Menikah mungkin di inginkan bagi semua orang.
Tapi tidak dengan gadis ini, yang tiba-tiba di seret oleh seorang laki-laki tampan. di paksa menikah dengannya. karena perjanjian dari ibunya secara diam-diam menginginkan jika anaknya segera menikah, untuk menyambung hidup lebih baik.
di statusnya yang masih sekolah. dengan terpaksa ia menikah dengan tuan muda tampan dari pemilik perusahaan terkenal Morgan Group.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Imas Gustina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kuman
"Ada apa panggil aku" Tanya Salsa jutek.
"Kamu kemana saja? Mana baju aku, kamu sudah siapkan belum dan Sepatu aku sudah kamu semir hitam kan?" tanya Devid dengan tatapan dinginnya.
Salsa mengerutkan keningnya. Kapan dia nyuruh aku, lagian dari tadi dia diam bangunkan aku langsung pergi gitu saja, tanpa ada perintah sama sekali keluar dari mulutnya, aneh ini orang. Gumamnya dalam hati.
Salsa tersenyum samar, "Eh.. ini baru aku mau mulai ambilkan, dan semua baru aku mau kerjakan." ucapnya, penuh rasa kesal, namun tak berani menujukkan padanya. Lagian kalau cari gara-gara di rumah ini dengannya, bisa mati kutu. Semua orang pasti membelanya dan menghakiminya.
Devid berjalan mendekati Salsa perlahan, Salsa yang mengira dia berbuwat macam-macam, ia berjalan mundur menghindari Devid hingga tubuhnya bersandar di tembok. "Gawat aku kepepet lagi! Apa yang harus aku lakukan sekarang.. Oh. Tuhan .. Semoga dia tidak macan-macam lagi denganku." gumam Salsa.
"Kamu dari mana saja, udah jam segini belum menyiapkan semuanya. ada seseorang yang memberi tahu aturan di tempat ini sebagai istri bukan?" Tanya Devid mendekatkan wajahnya dengan ke dua tangan masih bersandar di tembok. Salsa yang merasa keolpepet, ia tak bisa bernapas lega, jika wajah Devid terlalu dekat dengannya, bahkan hembusan napas beratnya juga terasa jelas, ia mencoba menurunkan badannya duduk jongkok menghindari Devidn yang semakin dekat sekana mau menciumnya.
Devid beranjak duduk jongkok menatap Salsa. "Kamu mau kabur kamana?" tanya Devid.
Salsa tersenyum semringai, menatap Devid jongkok di depannya. "He.. he. aku hanya ingin duduk di lantai"ucapnya beralasan, ia mulai duduk di lantai dengan kaki sembujur.
"Berdiri!!" Bentak Devid. "Gak usah banyak alasan"Lanjutnya.
Salsa mengerutkan bibirnya dan mulai beranjak berdiri. "Kenapa kalau di rumah ia terlihat sangat garang, dan tak menunjukan wajah lugunya seperti di Vila. yang bisa seenaknya ia suruh-suruh apapun. sekarang mau menyuruh dia rasanya ragu. Melihat wajahnya yang sensitif"gumam Salsa, menatap wajah Devid mengamati garis lekuk wajahnya detail dengan ke dua tangan bersendekap.
"Kamu lihat apa?" tanya Devid kesal.
"Kenapa kamu jadi aneh?" tanya Salsa bingung.
Devid menatap detail bajunya dari bawah, ia merasa tak ada yang aneh. Cuma memang dia belum memakai jasnya.
"Aneh kenapa?" tanya Devid mendekatkan wajahnya.
"Jangan dekatkan wajahmu!! Aku bisa alergi, nanti."ucap Salsa mengejek, mendorong wajah Devid menjauh dari hadapanya.
Devid menepis tangan Salsa, mencengkramnya erat.
"Apa kamu bilang, alergi. Emangnya aku kuman?"Ucap Devid kesal, menatap semakin tajam, ke arah Salsa. Seolah ia mendapatkan mangsa baru untuk diterkam habis-habisan.
Salsa menggerakkan kepalanya, menarik ke dua alisnya ke atas.
"Emang kamu kuman, kuman aneh yang bisa berganti-ganti wajah"Jawabnya dengan tatapan mengejek.
Devid mengertakkan giginya menahan emosi gara-gara Salsa, yang tak pernah berhenti membuat ia semakin kesal tiap hari. "Kenapa kamu marah?" lanjut Salsa dengan tatapan semakin mengejek.
"Siapa yang marah, kalau aku kuman aku bisa menempel di tubuh kamu kapan saja. termasuk sekarang, "Ucap Devid senyum menggoda, menarik tangan Salsa menuju ke kemarnya yang tak jauh dari tempat ia berdiri.
"Lepaskan aku, kamu mau bawa aku kemana?" tanya Salsa yang terus meronta mencoba melepaskan tangannya.
"Bukannya kamu yang mulai, jadi kamu harus rasakan"ucap Devid. "Aku akan tunjukan padamu kuman yang sebenarnya.".
Ia menjatuhkan tubuh Salsa ke atas ranjang putih, dan mulai menyangga tubuhnya dengan ke dua tangan di ranjang tepat di atasnya dengan pandangan tertuju pada Salsa. "Kamu akan tahu gimana rasanya alergi pada kuman, beneran."ucap Devid yang mulai mencium leher Salsa membuatnya geli , dan tubuhya terus meronta. Namun kakinya tak bisa bergerak di kunci dengan ke dua kakinya.
"Lepaskan aku laki mesum!!" ucap Salsa mencoba menghindari ciuman Devid yang semakin membuat ia geli.
Devid tak menghiraukan ucapannya ia segera, meneruskan niatnya dan menjalar ke tubuh Salsa. "Sialan ini laki, bikin aku geli" gumamnya dalam hati.
"Diamlah dan nikmati gimana rasanya kuman beraksi di tubuhmu"Bisik Devid. "Nanti kamu akan menadapatkan alergi yang luar biasa dalam waktu 9 bulan, perutmu mulai membuncit" Salsa yang polos itu gak tidak mengerti dengan apa yang di maksud Devid.
Salsa terus meronta namun tubuh mungilnya seakan, tak berdaya melawan tubuhnya. "Lepasin aku, atau aku akan teriak sekarang"ucap salsa mengancam.
"Teriak saja sesukamu, disini kamu ini istriku tidak aka ada yang perduli dengan teriakanmu. Bagi mereka itu wajar karena mdlakukan hal itu terasa sakit jadi ada teriakan darimu menbuat mereka senang, bisa dapat hadiah cucu dari kuman seperti aku" goda Devid.
Salsa merasa sangat kesal, ia mengumpulkan semua kekuatanya mendorong keras tubuh Devid, lalu di tambah menendang perutnya hingga ia terulsungkur ke lantai.
"Aku gak bakalan mau punya anak dari kamu, ih amit-amit"gumamnya terus memukul pelipisnya. Seolah jijik jika mendapatkan sebuah anak dari Devid.
"Emang kenapa kamu gak mau?" tanya Devid yang masih meringis kesakitan memegang perutnya.
"Punya anak dari lelaki mesum seperti kamu, mendingan aku gak punya anak. lagian aku masih sekolah. dan Besok senin aku juga sudah mulai sekolah."Gumamnya.
"Siapa yang izinin kamu sekolah, kamu sekarang menerima pelajaran homeschooling, dan tidak ada yang mengizinkan kamu keluar dari sini jika bukan perintah dariku. Karena yang berkuasa di rumah ini adalah aku." jelasnya tegas.
"Terserah kamu, ku tetap sekolah tanpa perdulikan larangan dari kamu. lagian di surat perjanjian tidak ada larangan aku keluar rumah. Dan aku ingatkan kamu biar kamu gak lupa. Aku itu hanya istri sementara kamu gak lebih"gumam Salsa mendekatkan wajahnya ke arah Devid yang masih duduk di lantai.
"Emang gak ada di peraturan surat perjanjian, tapi baru saja jam ini, detik ini, menit ini peraturan itu di buat secara lisan oleh Tuan Devid." ucapnya lantang pada Salsa di depannya.
Hingga mereka tak sadar duduk berdampingan di lantai. Dengan pandangan saling menatap.
"Aku tuh sudah bilang aku gak mau, teman-temanku sekolah lebih penting dari pada perjanjian kamu. Lagian surat perjanjian itu gak ada, dan tanpa persetujuan dariku. Lagian pasti kengen entar denganku"gumamnya beralasan.
"Ya sudah terserah kamu, kalau kamu gak mau nurut, aku akan bilang pada semua teman kamu kalau kamu sudah menikah" ancam Devid, mendekatkan wajahnya.
"Mau kamu sebenarnya apa?" tanya Salsa menatap tajam ke arah Devid.
"Simple mau aku itu, kamu nurut apa kataku?" gumam Devid.
"Ok, Baiklah!!"ucap Salsa beranjak berdiri.
