut dan pendiam."

"Tapi hamil di luar nikah, mana mungkin pendim jika seperti itu. Pasti itu hanya kedok, aslinya putri kamu itu liar."

"Jangan lupa bu, jika Daffa juga liar. Dia menghamili Lestari sebelum mereka menikah. Tapi kamu tidak memarahi anak kamu itu."

"Karena Daffa laki-laki, hal seperti itu wajar menurutku." Ucap Ibu.

"Ya, aku baru tahu jika kamu memang pilih kasih bu. Selama ini karena Zura diam, aku bahkan tidak bertanya apa pun tentang perasaannya. Sekarang aku mengerti, jika kamu memang hanya sebatas ibu tiri. Tidak sekalipun kamu menyayangi putri kandungku itu."

"Sekarang aku tidak mau tahu, urusan juragan Kadir adalah urusanmu."

Sedangkan Garvin semalaman tidak bisa tidur dengan nyenyak. Hatinya tidak hanya merindu dan hampa, tapi juga terselip penyesalan akan sikapnya.

"Aku harus mencari kamu kemana Zura, jujur saja aku tidak tahu banyak tentang dirimu dan keluargamu. Bahkan tempat kelahiranmu aku tidak tahu ada di mana." Gumam Garvin merasa putus asa.

Tok tok tok

"GARVIN..." Teriak mama Kalynda membuat heboh rumah.

"Ada apa Ma?" Tanya Garvin dengan wajah yang terlihat kusut.

"Kamu ini bukannya mencari keberadaan menantu mama, malah berdiam diri saja di kamar. Ayo kita pergi, mama akan ikut mencari."

"Kita cari kemana ma? Sedangkan aku tidak tahu banyak tentangnya."

"Astaga, putraku ternyata lemot juga. Kamu ini dosen, bisa lihat di arsip mahasiswa alamat rumahnya."

"Tapi kan kemarin dia sudah diusir oleh orang tuanya, tidak mungkin jika dia pulang ke sana." Ucap Garvin putus asa.

"Setidaknya, kamu katakan niat baikmu untuk mempersunting putri mereka. Dan katakan kebenaran tentang kalian berdua."

"Jangan jadi pecundang apalagi pengecut yang tidak berani mengakui kesalahannya. Meskipun akan ada konsekuensi buruk yang harus kamu terima, setidaknya jangan limpahkan semua kesalahan pada Zura. Semua berawal dari dirimu."

"Baik, ma tunggu di bawah sebentar. Aku akan ganti baju. Dan mungkin kita juga butuh beberapa potong baju takutnya lama."

"Benar juga apa yang kamu katakan, mama akan bawa tas besar isi perlengkapan kita saat dalam perjalanan mencari kekasihmu itu."

"Iya ma, terima kasih sudah peduli dan tidak menghakimi perbuatanku dan Zura." Ucap Garvin tulus.

"Tentu saja, mama ingin kamu hidup bahagia dengan pilihanmu. Mama juga ingin segera meminang cucu."

Hari itu juga, Garvin mencari jejak kekasihnya bersama sang mama. Dengan modal alamat yang diambil dari website kampus, Garvin menuju rumah orang tua Zura yang ada di kampung kota sebelah.

Setelah menempuh perjalanan hampir tiga jam, karena Garvin melajukan kendaraannya dengan kecepatan sedang. Kini mereka sudah berada di depan pintu.

Tok tok tok

"Assalamu'alaikum." Ucap salam mama Kalynda nyaring.

"Apa benar ini rumahnya, kenapa sepi sekali." Tanya mama Kalynda.

"Seharusnya benar, karena sesuai alamat."

"Mungkin mereka sedang istirahat, kita datangnya di jam tidur siang."

"Tunggu sebentar ma, coba ketuk ulang. Mungkin suara mama kurang kencang tadi." Ucap Garvin mencibir.

"Heh... Kamu ini, disaat seperti ini masih bisa mencemooh mama."

Kriet...

"Siapa ya?" Tanya ibu Yuliana sepertinya memang bangun tidur.

"Maaf, bolehkah kami masuk dahulu. Ada yang perlu kami bicarakan. Terutama dengan suami ibu." Ucap mama Kalynda menatap penuh arti.

"Oh iya, silahkan masuk. Rumah kami berantakan." Ucap ibu Yuliana.

1
Patri Behel
Kecewa
Patri Behel
Buruk
𝐈𝐬𝐭𝐲
ceritanya bagus dan sangat menarik
Erchapram: Terima kasih kakak.
total 1 replies
𝐈𝐬𝐭𝐲
kalo lu cerita ma garvin pasti dia bakalan nolong lu zura
𝐈𝐬𝐭𝐲
kok Zura bego bgt ya mau² saja, bukanya nolak atau pergi dri rumah🤦‍♀️
Erchapram
Terima kasih buat yang sudah support karya Othor, dengan memberikan like. Kalau boleh bantu subscribe dan beri ulasan bintang limanya. Terima kasih.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!