Namanya Laura, dia masih perawan, namun pekerjaannya ada di Lingkaran Setan.
Sebuah Club malam, yang mewah mau mempekerjakannya. Tugasnya memang sederhana, namun berat untuk di lakukan, Laura hanya akan duduk dan tidak di perbolehkan untul di sentuh oleh semua yang memesannya.
Tugas Laura, hanya akan menemani dan menuangkan Alkohol pada gelas para pria-pria beruang yang mencari kesenangan di Club Mewah tersebut. Mereka pun mendapatkan sebutan “Pelanggan Vip.”
Namun, tidak sedikit dari para pria kaya itu yang menginginkan Laura, karena Laura yang masih muda dan sangat cantik. Semua pria pun mabuk tergila-gila pada Laura bahkan sebelum minum mereka sudah mabuk dengan kecantikan Laura.
Pada akhirnya Laura akan membangkitkan Gangters-Gangster besar yang sudah lama bermusuhan dan melakukan gencatan senjata kembali memanas.
Di tambah dengan kebenaran asal usul Laura. Hingga membuat Laura harus menjadi budak nafsu untuk salah satu Ketua Gangster.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Newbee, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 28
Melihat ketakutan dan kekhawatiran Laura, Norris menjadi tambah tidak tega. Apalagi Laira yang cantik terlihat begitu sangat kasihan layaknya kelinci yang kedinginan.
"Mari saya temani, kita harus bergegas karena pesawat sebentar lagi akan lepas landas."
Norris pun berjalan bersama Laura masuk ke dalam bandara dan langsung menuju Gate dimana Pesawat akan terbang ke Kamboja.
Saat itu sudah panggilan terakhir, dan Norros menunjukkan jalannya, bahwa Laura hanya perlu masuk dan mengikuti garbarata.
"Masuklah, kau akan sampai di Kamboja." Kata Norris.
"Tuan Norris, saya sangat ber terimakasih atas bantuan anda, saya sangat berhutang budi pada anda." Kata Laura.
"Jangan seperti itu Nona Laura, ini sudah tugas dan kewajiban saya sebagai kepala polisi." Kata Norris.
Laura mengangguk dan kemudian ia masuk ke dalam, sekali Laura membalikkan tubuhnya dan melihat ke arah Norris, kemudian Norris melambaikan tangannya pelan dan tersenyum.
"Aku akan menyusulmu..." Kata Norris kemudian.
Laura tersenyum dan melambaikan tangan dengan malu-malu.
Saat itulah Norris merasakan bahwa Laura adalah wanita yang luar biasa cantik saat tersenyum.
Kemudian Laura pun hilang dan sudah masuk ke dalam pesawat, sedangkan Norris masih menunggu di dekat jendela besar hingga pesawat tersebut pun perlahan-lahan mulai mundur dan mengambil jalur untuk penerbangan.
Laira sendiri berjalan seperti orang hilang, salah satu pramugari langsung menyapa dan mendatanginya.
"Nona Laura? Tuan Norris memberitahu kami, ansa adalah saksi yang harus di lindungi, jadi identitas anda dan jadwal penerbangan anda sangat rahasia." Kata pramugari tersebut dengan suara pelan.
Laura hanya mengangguk pelan, ia tahu Norris sudah mengaturnya.
"Mari, tempat duduk anda ada di bagian kelas ekonomi, ada di belakang." kata pramugari tersebut mengantar Laura.
Kemudian Laura mengekor dan sampailah mereka di tempat duduk berderet.
"Silahkan." Kata pramugari itu.
"Terimakasih." Laura kemudian duduk.
Saat itu 3 kursi kosong dan hanya Laura yang duduk di sana tepat di samping jendela pesawat.
"Pesawat akan lepas landas, silahkan memakai sabuk pengaman dan jendela tetap di buka." Kata pramugari dengan ramah.
"Baik terimakasih." Kata Laura.
Kemudian Laura memakai sabuk pengamannya dan menguncinya.
Laura sangat takut menaiki pesawat, namun ia lebih takut pada Aaron, hingga ia bisa dengan cepat melupakan bahwa sebenarnya saat naik pesawat rasanya Laura ingin turun saja, ia tak mau naik pesawat.
Semua itu di sebabkan karena Laura begitu takut dengan Aaron, hingga melupakan bahwa dirinya juga takut naik pesawat.
Laura mengepalkan tangannya, dan menutup mata sembari berdoa, saat pesawat mulai berjalan mengambil haluan, saat itulah ada seseorang yang duduk di samping Laura.
Laura pun reflek membuka matanya dan melihat siapa yang duduk di sampingnya.
Melihat siapa yang sudah duduk di sampingnya, tubuh Laura langsung menegang, ia lupa ketakutannya pada pesawat dan lebih takut pada sosok yang duduk di sampingnya.
Tangan Laura dengan gemetar ingin melepaskan sabuk pengaman tersebut namun denganmcepat tangan besar yang kekar itu menggenggam tangan Laura yang kecil.
"Duduklah dengan tenang, pesawat akan lepas landas." Kata Aaron dengan wajah datar sekalipun dingin.
Seketika tubuh Laura pun bergidik dan gemetar, ia seperti ingin pingsan, Laura merasa sedang di ujung jurang, ketakutan karena menaiki pesawat dan ketakutannya karena Aaron tiba-tiba ada di samlingnya.
"Ba... Bagaimana..." tanya Laura bingung.
"Bagaimana aku bisa menemukanmu dan duduk di sini?" Tanya Aaron meneruskan kalimat Laura.
Laura diam.
"Penumpang tujuan Kamboja sedikit, jadi sangat mudah menemukanmu." Kata Aaron.
"Tapi Tuan Norris dan para polisi..."
"Aku tidak melewati jalan yang kau lewati, aku memiliki kekuasaanku sendiri, bahka jika aku mau, pesawat ini bisa ku perintahkan untuk memutar balik ke Negara Mex." Kata Aaron dengan berbisik dengan sedikit amarah di intonasi suaranya.
Laura bergidik, dan saat itu pesawat pun lepas landas dafi bandara Negara Mex.
Laura dengan spontan memegang tangan Aaron dan mencengkramnya, ia sangat takut.
Aaron kemudian menempelkan mulutnya di telinga Laura.
"Mau ke bantu melemaskan keteganganmu?" bisik Aaron.
Kemudian tangan Aaron hendak merayap ke dalam gaun Laura, namun tiba-tiba seorang pramugari datang menyapa.
"Tuan Aaron..."
Aaron nampak kesal dan melihat dengan dingin, ia juga menarik tangannya mundur.
"Ya."
"Tempat duduk anda ada di depan, di kelas bisnis." Kata pramugari itu.
"Kau pakai saja. Aku ingin duduk di sini, lagi pula tak ada penumpang lain di sini selain kami, aku anggap di sini juga kelas bisnis." Kata Aaron.
"Ba... Baik Tuan." kata pramugari itu dan pergi dengan wajah aneh karena merasa malu.
Aaron kemudian melihat ke arah Laura, saat itu Laura masih tegang, dan Aaron ingat kembali bagaimana Laura tinggal di tempat seperti kandang hewan.
"Berikan tanganmu." Kata Aaron.
Laura melihat dengan wajah takut.
"Apa harus ku ulangi?" Tanya Aaron dengan dingin.
Laura pun memberikan tangannya yang sebelah kanan. Kemudian Aaron memijit bagian punggung tangan Laura dan perlahan, dan membelai tangan itu.
Tangan Laura begitu dingin dan berkeringat, karena sakit takutnya.
"Tarik nafas pelan dan hembuskan pelan." Kata Aaron.
Laura mengikuti arahan Aaron, sedang Aaron masih memijit dan membelai lembut tangan-tangan Laura.
"Bayangkan saja sebentar lagi kau akan sampai di Kamboja dan terbebas dari ku, kau bisa hidup tenang di sana dengan harta berlimpah milik kakekmu." Kata Aaron.
"Ta... Tapi anda ada di sini."
"Anggap saja aku tidak ada di sini." Kata Aaron.
Laura menutup mata dan melakukan apa yang Aaron perintahkan, saat Laura menutup mata, dan Aaron melihat wajah Laura yang memiliki bulu mata lentik, hidung mancung, bibir merah ranum, dan wajah yang sangat cantik, bahkan memiliki kulit putih sebening susu dan selembut sutra, Aaron hampir tak percaya bahwa Laura hidup di kandang hewan itu.
"Laura..." Panggil Aaron dengan suara yang lebih tenang.
Laura pun membuka mata, ia masih merasakan sentuhan lembut tangan Aaron.
"Kau tinggal dimana selama ini?" Tanya Aaron.
"Saya? Sebelum tinggal di mansion anda?" tanya Laura.
Aaron mengangguk, ia juga masih membelai dan memihat pelan tangan Laura.
"Awalnya saya tinggal dirumah ayah saya, namun ketika ayah meninggal, semua uang dan rumah ayah habis untuk berjudi paman, bibi, serta sepupu saya, hingga akhirnya saya putus sekolah, dan pindah ke kota, lalu saya tinggal di kontrakan kecil yang hanya memiliki 2 kamar, namun karena uang menipis dan habis untuk berjudi, kami pindah ke sebuah wilayah perbatasan, tanahnya gersang dan sangat kotor, rumah-rumah itu terbuat dari sambungan-sambungan kayu atau seng-seng yang sudah usang... Lalu..."
"Cukup." Kata Aaron.
Laura kemudian melihat pada Aaron.
Namun, pandangan mata Aaron tertuju pada kedua tangan Laura yang sedang ia pijat, sedangkan Laura sendiri tak mengerti arti dari pertanyaan Aaton, kenapa Aaron menanyakan hal itu.
Bersambung~