Demi hidup ayahnya Ruby rela menjadi istri Rai sang big bos mafia yang dingin dan kejam namun siapa sangka di balik sikapnya yang dingin dan kejam ternyata Rai adalah seorang yang manja dan juga sangat pencemburu. Mampu kah Rai meyakinkan Ruby tentang cinta nya?
Di tambah dengan Kisah Ken dan Kiran serta Dylan dan Dasya semakin memperlengkap keluarga Klan Loyard, bersama-sama mereka menjalani kehidupan dalam keluarga Klan Loyard yang menjadi mafia terbesar yang di pimpin oleh Regis.
Ini lah kisah cinta para Big Boss pemimpin Klan Loyard.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizca Yulianah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hari Yang Kacau
Ruby berlari tak tentu arah, yang dia tau hanya ingin pergi sejauh mungkin dari tempat ini. Kemarahannya benar-benar di ambang batas.
Langkahnya terhenti saat dia sampai di tepi hutan. Dia tidak mungkin melanjutkannya lagi atau dia akan tersesat di dalam hutan.
Ruby jatuh terduduk, nafasnya tak beraturan. Bercampur di antara isak tangisnya dia berteriak memecah kesunyian tempat yang sepi itu.
“ Hei dasar brengsek, kau bocah sialan !!! “ Teriaknya.
Dia membenamkan wajahnya di antara lutut. Menangis sampai dadanya terasa lega.
💔💔💔💔💔
Rai mencoba menghubungi Ruby tapi ternyata ponselnya ada dikamar, hari semakin sore dan dia belum kembali. Rai memerintahkan para pengawalnya mencari Ruby dan jangan menimbulkan keramaian.
Dia tidak menyangka Ruby akan melihatnya seperti itu, hatinya merasa kecewa dengan kecerobohannya.
Para pengawal itu melapor telah mencari ke semua penjuru resort namun hasilnya nihil.
Matahari hampir terbenam.
Ruby terbangun dari tidurnya. Dia menangis sampai tertidur. Hari sudah sore dia beranjak pulang.
Tubuhnya yang penuh dengan pasir dan wajahnya yang kacau bukan pemandangan yang indah, matanya sembab karena terlalu lama menangis.
Perlahan mulai di lihatnya lampu resort yang berwarna warni menghiasi tepi pantai. Tenaganya terkuras habis, dia ingin segera kembali ke kamarnya dan beristirahat.
Dia membuka pintu kamarnya, gelap. Pertanda tidak ada orang didalam. Dia membiarkan ruangan itu tetap gelap, dan segera menuju kamar mandi.
Setelah membersihkan diri dia mengambil baju tidur dengan asal dan segera tidur, menutup seluruh tubuhnya dengan selimut. Dia ingin tidur tanpa berfikir lagi.
Ruby terbangun saat dia mendengar suara pintu dibuka, tapi dia tetap berada dalam selimutnya.
Rai masuk dan mendapati kamar masih dalam keadaan gelap yang artinya Ruby belum kembali, dia menyalakan lampu dan terkejut melihat gundukan di atas kasur yang tertutup selimut. Dia segera menariknya dan melihat Ruby berbaring disana.
“ Hei gadis bodoh, darimana saja kau ? “ Teriaknya.
Ruby tidak menjawab dan tetap berpura-pura tidur.
“ Aku tau kau pura-pura tidur, bangun lah sebelum kemarahan ku meledak “ suaranya melunak. Tapi Ruby tetap memejamkan matanya.
Rai meraih tangan Ruby, dia terkejut, tangan yang mungil itu panas. Dia segera menyentuh kening Ruby, dia demam. Ruby menepis tangan Rai, dia merasa jijik dengannya.
“ Hei bodoh kau demam ? “ Tanya Rai khawatir, dia merasa bersalah. Ruby membuang wajahnya.
“ Ayo ke rumah sakit “ Ajak Rai, menarik Ruby agar bangun dari tempat tidurnya.
Sekali lagi Ruby menepis tangannya, menatap tajam Rai.
“ Kenapa ? Kau takut karena babysittermu ini sakit atau kau takut babysittermu ini tidak bisa merawatmu lagi ? “ Ketus Ruby, kemarahan mulai menguasainya.
“ Tunda saja dulu pertengkaran ini, setelah kau sehat baru kita lanjutkan “ Rai menarik tangan Ruby lagi.
“ Kau jangan pernah menyentuhku lagi “ Dengan kasar Ruby menepis tangan Rai.
“ Hei gadis bodoh, berani sekali kau, aku ingatkan sekali lagi... “ Nada ucapan Rai mulai meninggi.
“ Apa ? Mengancam akan melepas alat-alat ditubuh ayahku ? Yang kau lakukan hanya bisa mengancam. Apa menyenangkan bagimu ? Bisa membuat seseorang mematuhi mu karena terpaksa. Aku selesai disini, aku akan meminta cerai dari mu “ Ruby memotong ucapan Rai.
Kata-kata cerai membuat Rai hilang kendali, dia mencengkram baju Ruby, menariknya paksa agar mendekat padanya.
“ Jangan bermimpi, sampai kapan pun aku tidak akan melepaskanmu, meskipun ayahmu mati akan ku buat kau tetap berada di sampingku “ Ucap Rai lirih di hadapan Ruby.
“ Aku tidak tertarik denganmu, tidak dulu, tidak sekarang, juga tidak di masa depan “ Balas Ruby tak kalah ketusnya, dia mendorong tubuh Rai menjauh. Turun dari tempat tidur dan Berjalan meninggalkannya.
“ Apa karena Lucas ? “ Tanya Rai kemudian.
“ Bukan urusanmu “ Balas Ruby.
“ Hahaha... Kau percaya dia benar-benar menyukaimu, hei gadis bodoh sadarlah, dia hanya mendekatimu untuk balas dendam kepadaku, kau hanya alatnya “
“ Jaga ucapanmu, kau pikir dia sama seperti mu, yang ku lihat disini hanya kau lah satu-satunya yang pendendam “
“ Pergilah tanyakan padanya, aku akan dengan senang hati menerima mu kembali “
“ Kalau aku kembali lagi pada mu itu artinya aku otak udang “ Ruby pergi meninggalkan kamarnya dengan membanting pintu.
Dia ingin pergi mencari Lucas, tidak percaya apa yang dikatakan Rai, tapi ucapannya terus menganggunya. Dia menuju restoran, perutnya lapar sekali. Sekilas dia melihat Lucas dan Vivianne duduk disudut restoran, mereka terlihat sedang berdebat. Ruby mendekati mereka.
“ Aku ingin menghentikan ini “ Lucas terlihat sedikit emosi.
“ Tidak bisa, kau belum berhasil membuat Ruby jatuh cinta “ Balas Vivianne.
“ Justru karena aku menyukainya, aku ingin berhenti. Aku akan mengejarnya tanpa perjanjian apapun denganmu “
“ Lakukan apa saja sesukamu, bagiku yang terpenting Rai dan dia berpisah “ jawab Vivianne acuh.
“ Perjanjian apa ? “ Tanya Ruby mengagetkan mereka berdua.
Lucas terkejut tapi tidak dengan Vivianne, dia sangat santai dan merasa tidak bersalah.
“ Ruby aku bisa menjelaskannya “ Lucas terbata-bata.
“ Apa kau mendekatiku untuk balas dendam ? “ Tanya Ruby seperti yakin pertanyaannya ini tepat sasaran. Lucas hanya diam.
“ Cih sepertinya aku benar, aku sempat salah menilaimu, aku kira kau orang yang berbeda dari anak-anak kaya manja itu, ternyata kau sama busuknya. Menggunakan orang lain untuk balas dendam ? Kau kira ini permainan ? “ emosi Ruby mulai menguasainya.
“ Ruby aku akan menjelaskan “ Lucas meraih tangan Ruby. Dia menepisnya dengan kasar.
“ Asal kau tau aku tidak akan melepaskan Rai “ Tanpa sadar Ruby mengucapkan itu, dia hanya asal bicara.
Kata-kata itu membuat Vivianne yang dari tadi menonton merasa marah, dia melayangkan tangannya akan menampar Ruby, tapi Ruby menahannya.
“ Berani-beraninya kau pelayan rendahan “ emosi Vivianne tak terkendali.
Dengan cepat Ruby memutar tangan Vivianne dan memelintirnya, menyentuh belakang kepala Vivianne dan mendorong membenturkan wajah Vivianne dengan keras ke meja makan restoran. Menahannya disana sampai Vivianne tidak bisa bergerak. Vivianne berteriak kesakitan.
“ Kau terlalu sibuk bermain ratu-ratuan sampai lupa bahwa dunia tak seindah dongeng “ ucap Ruby lirih di telinga Vivianne dan semakin kuat menekan tubuhnya.
“ Akan aku adukan perlakuan mu ini pada Rai, dia akan lebih percaya padaku, aaarrgghh “ Vivianne berusaha melawan, tapi tenaga Ruby terlalu kuat. Vivianne sadar dia tidak akan bisa menang melawan gadis pemegang sabuk hitam taekwondo itu.
“ Silahkan saja, dan mari kita lihat sehebat apa kekuatan nama Loyard. Aku Ruby J Loyard, nyonya dari pemimpin Klan Loyard akan membuatmu di tendang pergi dari Klan “ Bisik Ruby balik mengancam.
Dia melepaskan kuncian Vivianne dan pergi dari restoran, sudah tidak peduli lagi pada semua mata orang-orang yang menatapnya seakan menangkap sebuah kesalahan darinya. Lucas berlari mengejar Ruby.
“ Tunggu Ruby aku bisa jelaskan “ Lucas menarik tangannya membuat Ruby berhenti.
“ Lepaskan tanganmu “ ketus Ruby melirik tangan Lucas yang memegang tangannya.
“ Awalnya aku memang hanya akan menjadikanmu alat balas dendam, kemudian aku sadar aku jatuh cinta padamu, aku akan mundur, tapi saat tau bahwa pernikahanmu dengannya hanya sebuah kesepakatan, aku tidak akan menahan diri lagi, aku ingin memiliki mu “ jelas Lucas.
“ Hei lepaskan tangan mu darinya “ suara Rai tiba-tiba. Ruby dan Lucas terkejut melihatnya.
“ Aku tidak akan melakukannya, aku tau pernikahan kalian hanya sebuah kesepakatan “ Lucas menjawab.
“ Entah itu kesepakatan atau tidak, aku rasa tidak ada urusannya denganmu “ Rai mendekat dan memeluk pundak Ruby.
“ Lepaskan sebelum aku menggila “ ancamnya lagi dengan sorot mata menyeramkan. Lucas melepaskannya. Rai membawa Ruby pergi.
Hari yang penuh kekacauan membuat Kepala Ruby berdenyut nyeri, matanya berkunang-kunang, dia jatuh pingsan. Rai yang sedari tadi memeluknya kemudian menggendongnya pergi ke kamar.
Maafkan aku Ruby, kata hati Rai.
[ flashback On ]
Rai berjalan menuju kamarnya setelah Ruby pergi meninggalkannya dengan Ignes.
Ignes yang merasa Rai mengacuhkannya, mengikuti Rai.
" Rai tunggu... kenapa kau masih tetap sedingin ini ? " Ignes meminta penjelasan Rai.
" Pergilah, aku tidak ingin melihatmu " Rai mengusir Ignes.
Dia membuka pintu kamarnya, dan Ignes menerobos masuk.
" Apa 3 tahun sama sekali tidak berarti apa-apa untukmu ? " Ignes bertanya, nada suaranya tercekat.
" Tidak " Jawab Rai dingin.
Ignes yang marah mendorong Rai jatuh terduduk di sofa, dengan cepat naik keatas pangkuan Rai dan menciumnya secara paksa.
Tanpa disadari Ruby telah berdiri di depan pintu dan melihat adegan itu. Rai terkejut tapi tidak dengan Ignes. Ruby berbalik dan meninggalkan ruangan. Rai yang ingin mengejarnya tertahan oleh Ignes.
" KELUAR KAU SEKARANG !!! " Rai membentak Ignes, dia ketakutan dan segera meninggalkan kamar Rai.
[ Flashback Off ]